Monday, September 04, 2017

Sahabat Setia

Bacaan: 2Timotius 1:15-18
NATS: Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran (Amsal 17:17)

Salah seorang kerabat saya terkena stroke, sehingga ia memerlukan bantuan untuk berjalan. Ia juga tidak bisa mengingat kejadian-kejadian yang baru saja dialaminya. Suatu hari, istri saya Ginny menyarankan agar kami mengajaknya keluar untuk makan malam. Saya ragu apakah itu perlu, karena setelah itu ia tidak akan mengingat apa yang telah kami lakukan. Ginny berkata, "Ketika kita bersamanya, ia akan tahu bahwa kita mengasihinya." Benar sekali!

Kita semua ingin mengetahui bahwa kita dikasihi. Saya teringat jawaban dari seorang jompo berusia 90 tahun yang tidak pernah ke luar rumah, ketika saya menanyakan kabar cucu-cucunya. Ia berkata, "Tidak tahu. Saya tidak pernah melihat mereka."

Rasul Paulus terkunci di dalam penjara bawah tanah yang lembab di Roma, menanti hukuman mati. Ia merasa menderita karena teman-temannya telah meninggalkannya. Namun, ia sangat bersyukur karena persahabatannya dengan Onesiforus!

Orang ini meninggalkan keluarga dan pelayanannya yang aktif di Efesus untuk menemani Paulus. Ketika tiba di Roma, dengan cermat ia mencari tempat Paulus dipenjarakan (2 Timotius 1:17). Dan ia dengan berani mengunjungi Paulus berkali-kali. Tentang Onesiforus Paulus berkata, "[Ia] berulang-ulang menyegarkan hatiku. Ia tidak malu menjumpai aku di dalam penjara" (ayat 16).

Ingatlah, "Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu", khususnya di waktu kesukaran (Amsal 17:17). Seperti Onesiforus, marilah kita berkomitmen untuk setia kepada sahabat-sahabat kita --Herb Vander Lugt

KESUKARAN ADALAH UJIAN BAGI PERSAHABATAN SEJATI

Sumber : Pdt Bambang Soebowo, GBI Eben Haezer - Jl. K.H.Wahid Hasyim no.67 - Jakarta Pusat

Popular Posts