Tuesday, August 04, 2009

Carilah Hikmat Seperti Mencari Perak

CARILAH HIKMAT SEPERTI MENCARI PERAK

Perak adalah logam mulia. Andaikata kita diberi kebebasan mencari perak di tambang perak tentu akan berebut. Tetapi di sini kita diperintahkan mencari hikmat seperti mencari perak. Mari berebut.

Untuk memperoleh hikmat perlu mencarinya.

Amsal 4:1-27 – “Dengarkanlah, hai anak-anak, didikan seorang ayah, dan perhatikanlah supaya engkau beroleh pengertian,

4:2 karena aku memberikan ilmu yang baik kepadamu; janganlah meninggalkan petunjukku.

4:3 Karena ketika aku masih tinggal di rumah ayahku sebagai anak, lemah dan sebagai anak tunggal bagi ibuku,

4:4 aku diajari ayahku, katanya kepadaku: "Biarlah hatimu memegang perkataanku; berpeganglah pada petunjuk-petunjukku, maka engkau akan hidup.

4:5 Perolehlah hikmat, perolehlah pengertian, jangan lupa, dan jangan menyimpang dari perkataan mulutku.

4:6 Janganlah meninggalkan hikmat itu, maka engkau akan dipeliharanya, kasihilah dia, maka engkau akan dijaganya.

4:7 Permulaan hikmat ialah: perolehlah hikmat dan dengan segala yang kauperoleh perolehlah pengertian.

4:8 Junjunglah dia, maka engkau akan ditinggikannya; engkau akan dijadikan terhormat, apabila engkau memeluknya.

4:9 Ia akan mengenakan karangan bunga yang indah di kepalamu, mahkota yang indah akan dikaruniakannya kepadamu."

4:10 Hai anakku, dengarkanlah dan terimalah perkataanku, supaya tahun hidupmu menjadi banyak.

4:11 Aku mengajarkan jalan hikmat kepadamu, aku memimpin engkau di jalan yang lurus.

4:12 Bila engkau berjalan langkahmu tidak akan terhambat, bila engkau berlari engkau tidak akan tersandung.

4:13 Berpeganglah pada didikan, janganlah melepaskannya, peliharalah dia, karena dialah hidupmu.

4:14 Janganlah menempuh jalan orang fasik, dan janganlah mengikuti jalan orang jahat.

4:15 Jauhilah jalan itu, janganlah melaluinya, menyimpanglah dari padanya dan jalanlah terus.

4:16 Karena mereka tidak dapat tidur, bila tidak berbuat jahat; kantuk mereka lenyap, bila mereka tidak membuat orang tersandung;

4:17 karena mereka makan roti kefasikan, dan minum anggur kelaliman.

4:18 Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari.

4:19 Jalan orang fasik itu seperti kegelapan; mereka tidak tahu apa yang menyebabkan mereka tersandung.

4:20 Hai anakku, perhatikanlah perkataanku, arahkanlah telingamu kepada ucapanku;

4:21 janganlah semuanya itu menjauh dari matamu, simpanlah itu di lubuk hatimu.

4:22 Karena itulah yang menjadi kehidupan bagi mereka yang mendapatkannya dan kesembuhan bagi seluruh tubuh mereka.

4:23 Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.

4:24 Buanglah mulut serong dari padamu dan jauhkanlah bibir yang dolak-dalik dari padamu.

4:25 Biarlah matamu memandang terus ke depan dan tatapan matamu tetap ke muka.

4:26 Tempuhlah jalan yang rata dan hendaklah tetap segala jalanmu.

4:27 Janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, jauhkanlah kakimu dari kejahatan.

Judul dari Amsal 4 seluruh judul ini adalah “Nasihat untuk mencari hikmat“ hal ini menunjukkan bahwa hikmat adalah penting untuk kehidupan, sehingga Tuhan menganjurkan kepada kita agar kita mencari hikmat

1. Dimulai dari mendengar didikan

Amsal 4:1-2 Dengarkanlah, hai anak-anak, didikan seorang ayah, dan perhatikanlah supaya engkau beroleh pengertian,

4:2 karena aku memberikan ilmu yang baik kepadamu; janganlah meninggalkan petunjukku.

Apabila didikan seorang ayah didengar oleh anak, anak itu akan memperoleh pengertian akan kehidupan ini.

Ayah mendidik adalah dengan maksud untuk memberi ilmu yang baik kepada anaknya, dengan memberi petunjuk-petunjuk.

Mencari hikmat harus dimulai dari mendengar didikan sang ayah. Hal ini menunjukkan peran seorang ayah di dalam keluarga, bahwa sang ayah bukannya pencari nafkah saja, tetapi sang ayah juga berperan sebagai seorang pendidik.

Peran anak adalah mendengar dan memperhatikan dan memegangnya. Melalui hikmat yang ada pada kita, kehidupan kita akan terjaga. Ayah, bunda, bapak, ibu, masih adakah waktu bagi anak-anak kita, permata hati kita? Masih adakah waktu untuk bertutut kepada anak-anak kita hal-hal yang berguna untuk kehidupan?

a. Ayah dan ibu berperan serta di dalam mendidik dan mengajar anak-anakNya.

Amsal 1:8 Junjunglah dia, maka engkau akan ditinggikannya; engkau akan dijadikan terhormat, apabila engkau memeluknya

Pengajaran dan didikan itu mempunyai makna:

- Supaya anak beroleh pengertian akan kehidupan ini

- Supaya anak memperoleh ilmu dan doktrin yang baik

- Supaya mereka tidak meninggalkan hukum Tuhan dan peraturan-peraturanNya. Hal-hal itu perlu ditanamkan dengan kata-kata, pengajaran dan nasihat dari hari ke sehari. Masih adakah waktu? Atau maukah kita mengadakan waktu untuk duduk dan berbincang-bincang yang mengandung arti bagi anak-anak kita.

- Didikan ayah bunda akan membuat anak-anak kita mengenakan hal yang indah dalam kehidupannya.

Ay 10 – Anak yang mau mendengar didikan dan menerima perkataan orang tuanya akan berumur panjang.

Ay 11 – Didikan orang tua yang benar akan membawa anak melewati jalan lurus. Pintu selalu terbuka untuk langkah-langkahnya, dan dalam perjalanan hidup yang cepatpun tak akan tersandung.

Orang yang hidupnya benar mendapat bonus kesehatan. Anak yang mendengar didikan hidupnya waspada dan mulutnya tidak bertipu daya.

Anak yang mendengar didikan seharusnya tidak akan mengikuti orang fasik, dan jalan orang jahat. Orang fasik dan orang jahat selalu mau mencelakakan dan membuat tersandung orang lain. Rejeki yang mereka makanpun hasilnya dari perbuatan jahat. Sangat menyedihkan.

Ayah dan ibu mendidik di dalam kebersamaan, dengan dimulai untuk pertumbuhan kepribadian.

Dengan didikan ayah dan bunda menuntun anaknya pada jalan yang terang seperti fajar, dan pada terang yang sempurna.

Anak-anakNya tidak bisa menuntut dan menyalahkan salah satu pihak semata. Pendidikan dan pengajaran untuk anak adalah tanggung jawab bersama ayah dan ibu.

- Didikan ayah harus didengarkan, artinya disimak dan diperhatikan, ditangkap dan diresapi.

- Ajaran ibu tidak boleh disiasiakan, tidak boleh dipandang rendah, dipandang remeh atau diabaikan dan dikesampingkan, ajaran ibu atau mama harus diperhatikan.

b. Yang utama didikan takut akan Allah

Maz 34:12 Marilah anak-anak, dengarkanlah aku, takut akan TUHAN akan kuajarkan kepadamu!

Didikan yang diberikan oleh orang tua adalah didikan takut akan Allah. Didikan seharusnya bukan hanya teori-teori tetapi harus disertai contoh, dan perbuatan-perbuatan untuk anak yang dididik.

Didikan dan pengajaran orang tua seharusnya melahirkan anak-anak yang takut akan Allah selama mereka mendengarkan dan tidak menghinakan. Betapa banyak keluarga yang mengeluh sebab anak menberontak, anak melawan orangtua, seringkali pula apabila kita teliti ternyata tidak ada didikan ayah dan ibu dirumah sebagaimana mestinya. Ayah hanya mempercayakan atau membebankan tanggung jawab kepada ibu sebab menurut anggapan mereka ayah mencari nafkah, dan ibu mendidik. Menurut Alkitab ternyata tidak demikian. Mengapa? sebab ayah adalah KEPALA jadi dia mempunyai tanggung jawab penuh dari Tuhan terhadap keluarga dan anak-anaknya. Pada waktu Adam tidak bersama Hawa, ular masuk ke taman dan menggoda dia, demikian pula ayah dan ibu perlu memperhatikan didikan untuk anak-anaknya dan memikul tanggung jawab bersama, apabila tidak, ular akan masuk taman kehidupan dalam keluarga kita dan memperdaya anak-anak kita, kita rugi, rumah tangga kita dikacaukan.

Ada sangat banyak berkat terkandung di balik takut akan Allah.

Orang yang takut akan Tuhan dapat rejeki.

Mzm 111:5 – “Diberikan-Nya rezeki kepada orang-orang yang takut akan Dia. Ia ingat untuk selama-lamanya akan perjanjian-Nya.”

Orang yang takut akan Tuhan berbahagia.

Mzm 112:1 – “Haleluya! Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya.”

Mzm 128:1 – “Nyanyian ziarah. Berbahagialah setiap orang yang takut akan TUHAN, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya!”

Tuhan melakukan kehendak orang yang takut akan Dia.

Mzm 145:19 – “Ia melakukan kehendak orang-orang yang takut akan Dia, mendengarkan teriak mereka minta tolong dan menyelamatkan mereka.”

Takut akan Tuhan memperpanjang umur.

Ams 10:27 – “Takut akan TUHAN memperpanjang umur, tetapi tahun-tahun orang fasik diperpendek.”

Takut akan Tuhan beroleh ketenteraman.

Ams 14:26 – “Dalam takut akan TUHAN ada ketenteraman yang besar, bahkan ada perlindungan bagi anak-anak-Nya.”

Masih banyak lagi berkat takut akan Tuhan.

2. Didikan perlu diberikan sedini mungkin sejak anak masih lembut dan mudah dibentuk.

Amsal 4:3-4 Karena ketika aku masih tinggal di rumah ayahku sebagai anak, lemah dan sebagai anak tunggal bagi ibuku,

4:4 aku diajari ayahku, katanya kepadaku: "Biarlah hatimu memegang perkataanku; berpeganglah pada petunjuk-petunjukku, maka engkau akan hidup

Selama anak tinggal dirumah orang tua dan menjadi tanggung jawab orang tua, didikan adalah hak dan kewajiban orang tua, dan hal itu perlu dipahami anak dan menjadi kesaksian baginya dikemudian hari. Walaupun anak kita anak tunggal sekalipun, didikan tetap harus diberikan, tidak dimanjakan, sebab didikan itulah yang akan menghasilkan hikmat, dan ajaran diberikan melalui nasihat.

- Didikan dimulai dengan mendengar perkataan dan masuk ke dalam hati, sering anak-anak mendengar, tetap tidak memperhatikan, sehingga tidak menyimpannya tetapi melupakannya.

- Didikan diberikan berupa petunjuk petunjuk, supaya apa yang dilakukan anak benar dan tidak salah, dan itu akan menghasilkan kehidupan, artnya ada masa depan dan keselamatan.

Didikan perlu diberikan sedini mungkin. Kapan? Sejak anak berada di dalam kandungan, sampai selama anak masih berada di dalam tanggung jawab orang tua, sebelum anak itu menjadi akil balik. Didikan pada waktu dini menanam dasar di dalam kehidupan anak, akan mengesan dan tergores di dalam kalbunya dan tidak akan dilupakan.

Ams 22:6 – “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.”

Didikan yang kita berikan perlu menyentuh talenta, karunia dan kecenderungan pribadinya. Bandingkan Ef 6:4 – “Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.”

Didikan terhadap anak kita dasar dan sumbernya adalah ajaran Tuhan.

2 Tim 3:15 – “Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus.”

Didikan menurut Alkitab menghasilkan hikmat dan keselamatan.

3. Didikan perlu diberikan dengan tekun dan diulang-ulang.

Ul 6:4-9 – “Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!

6:5 Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.

6:6 Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan,

6:7 haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.

6:8 Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu,

6:9 dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.”

Mengasihi Allah adalah perintah yang utama, yang harus kita dengar dan lakukan. Tetapi bukan hanya sampai di situ saja. Setiap perintah Tuhan adalah untuk kita dan seluruh keturunan kita. Maka kita orang tualah yang harus meneruskan perintah itu kepada keturunan kita.

a. Tuhan menghendaki agar kita mengasihi Allah dengan roh, jiwa dan tubuh kita.

- Dengan segenap hati, bukan setengah hati, bukan pura-pura. Walau ini perintah, tetapi tidak boleh mengasihi dengan terpaksa, tetapi dengan tulus.

- Dengan segenap jiwa yaitu dengan pikiran, perasaan dan niat hati atau kehendak, dengan keputusan tegas, dengan pengertian.

- Dengan segenap kekuatan kita, artinya dengan segala kemampuan kita, dengan segenap tenaga dan harga yang harus kita bayar untuk itu.

b. Kita harus memperhatikan apa yang Tuhan perintahkan, berarti kita harus mengindahkan, jangan diabaikan, jangan dianggap seperti angin lalu.

Nomor satu harus tertanam dalam hati dan pikiran kita sebelum kita menularkan kepada orang lain.

c. Apa yang Tuhan perintahkan dan yang kita lakukan, harus kita ajarkan kepada anak-anak atau keturunan kita.

- Kita harus mengajarkannya berulang-ulang, dengan repetisi. Mengapa? Sebab anak tidak mampu melakukan dengan sekali diajar, mungkin hal itu belum ditangkapnya. Tetapi dengan mengajarkan berulang-ulang disertai praktek, pengajaran ini akan mendarah daging, akan menjadi gaya hidup.

- Soal mengasihi Tuhan berkaitan dengan soal ibadah, itu harus diajarkan, dibicarakan di mana saja, kapan saja, dengan sarana apa saja, baik waktu di rumah, baik waktu dalam dalam perjalanan, dan harus mengesankan mereka.

- Bahkan perlu sekali sarana dan prasarana untuk membuat didikan kita berhasil.

Apa hasilnya? Anak-anak kita akan mendapat hikmat, sebab dia mengasihi sumber hikmat itu sendiri. Dan berkat hikmat adalah kekayaan rohani yang termanifestasi juga secara jasmani, sama seperti orang beroleh perak.

Ev. Mary Hartanti

Popular Posts