Thursday, December 18, 2008

Cinta Uang

Cinta Uang (1 Timotius 6:6-10)

Ingin cepat kaya? Gampang! Beli nomor khusus (0000) dan buat iklan di TV dengan menawarkan suatu hadiah menarik dengan menjawab suatu pertanyaan yang mudah. Ajak pemirsa untuk mengirim jawaban ke nomor kita dengan proses reg spasi nama spasi jawaban ke 0000. Begitu iklan ditayangkan maka dalam waktu hitungan detik sudah banyak jawaban yang masuk ke dalam pundi kita.

Koq bisa? Karena sekarang semua orang ingin cepat kaya. Semua orang ingin menikmati hasil spontan sehingga hilang akal sehatnya. Kebanyakan orang yang mengirim SMS hanya berpikir, “Ah, 2ribu rupiah apa artinya?” Atau karena ingin benar2 mendapatkan hadiahnya, tidak sedikit yang mengirim beberapa kali, puluhan kali, dan ada juga yang ratusan kali.

Pemasang iklan ini tidaklah rugi jika dia benar2 memberikan hadiah yang dijanjikan. Tetapi, berapa banyak dari mereka yang benar2 jujur?! Adakah auditor yang mengawasinya?

Ada pendapat bahwa kejahatan muncul karena keadaan ekonomi. Betulkah demikian? Bisa jadi benar jika dikait2kan, tetapi, jika ditilik lebih dalam, bukan kesulitan ekonomi yang menimbulkan kejahatan. Keinginan untuk mendapatkan lebih itulah yang dominan yang membuat timbulnya kejahatan.

Jika kejahatan timbul karena keadaan ekonomi, maka tidak akan ada koruptor. Karena rata2 koruptor adalah orang2 yang sudah mapan ekonominya atau orang yang ekonominya di atas dari rata2.

Firman Tuhan mengatakan cinta uanglah yang menimbulkan kejahatan. Cinta/keserakahan akan uang membuat hubungan keluarga/saudara/teman menjadi retak. Gencet menggencet, tuntut menuntut, hingga bunuh membunuh, menjadi hal yang lumrah dalam mendapatkan keinginan/ambisi tertentu yang semuanya UUD (Ujung Ujungnya Duit)

Firman Tuhan mendorong agar kita tidak terlalu ngoyo dalam mengejar kesenangan duniawi. Asal ada makanan dan pakaian saja sudah cukup. Tentunya bukan secara harfiah, melainkan asal ada yang terpenting saja sudah cukup.

Sebagai umat yang percaya bahwa Tuhan memelihara, kita janganlah iri pada orang2 yang ekonominya lebih dari kita karena masing2 kita sudah diberi berkat sesuai dengan kehendak-Nya.

Orang yang memiliki harta yang lebih belum tentu dapat menikmatinya. Sebaliknya orang yang memiliki harta yang pas-pasan tidaklah berarti tidak menikmati kebahagiaan. Jadi bukan pada banyaknya harta, melainkan pada bagaimana kita mensyukuri berkat yang kita terima.

Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata:”Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?” Semua itu dicari bangsa2 yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semua itu. Tetapi, carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. (Matius 6:31-33)

Salam kasih, Deny S Pamudji

Popular Posts