Wednesday, April 28, 2010

The Faithful Provider

Jesus Is The Faithful Provider

I am an older single woman with good job skills. I live alone in a nice place. I have not had a steady job in over 2-1/2 years. When I lost my job at that time, the Lord called me into the spiritual desert and said, "From now on, I alone am the One who will meet all your needs."

I love the Lord with all my heart, but this was not easy for me to accept. When things are going well and the money is coming in from a familiar source, it is so easy to say, "God will meet all my needs". But when the going gets tough and all those familiar sources dry up, that is when our faith is tested and we have to learn to depend on God.

The Lord has brought me through many different emotions during that time frame. Anger, fear, self-pity, and frustration, to name a few. I struggled against what God was calling me to do causing me to be at wits-end many times. When I pleaded with God to give me some relief and bring in some work, He would open the door for a few days of temporary work (which would come in unexpectedly) but all this just delayed His plan for my life, which was to trust Him explicitly no matter what the circumstances looked like.

Well, sisters and brothers, I want to tell you my God IS faithful. Through all that time, despite my negative attitudes, the Holy Spirit still taught me how to speak God's Word over all circumstances in my life. He also taught me that my God IS faithful when I stand on His Word and believe what He says IS true.

To this date, I am still without steady work but I have come to learn that God Almighty does what He says -- He does stretch the money supernaturally and He does have unexplainable ways to bring in just what I need, at just the right time. I have never been late with the rent (which just increased last month again), my car payment, nor any other bill. When I need extra money for car insurance, car registration, etc., He opens the door for some very good paying temporary work or places it on someone's heart to give me some money. I am a tither and a giver, and when God brings the money in, I do give His portion back to Him cheerfully.

Through this all, I have truly learned to live one day at a time and to trust in the Lord to meet all my needs. Because I no longer struggle where God has me, I have so much peace in my heart.

When someone asks me what I do for a living, I just smile and say, "My Father is very rich. He owns a cattle on a thousand hills and I am living off His inheritance." And I am, because as a child of the King, Jesus Christ is my inheritance and I am His.

So if you are having financially difficulties, remember that when we submit in obedience to God and come into His rest, He will meet ALL our needs His way - not ours.

Blessings, SMJ in CA

Source : http://www.godswork.org/testimony96.htm

Siap Siaga

Siap Siaga (1 Tesalonika 5:1-11)

Apabila di angkatan ada istilah Siaga 1 (siap 1/3 dari seluruh anggota), Siaga 2 (siap 2/3 dari seluruh anggota) dan Siaga 3 (siaga 3/3 atau siaga penuh), maka di kekristenan, kita juga mengenal Siaga.  Namun siaga kita bukan berdasarkan jumlah anggota, tetapi siaga dalam waktu dan kesadaran.  Kita diharapkan Siaga 3 (artinya selalu sadar setiap waktu).

Apabila di angkatan, keadaan siaga untuk menghadapi ancaman, maka siaga kita bukan hanya terhadap ancaman (dari serangan setan dan roh2 jahat), tetapi juga kesiapan akan kedatangan Yesus yang kedua. 

Dari waktu ke waktu, hendaknya kita selalu waspada dan sadar akan perbuatan kita.  Jangan terlena pada hal-hal yang tidak berguna yang tidak membangun perkembangan diri kita, misalnya tenggelam dalam kemarahan, kekuatiran, dan bicara kosong atau bicara yang tidak berguna selama berjam-jam.

Ingatlah kita ini seperti hidup dalam perantauan dan waktu kita tidaklah banyak dibanding waktu yang kekal dikemudian hari. Maka gunakanlah waktu yang singkat ini sebaik-baiknya.  Bukan mengumpulkan harta di dunia yang sewaktu-waktu dapat musnah dalam sekejab, tetapi mengumpulkan ‘harta’ untuk di sorga.

Kita juga diharapkan bisa menjangkau banyak jiwa agar mereka tidak masuk dalam api penyiksaan yang tidak kunjung padam.  Bersaksilah dengan apa yang kita miliki dan selalu lakukan dengan batas kewajaran dan tulus hati. Bukan menggunakan topeng kerohanian yang dipoles sana sini.  Hal itu hanya membuat seseorang menjadi muak dengan kepura2an kita sehingga akhirnya mereka menjauhkan diri dari kita.  Jadilah duta besar Kerajaan Allah yang berwibawa sehingga Kerajaan Allah dapat dipermuliakan.

Salam kasih, Deny S Pamudji

Tuesday, April 27, 2010

Iman Menyembuhkan

Iman Menyembuhkan (Markus 5:25-34)
Kesembuhan dari penyakit memang rahasia Tuhan.  Artinya kita tidak bisa sesumbar mengklaim semua penyakit dapat disembuhkan.  Pernyataan yang naif jika ada seseorang yang berkata demikian. 
Dalam masa penginjilannya, Paulus banyak melakukan penyembuhan, tetapi, jika kita menyimak, ternyata Paulus juga mempunyai suatu ‘penyakit’ yang tidak bisa lepas dari dirinya. 
Billy Graham, penginjil yang terkenal, pernah mengalami 3 kali stroke.  Dan ketika ada yang menyerang dia dengan berkata “Katamu Yesus berkuasa. Mengapa kamu bisa stroke sampai 3 kali?”  Billy hanya menjawab “Kuasa Tuhan terbukti karena saya masih bisa hidup normal walau sudah 3 kali terserang stroke”.
Perempuan yang ada dalam naats bacaan di atas sudah melakukan banyak usaha sebelum akhirnya datang pada Yesus.  Pengharapan dia didasarkan pada pendengaran yang dia dapatkan.  Kata orang Yesus bisa menyembuhkan apa saja. Mengapa saya tidak mencoba?, mungkin itu pikirnya.  Tetapi, dia tidak hanya mencoba.  Perempuan itu yakin benar akan kemampuan Yesus sehingga dia tidak minta Yesus doakan.  Dia, perlahan-lahan, mendekati Yesus dan ingin menyentuh saja.
Keajaiban terjadi ketika dia menyentuh jubah Yesus.  Penyakitnya hilang seketika.  Dua belas tahun dia menderita.  Pendarahan, demikian deskripsi dari Alkitab.  Tidak jelas, apakah itu bisul, tumor, atau kanker stadium akhir.  Mungkin tubuhnya bernanah dan sudah berbau busuk pula.  Tetapi, dia datang pada orang yang tepat, yakni penyembuh yang ajaib, Yesus.
Adakah kita sekarang menderita suatu penyakit?  Sudahkah kita mencoba penyembuh yang ajaib?  Kesembuhan ajaib bisa jadi telah disediakan untuk kita.
Salam kasih, Deny S Pamudji


Saturday, April 24, 2010

Doa Syafaat Yesus

Doa Syafaat Yesus (Yohanes 17)

Nikmatnya menjadi pengikut Yesus ialah selain Yesus adalah Gembala Yang
Baik, Dia juga seorang pendoa syafaat untuk kita.  Tidak seperti nabi-nabi
lain yang melepaskan umatnya untuk berdoa sendiri-sendiri atau untuk berdoa
untuknya, Yesus malah mendoakan pengikut-Nya.  Bukan hanya pengikut saat
itu, tetapi juga orang-orang yang menjadi pengikut-Nya melalui pemberitaan
Injil.

Apa syafaat Yesus untuk kita?
1. Agar kita selalu bersatu
2. Agar kita selalu dijaga & dilindungi
3. Agar kita siap melayani
4. Agar orang-orang yang percaya pada pelayanan kita juga bersatu
5. Agar kita selalu mengasihi
6. Agar kita mengetahui siapa Allah & Anak itu

Sebagai pengikut Yesus, kita juga patut meneladani Yesus dalam bersyafaat.
Untuk siapakah kita perlu bersyafaat.  Pertama untuk orang-orang terdekat
kita, sekitar kita, lingkungan kita, daerah kita, negara kita, dan dunia
ini.  Apa manfaatnya kita bersyafaat?  Jika orang itu benar bersyafaat, maka
dengan sendirinya orang tersebut bebas dari egoisme dan akan peduli akan
lingkungannya.

Sudahkah kita bersyafaat?

Salam kasih, Deny S Pamudji

Tuesday, April 20, 2010

Barabas

Barabas (Matius 27:15-26)

Dalam beberapa hal Barabas dapat dikategorikan penjahat, tetapi sebenarnya Barabas juga pahlawan di tanah Yudea karena Barabas termasuk kelompok Zealots yang menginginkan tanah Yudea bebas dari kekuasaan orang asing/Romawi.  Barabas sendiri mempunyai nama kecil Yesus.  Nama lengkapnya ialah Yesus Barabas dan Barabas berarti anak Bapa.  Jadi Yesus Barabas ialah Yesus anak Bapa.  Aneh, tetapi nyata.  Yesus dari Nazareth yang selalu menyebut Allah dengan Bapa harus berhadapan dengan Yesus Barabas atau Yesus anak Bapa. 

Dapat dibayangkan betapa herannya Barabas ketika disandingkan dengan Yesus.  Dia tidak mengenal Yesus, mungkin Barabas hanya pernah mendengar nama-Nya.  Jadi ketika berhadapan dengan Yesus, Barabas tercengang karena sosok yang begitu menggemparkan tidak lain dan tidak bukan hanyalah seorang yang pendiam dan tidak ada wajah kekerasan pada dirinya.  Barabas semakin heran ketika rakyat berteriak-teriak "Bebaskan Barabas! Salibkan Yesus!"  Mengapa tiba-tiba dia harus dibebaskan dan apa salah Yesus sehingga Dia harus disalibkan?

Ketika Barabas dilepaskan, dan Yesus digiring ke tempat hukuman, Barabas masih belum meninggalkan arena.  Bahkan konon Barabas diam-diam mengikuti perjalanan Yesus ke tempat penyaliban.

Kita semua adalah Barabas yang digantikan tempatnya oleh Yesus.  Tanpa Yesus kita semua berada dalam Kerajaan Maut.  Kematian Yesus di salib dan kebangkitan Yesus merupakan anugerah terbesar dalam hidup kita sehingga kita tidak lagi hidup dalam kuasa Kerajaan Maut karena kita telah dipindahkan dari Kuasa Kegelapan ke dalam Kuasa Terang.  Berbahagialah orang yang tidak menyia-nyiakan tempat yang disediakan Yesus untuknya.

Salam kasih, Deny S Pamudji

Monday, April 19, 2010

Claudia Procula

Claudia Procula (Matius 27:19)

Claudia Procula adalah isteri dari Pontius Pilatus dan juga merupakan anak tidak sah dari Kaisar Agustus.  Claudia memang tidak tercatat namanya di Alkitab, tetapi tercatat sebagai seseorang yang mengirim surat pada Pontius Pilatus pada saat sidang perkara Yesus digelar.  Adapun isinya permohonan agar suaminya tidak mencampuri atau mengurungi perkara ini karena Claudia bermimpi buruk dan sangat terganggu dengan mimpi itu.

Mimpi buruk apa yang dimimpikan Claudia?  Beberapa sumber menyebutkan bahwa mimpi Claudia adalah semacam bentuk penglihatan.  Dalam mimpi itu Claudia menyaksikan bagaimana rakyat berteriak-teriak “Bebaskan Barabas!  Salibkan Yesus”.  Claudia juga mungkin melihat bagaimana akhirnya Yesus disalib.  Dan ada kemungkinan Claudia juga mendapat penglihatan bagaimana Yesus datang ke dua kalinya.  Di mana pada saat tersebut orang-orang baik dan jahat akan dipisahkan dan kemudian yang jahat dibuang ke neraka dengan api penyiksaan yang tak kunjung padam.

Upaya Claudia agar Pilatus melepaskan perkara Yesus bukan tidak mendapat tanggapan Pilatus.  Namun ada hal-hal yang membuat Pilatus tidak berdaya dengan posisinya yang terjepit sehingga Pilatus memilih mempertahankan jabatannya dibanding membela Yesus.

Konon diceritakan beberapa tahun setelah penyaliban Yesus, Pilatus dicopot dari jabatannya.  Pilatus kemudian menjadi pengikut Yesus menyusul Claudia yang terlebih dulu menjadi pengikut Yesus.  Ada yang mengatakan Pilatus kemudian menjadi martir dengan dipenggal kepalanya.  Claudia sendiri masuk dalam daftar orang-orang suci (santa).

Adakah kita selama ini lebih memilih yang lain dibanding keyakinan kita pada Yesus?  Adakah kita telah menyia-nyiakan darah yang telah tercurah di kayu salib untuk kita?  Haruskah kita bertobat pada saat pintu tobat telah ditutup?

Salam kasih, Deny S Pamudji

Tuesday, April 13, 2010

Stefanus

Stefanus (Kisah Rasul 6 & 7)

Stefanus mungkin martir pertama yang tercatat dalam Alkitab.  Dia seorang yang penuh dengan roh kudus dan juga banyak melakukan mukjizat.  Kesungguhannya dalam melayani dan wibawanya dalam melayani membuat gentar banyak pesaingnya sehingga dicarilah jalan untuk menyingkirkannya.

Maka pada suatu kesempatan, para lawannya membawa Stefanus untuk disidangkan dalam Makhamah Agama.  Walau dikeroyok banyak orang, Stefanus tetap tenang.  Hampir sama dengan sikap guru besarnya, Yesus, yang tenang walaupun mendapat hujatan atau cacian negatif.

Stefanus malah menggunakan kesempatan ini untuk menjelaskan secara gamblang bagaimana sikap orang Israel yang keras kepala sehingga banyak kali mendukakan Tuhan dan mendapat ganjaran atas sikap negatifnya itu.

Tentu saja kecaman ini membuat geram pemuka-pemuka agama Yahudi dan dengan kekerasan akhirnya mereka menyeret Stefanus ke luar kota untuk dihukum rajam.

Walau batu-batu menghujam tubuhnya, Stefanus tidak berkeluh sedikit pun dan malah doa pengampunan keluar dari mulutnya.  “Ya, Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini pada mereka”

Adakah teman-teman, rekan-rekan, dan orang-orang yang memusuhi kita mengambil nyawa kita?  Jika untuk nyawa saja, Stefanus bisa memberi maaf, mengapa kita tidak bisa memberi maaf pada orang yang bersalah pada kita? Jika Yesus sudah memberi pengampunan total pada kita, maka janganlah lagi  kita menyimpan dendam pada orang lain. 

Salam kasih, Deny S Pamudji

Saturday, April 10, 2010

Paulus

Paulus (Kisah Rasul 9:1-19)

Paulus adalah seorang Yahudi dari suku Benyamin.  Dia berasal dari Tarsus (Turki).  Dia juga berstatus warga Romawi.  Dia termasuk orang yang sangat bangga dengan keyahudiannya.  Dia belajar dari guru yang terkenal (Gamaliel) tentang kebudayaan di luar Yahudi. 

Paulus termasuk orang yang anti Yesus.  Dia bahkan adalah salah seorang yang aktif menangkapi pengikut-pengikut Yesus untuk dipenjarakan.  Dia juga salah seorang yang melihat bagaimana Stefanus dirajam (dilempari batu hingga mati).

Tetapi dalam perjalanannya ke Damsyik (Damaskus), dia bertemu dengan Yesus dan kemudian matanya menjadi buta selama tiga hari.  Baru kemudian dia disembuhkan oleh Ananias dan semenjak itulah Paulus (yang sebelumnya bernama Saulus) menjadi pengikut Yesus yang setia, gigih, dan pantang menyerah.

Paulus menulis kira-kira 13 surat di Perjanjian Baru.  Saking banyaknya tulisan Paulus sehingga ada nada miring yang mengatakan kekristenan merupakan ajaran Paulus dan bukan ajaran Yesus.

Ada banyak cara Yesus memanggil kita semua.  Hampir semua latar belakang pernah dipanggil-Nya.  Dan tentunya mempunyai maksud-maksud tertentu.  Seperti Paulus telah disiapkan untuk mempelajari kebudayaan bukan Yahudi sehingga Paulus dapat menyesuaikan pandangannya menurut budaya setempat dan hasilnya, Paulus dapat mengajar dan menulis sesuai dengan kebudayaan setempat.

Jika sekarang Tuhan memanggilmu untuk melayaninya. Janganlah kuatir tentang keadaanmu atau latar belakangmu.  Karena di dalam Tuhan, segalanya akan dibuat sempurna dan berguna.  Bahkan ada seorang penjual cabai dipakai Tuhan dengan heran.  Padahal dia tidak bisa menginjil.  Yang dikerjakannya ialah hasil dari roh suka cita yang ada dalam hatinya.  Dia senang memuji Tuhan dan ketika orang bertanya mengapa dia bersuka cita, dijawabnya karena aku mengenal siapa yang mewarnai cabai ini.  Dan ketika ditanya siapakah dia?  Penjual cabai itu menjawab “Dia ada di gerejaku.  Datanglah untuk mengenal-Nya”

Berbahagialah orang yang tidak menolak panggilan-Nya.

Salam kasih, Deny S Pamudji

Friday, April 09, 2010

Zakheus

Zakheus (Lukas 19:1-10)

Zakheus adalah seorang pemungut cukai di Yerikho, kota yang makmur dan sering dikunjungi kafilah-kafilah sehingga tidak mengherankan jia Zakheus cepat menjadi kaya sebab Zakheus bisa mengatur besar kecilnya cukai dan mengambil sebagian untuk dirinya.

Namun Zakheus tidak berbahagia karena dia tidak disukai atau dibenci banyak orang, dan bahkan termasuk dalam kelompok orang-orang berdosa sehingga hidup bagaikan tanpa sahabat.

Mendengar Yesus mau melewati Yerikho, Zakheus mempunyai harapan tersendiri.  Apalagi Zakheus mengetahui bahwa salah seorang murid Yesus yang bernama Matius adalah mantan pemungut cukai.

Yesus, Guru Yang Bijak pasti mau menerimaku, mungkin itu yang ada dalam pikirian Zakheus.  Maka ketika rombongan Yesus melewati tempat di mana Zakheus berada, Zakheus berupaya menemui Yesus.

Tetapi Zakheus mempunyai kendala.  Tubuhnya pendek sehingga dia tidak bisa menembus pagar manusia yakni orang-orang yang menyambut kedatangan Yesus.  Dengan tidak memikirkan hal lainnya, Zakheus segera memanjat pohon terdekat.

Senang hatinya bisa melihat Yesus dan rombongan berjalan mendekati pohon di mana dia memanjat.  Tanpa disangka-sangka Yesus menghentikan langkah-Nya tepat di bawah pohon yang dipanjatnya.  Dan Yesus memanggil namanya dan memintanya turun karena malam itu, Yesus dan rombongan akan bermalam di rumahnya.

Tidak terbayang bagaimana senangnya Zakheus.  Orang yang terbuang dibuat menjadi penting oleh Yesus.  Zakheus menjamu Yesus dan murid-murid-Nya dengan baik.  Zakheus pun menerima pengajaran dari Yesus dan bertobat.

Kemudian Zakheus berikrar untuk memberikan setengah hartanya pada orang miskin dan akan mengganti empat kali lipat setiap orang yang telah ditipunya.

Pertobatan yang tidak disertai perbuatan yang nyata bukanlah pertobatan yang sesungguhnya.

Salam kasih, Deny S Pamudji

Nikodemus

Nikodemus (Yohanes 3:1-21,19:38-41)

Nikodemus adalah seorang pemimpin agama Yahudi. Nikodemus diam-diam mengamati sepak terjang Yesus dan pada suatu malam Nikodemus mendatangi Yesus. Nikodemus tahu bahwa tidak seorang pun dapat melakukan seperti yang Yesus kerjakan jika tidak disertai Tuhan.

Yesus kemudian mengajarkan tentang Kerajaan Allah dan lahir baru. Nikodemus tidak mengerti tentang lahir baru. Dia mengira dia harus dilahirkan kembali. Yesus kemudian menjelaskan bahwa lahir baru ialah dibaptis dengan air dan roh.

Pelajaran Yesus malam itu rupa-rupanya sangat masuk dalam hati Nikodemus. Terbukti pada saat Yesus mati di kayu salib dan hendak dikuburkan, Yusuf dari Arimatea yang ternyata diam-diam termasuk murid Yesus menurunkan tubuh Yesus dari salib dan kemudian bersama-sama Nikodemus merempah-rempahi tubuh Yesus sesuai dengan adat orang Yahudi.

Ketika kita mulai mengabarkan berita suka cita, tidak selalu orang dapat mencerna arti penebusan Yesus. Bahkan tidak sedikit yang kemudian memusuhi kita. Tetapi, jika kita benar-benar mengasihi teman-teman kita seperti kita mengasihi Allah dan diri kita, maka suatu saat kelak, mereka pun akan dapat menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamatnya.

Apa yang kita sebarkan tidak akan kembali dengan sia-sia. Yesus selalu menyertai kita sekarang dan hingga selama-lamanya. Berbahagialah orang yang bekerja di ladang Tuhan dan yang tidak segan-segan memberitakan kabar suka cita pada setiap orang yang dijumpainya.

Salam kasih, Deny S Pamudji

Thursday, April 08, 2010

Serba Untung

Serba Untung (Filipi 1:12-26)

Kita sering bergurau tentang sikap orang Jawa yang serba untung.  Bagaimana pun keadaan buruknya, masih saja untung.  Kehilangan satu kaki pun masih untung.  Bahkan sampai kehilangan nyawa pun masih untung.  (Untung si anu mati ya.  Kalau tidak kasihan.  Badannya sudah remuk, kaki tangannya patah.)  Jadi betul kan?  Bagi orang Jawa semua serba untung.

Paulus memang bukan orang Jawa, tetapi setelah mengenal Yesus, dia menganggap kehidupannya dan bahkan kematiannya sebagai keuntungan.  Lho koq bisa begitu?  Padahal pada saat Paulus menulis surat untuk jemaat di Filipi, dia sedang dipenjara.

Beberapa alasan mengapa Paulus bersikap demikian :

  1. Paulus telah mengenal Yesus
  2. Paulus telah mengerti arti hidup baru
  3. Paulus mengerti arti jiwa baru bagi Tuhan sehingga rela menyerahkan seluruh kehidupannya untuk mencari jiwa-jiwa baru
  4. Paulus mengerti kematian berarti bisa lebih dekat bersekutu dengan Yesus

Masih banyak jiwa-jiwa yang belum mempunyai pandangan yang sama dengan Paulus.  Bahkan ada saja yang mau mengakhiri hidupnya.  Yang selalu mengeluh atas berkat yang mereka miliki dan yang takut akan kematian sehingga minta penjagaan ini dan itu.  Bahkan ada juga yang terseret dalam kuasa kegelapan karena ketakutannya.

Untuk itulah Yesus datang ke dunia.  Dia datang untuk domba yang sesat.  Domba yang kehilangan arah.  Domba yang tidak menikmati kesukaan dalam penggembalaan dari Gembala Yang Baik.

Banyak cara untuk mengabarkan tentang Yesus dan cara yang terbaik ialah menjadi pengikut Yesus yang baik sehingga dari diri kita tercermin sikap kekristenan yang nyata.  Jangan sekali-sekali menjadi batu sandungan sehingga orang menjadi tawar hati dan tidak tertarik pada kekristenan karena mereka melihat sikap kita yang tidak menunjukan kekristenan yang benar.

Mari kita jangkau jiwa-jiwa dan rebut mereka dari api neraka.  Yesus berjanji akan menyertai kita selama-lamanya.  Haleluya.  Tuhan memberkati selalu.

Salam kasih, Deny S Pamudji

Monday, April 05, 2010

Kornelius

Kornelius (Kisah Rasul 10:1-49)

Kornelius adalah seorang perwira pasukan Italia. Ia dan keluarganya sangat saleh dan penyembah Allah. Ia dikenal sebagai dermawan. Pada suatu hari ketika dia berdoa, datanglah malaikat Allah. Kornelius diminta untuk mencari seseorang yang bernama Simon Petrus. Malaikat memberitahukan di mana tempat Simon Petrus berada.

Sesuatu terjadi pada Simon Petrus juga. Seusai dia berdoa dan hendak makan, ia mendapat penglihatan di mana dia melihat segala binatang yang diharamkan. Kemudian dia diperintahkan untuk menyembelih binatang-binatang itu dan memakannya. Tentu saja Petrus yang teguh menjalankan peraturan agama menolaknya. Tiga kali Petrus disajikan hal yang sama dan dua kali mendapat pesan bahwa apa yang dihalalkan jangan dikatakan haram.

Dan ketika Petrus memikirkan penglihatan itu, Roh Kudus berkata ada tiga orang yang akan mencarinya di bawah dan Petrus disuruh menemui mereka. Jadi sebelum ketiga orang itu bertanya siapa yang bernama Simon Petrus, dia sudah berkata pada mereka bahwa akulah yang kamu cari.

Singkat cerita Simon Petrus pergi bersama tiga orang utusan Kornelius. Petrus tidak pergi sendiri, dia ditemani oleh enam orang rekannya. Setibanya Petrus di tempat Kornelius, dia disambut dan bahkan disembah. Tetapi Petrus menolak sembahan itu. Rupa-rupanya Kornelius sudah mengumpulkan banyak orang untuk mendengarkan Petrus. Jadi di situlah Petrus menceritakan tentang Yesus dan apa yang menjadi misi Yesus. Ketika Petrus bercerita, sesuatu yang ajaib terjadi. Roh Kudus tercurah pada mereka. Ini merupakan peristiwa pertama kalinya Roh Kudus dicurahkan pada orang yang bukan Yahudi. Sekaligus ini juga petanda bahwa Yesus Kristus datang bukan hanya untuk orang Yahudi, tetapi juga bukan orang Yahudi, atau tepatnya untuk semua orang yang berdosa.

Setelah pencurahan Roh Kudus ini, semua anggota keluarga Kornelius dan teman-temannya dibaptis dalam nama Yesus Kristus. Dan inilah yang menyadarkan murid-murid Yesus akan perkataan Yesus, “Jadikanlah semua bangsa menjadi murid-Ku”

Siapa pun kita, apabila kita menyembah Allah dengan roh dan kebenaran, maka Allah pasti membimbing kita ke jalan yang benar sehingga kita dapat mengetahui mana Allah yang benar dan bagaimana menyembah Allah dengan benar. Haleluya, terpujilah Yesus Kristus, Tuhan.

Salam kasih, Deny S Pamudji

Sunday, April 04, 2010

Menyembah Allah Yang Benar

Menyembah Allah Yang Benar (Roma 1:18-25)

Secara naluri manusia percaya ada kuasa lain diluar dirinya yang lebih berkuasa.  Sebab itu manusia berupaya mendekati dirinya dengan kuasa tersebut dan manusia mencari jalan untuk menyembahnya.  Dan karena itu pulalah manusia terjebak dalam penyembahan yang salah atau berhala.

Apa itu berhala?  Menyembah sesuatu dalam bentuk manusia, hewan, makhluk tertentu, dan benda-benda tertentu.  Intinya ialah menyembah sesuatu yang dibentuk oleh tangan manusia maupun oleh tangan alam.

Allah yang benar adalah Allah yang tidak terbatas dan tidak dapat dibatasi.  Bagaimana mungkin Allah yang tidak terbatas disembah dalam bentuk-bentuk tertentu?!

Menyembah Allah yang benar ialah menyembah dalam roh dan kebenaran.  Dalam roh artinya dalam bentuk pernyataan hati atau pikiran.  Bukan dalam bentuk tulisan ataupun raga.  Dalam duduk (di saat perjalanan ataupun kantor), dan dalam berbaring pun (ketika kita dalam keadaan sakit), kita dapat menyembah Allah.  Karena hati atau pikiran kita bicara pada Allah dan mengucapkan syukur pada Allah.

Dalam kebenaran artinya kita tidak menganggap Allah ada di dalam bentuk-bentuk tertentu dan dalam bangun/tempat tertentu.  Allah tidak terbatasi dalam tempat yang dibuat manusia.  Allah bukan dalam alam semesta, justeru alam semesta ini ada di dalam Allah. 

Sudahkah kita menyembah Allah yang benar?  Atau masihkah kita menyembah Allah dalam bentuk yang terbatas?

Salam kasih, Deny S Pamudji

Saturday, April 03, 2010

Saat Suka Cita

Saat Suka Cita (Yohanes 19:38-20:18)

Setelah murid-murid Yesus mengalami saat-saat kelabu, tibalah suatu hari yang menggembirakan. Pada Minggu pagi, Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus, Yohana, dan ibu-ibu lainnya datang ke kubur Yesus dengan membawa rempah2. Tetapi mereka mendapatkan kubur Yesus sudah terbuka dan Yesus tidak ada di sana. Maria tetap tinggal menangis di depan kubur Yesus dan ketika dia menengok dalam kubur, dilihatlah dua malaikat. Malaikat itu bertanya mengapa Maria menangis. Maria menjawab ada yang mencuri mayat Yesus dan dia tidak tahu di mana mereka menyembunyikan-Nya. Setelah berkata itu, Maria melihat Yesus berdiri di situ, tetapi Maria tidak mengenalinya. Yesus kemudian bertanya pada Maria, “Ibu, mengapa Ibu menangis? Ibu mencari siapa?” Maria mengira yang bertanya adalah penjaga kubur. Maria pun berkata pada orang itu jika dia mengetahui di mana mayat Yesus dipindahkan, Maria akan mengambilnya. Kemudian Yesus menyapa Maria, “Maria!” Dan saat itu juga Maria mengetahui siapa yang bertanya dan menyapanya. Dia adalah Yesus.

Tentu saja Maria gembira dan dengan suka cita dikabarkannya berita itu kepada murid-murid Yesus dan mereka pun bersuka cita.

Maria Magdalena diperkirakan adalah sahabat Yesus dari sejak kecil. Maria inilah yang pernah dibebaskan Yesus dari tujuh roh jahat. Maria Magdalena juga termasuk wanita yang berada di dekat Yesus ketika disalib. Maria Magdalena terkadang disebut rasul daripada rasul-rasul karena dia begitu gigih menyebarkan kabar kesukaan hingga akhir hidupnya.

Kebangkitan Yesus merupakan kabar suka cita. Kebangkitan Yesus adalah bukti kemenangan Yesus atas maut.

Selamat Paskah.

Salam kasih, Deny S Pamudji

Saat Kelabu

Saat Kelabu (Matius 26:17-27:44)

Yesus dan murid-murid-Nya mengalami saat-saat kelabu dimulai sejak perjamuan terakhir.  Pada saat itu Yesus menyatakan akan ada seseorang dari mereka yang akan mengkhianati-Nya dan akan ada juga seseorang yang akan menyangkal diri-Nya.

Setelah perjamuan itu, Yesus mengajak tiga murid-Nya ke Getsemani.  Di tempat ini Yesus berkeluh kesah pada Bapa-Nya.  Yesus merasakan bagaimana besarnya kuasa kegelapan yang ingin membelokan Dia dari misi yang diemban-Nya.  Setelah Yesus mendapat penguatan, Yesus bisa menerima kenyataan yang harus dialami-Nya dan Yesus dapat berdoa untuk pengikut-pengikut-Nya.

Di tempat inilah Yesus ditangkap sekelompok orang suruhan dari imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin Yahudi.  Ada seorang murid Yesus yang mencoba melawan dan bahkan menebas telinga seorang dari kelompok itu hingga putus.  Tetapi Yesus mencegah tindakan perlawanan itu dan memasang kembali telinga yang putus itu.  Yesus tidak suka cara kekerasan dan lebih memasrahkan diri-Nya pada kuasa Tuhan.

Malam itu juga Yesus dihadapkan Mahkamah Agama dan mengalami pemeriksaan marathon dengan dihadapkan saksi-saksi palsu.  Pada saat Yesus diperiksa itulah, Petrus menunggu di luar dan ketika ditanya seorang pelayan wanita apakah dia mengenal Yesus, di situlah Petrus menyangkal Yesus.  Bukan hanya sekali, tetapi tiga kali pertanyaan yang diajukan, selalu dijawab tidak mengenal-Nya.  Kemudian terdengarlah bunyi berkokok, dan Petrus menangis karena Yesus sudah mengatakan bahwa seorang murid-Nya akan menyangkal diri-Nya tiga kali sebelum ayam berkokok.

Keesokan paginya Yesus dihadapkan kepada Pilatus, tetapi dia tidak menemukan bukti dari apa yang dituduhkan kepada-Nya.  Maka Pilatus memindahkan perkara Yesus pada Herodes karena Galilea merupakan daerah kekuasaan Herodes.  Tindakan Pilatus ini menyenangkan hati Herodes sehingga permusuhan yang ada pada mereka menjadi luluh. Pilatus dan Herodes kembali bersahabat.

Ternyata Herodes pun tidak menemukan sesuatu yang salah pada diri Yesus sehingga Herodes mengirim Yesus kembali pada Pilatus.  Pilatus yang menerima kembali perkara Yesus ini sudah tidak bisa berbuat banyak, dan Pilatus berusaha menyenangkan kelompok anti Yesus ini dengan menghukum cambuk Yesus dengan maksud agar kelompok ini tidak lagi menuntut hukuman mati pada Yesus.

Namun sayang usaha Pilatus tidak mendapat tanggapan positif. Pilatus masih mempunyai satu jalan lagi yakni pembebasan satu tawanan.  Kebiasaan orang Yahudi saat itu ialah pada saat menjelang perayaan Paskah akan ada pembebasan tawanan dan itu dipilih langsung oleh rakyat yang hadir di tempat.

Maka dalam upaya membebaskan Yesus, Pilatus mengeluarkan seorang penjahat kakap yang bernama Barabas untuk disandingkan bersama Yesus dan membiarkan rakyat memilih mana yang harus dibebaskan.  Dan karena orang-orang yang hadir di sana sudah dihasut dan diintimidasi kelompok anti Yesus, maka mereka pun berteriak untuk membebaskan Barabas dan menghukum mati Yesus.

Keputusan rakyat pun dijalankan dan Yesus mengalami penghinaan yang amat sangat di mana Dia diperlakukan sebagai penjahat.  Bahkan di kayu salib pun, Yesus masih diejek seorang penjahat yang juga dihukum mati bersama dengan-Nya.

Murid-murid-Nya tidak bisa berbuat banyak dan bahkan rakyat yang mengelu-elukan selama ini pun tidak bisa berbuat apa-apa.  Kuasa kegelapan begitu tampak berkuasa saat itu.  Saat kelabu di mana tidak ada harapan.  Keputus-asaan, kekecewaan, kesedihan merasuk mereka semua.

Dalam kehidupan kita, tidak selalu kita mendapatkan suasana penuh riang, gembira, dan sukses.  Ada saatnya kita juga mengalami saat-saat kelabu.  Saat-saat di mana kita merasa sendiri dan terasing.  Saat di mana kita merasa kuasa kegelapan lebih besar daripada kuasa Allah.  Saat di mana keputus-asaan menghimpit hidup kita.  Pada saat itu, ingatlah bahwa Yesus dan murid-murid-Nya sudah juga mengalami apa yang kita alami.  Ingatlah bahwa ada harapan dan sesuatu yang luar biasa sesudah saat-saat kelabu. Dan dalam setiap pencobaan yang ada, Tuhan selalu memberi jalan dan kelepasan apabila kita mau berserah pada-Nya. Haleluya.

Salam kasih, Deny S Pamudji

Popular Posts