Sunday, February 21, 2010

Bartimeus

Bartimeus adalah seorang pengemis buta yang ada di Yerikho.  Meski pun dia buta secara jasmani, tetapi dia tidak buta secara rohani.  Diam-diam dia menyimak pembicaraan orang lain tentang Yesus.  Salah satu dari pembicaraan itu pasti tentang mukjizat yang Yesus telah dan dapat lakukan.  Itulah sebabnya ketika Yesus melintasinya, dia melakukan segenap usaha untuk menarik perhatian Yesus.  Alkitab mencatat ada dua orang buta di sana, tetapi hanya satu (Markus 10:46-52) yang ditulis namanya, dan dia adalah Bartimeus.

Sebagai orang buta, Bartimeus, tidaklah mempunyai keleluasan dalam bergerak.  Apalagi kedatangan Yesus di mana-mana selalu menimbulkan banyak kerumunan.  Setiap orang ingin melihatnya.  Setiap orang ingin mendekatinya dan melihat apa yang dikerjakannya, dan mendengar apa yang dikatakannya.

Dalam situasi yang tidak memungkinkan untuk dirinya mendekati Yesus, maka satu-satunya yang bisa dikerjakan Bartimeus ialah berteriak-teriak.  Pasti teriakan Bartimeus sangat keras dan berulang2 sehingga banyak orang menegurnya dan menyuruhnya diam.  Tetapi, justeru dengan teriakan itu, Yesus akhirnya mendengar Bartimeus.  Menyadari keberadaan Bartimeus, Yesus meminta muridnya, Filipus, untuk mengambil Bartimeus dari tempatnya dan menghadapkannya padanya. 

Ketika Bartimeus berada dihadapan Yesus dan Yesus bertanya padanya apa yang diinginkan Bartimeus, dengan penuh kesungguhan hati dan iman, Bartimeus berkata “Saya ingin melihat”.  Ya, suatu keinginan yang mendasar bagi setiap orang buta.

Dan Yesus pun melakukan mukjizat-Nya.  Dia katakan jadilah menurut imanmu dan saat itu juga, Bartimeus bisa melihat dan mengikuti Yesus berjalan.

Sudahkah kita memiliki iman seperti Bartimeus?  Sudahkah kita mengalami seperti Bartimeus?  Yesus Kristus tetap sama, dulu, sekarang, dan hingga selama-lamanya.  Berbahagialah orang yang tetap berada di dalam diri-Nya dan berbuah dalam carang2-Nya.

Tuesday, February 09, 2010

Hati

Segala sesuatu dimulai dari pikiran.  Perkataan dan perbuatan kita bisa terarah jika kita mempunyai pikiran yang benar.  Jika pikiran kita tidak benar, maka perkataan dan perbuatan kita pun menjadi tidak benar.  Demikianlah ajaran guru besar saya dulu.

Maka hari demi hari, saya melatih pikiran saya.  Jika ada pikiran negatif, saya isi dengan pikiran positif.  Jika ada pikiran membenci, saya isi dengan pikiran kasih sayang.

Cuman, ... tidak selalu saya berhasil melakukannya.  Tidak mudah melepaskan pikiran dendam saya.  Tidak mudah melepaskan pikiran benci saya.  Sakit hati saya, siapakah yang bisa menghilangkannya.

Saya bergelut terus hingga akhirnya saya menemukan jawaban untuk meredam semua pikiran-pikiran negatif.  Ternyata yang utama itu adalah hati.  Jika hatimu bersih, maka pikiranmu bersih, dan perkataan maupun perbuatan pun akan menjadi bersih.

Bagaimana membuat hati ini menjadi bersih?  Mudah, karena semua dimulai dengan kasih.  Tidak mudah, jika kita tidak memandang pengorbanan Yesus sebagai sesuatu yang luar biasa.

Pengorbanan Yesus di kayu salib merupakan korban yang benar-benar memerdekakan kita dari kuasa kegelapan dan dosa-dosa kita.  Itu adalah awal hidup kita yang baru.

Jika kita sudah ditebus semuanya, maka mengapakah kita harus menyimpan dendam, kebencian, amarah?  Tidak tahukah kita bahwa jika kita berbuat demikian, maka Tuhan pun tidak akan memaafkan kita.

Sebab itu apabila kita berdoa dan mengatakan 'maafkanlah kami sebagaimana kami memaafkan orang lain yang bersalah kepada kami", maka hendaklah kita memahami bahwa maaf itu terjadi jika kita memaafkan orang lain.  Jika tidak, maka tiada maaf bagi kita.

Jagalah hati kita agar kita tidak menyimpan kenegatifan dalam hati kita. Tuhan Yesus memberkati.

Popular Posts