Hidup benar sebagai kristen bukanlah suatu hal yang mudah dilakukan. Selalu ada saja yang membuat kita menjadi menderita. Karena dari segi kesenangan dunia, kita sudah tidak dapat lagi berpesta pora seperti yang kita lakukan sebelumnya. Kita harus meninggalkan minum2 dan yang sulit untuk sebagian orang, meninggalkan rokok.
Itu baru sesuatu yang menyangkut diri kita pribadi. Belum lagi interaktif dengan orang lain. Lebih susah lagi karena selalu saja ada komentar negatif kepada kita. "Ah, sok suci kamu! Dulu kamu juga berbuat itu!" "Untuk apa berjerih payah menginjil!" "Memangnya menuruti firman bisa membuat kita sejahtera?"
Penderitaan selanjutnya kita tidak boleh membalas. Karena membalas itu adalah haknya Tuhan. Ini sangat sulit dilakukan apalagi bagi seseorang yang emosional atau pernah berlatih bela diri sebelumnya. Nafsu untuk membalas sudah merasuk jiwa sehingga meredamnya perlu usaha lebih dan tentu membuat menderita.
Penderitaan lain ialah kita diharapkan memohonkan berkat pada orang yang berbuat jahat kepada kita. Bagaimana mungkin, Tuhan?! Tidak membalas saja sudah sukar. Malah sekarang harus memberkati?
Tetapi itulah yang diharapkan Tuhan dari kita. Yesus sudah memberikan contoh. Yesus sudah menebus dosa2 kita. Tuhan sudah melupakan dosa2 kita yang tidak terhitung banyaknya. Malah Tuhan memberikan bonus kepada kita berupa dapat tinggal bersama-Nya kelak.
Pernahkah kita bayangkan seandainya Tuhan tidak mendapatkan kita? Kita akan menderita sepanjang masa dalam neraka. Maka walaupun kita harus menderita sebagai kristen, itu tidak sebanding dengan apa yang telah dan akan kita terima.
Lebih baik menderita karena menjadi kristen daripada menderita karena perbuatan yang tidak benar. Menderita karena ingin menjadi kristen yang benar merupakan suatu kebahagiaan sebab dapat merasakan bagaimana penderitaan Yesus ketika berada di atas bumi ini.
Deny S Pamudji