Thursday, December 18, 2008

Kasih Bapa

Kasih Bapa (Kolose 3:21)

Sejujurnya saya katakan bahwa saya baru bisa mengerti kasih Bapa setelah saya menjadi seorang ayah. Sebelumnya saya tidak mengetahui bagaimana perasaan Bapa ketika melihat anak-Nya di salib. Saya tidak mengetahui bagaimana perasaan Bapa ketika mengutus anak-Nya ke dalam dunia.

Saya pun tidak mengetahui bagaimana keakraban seorang ayah terhadap anaknya karena hubungan saya dengan ayah saya tidaklah terlalu akrab sehingga figur seorang ayah bagi saya bagai figur seorang atasan atau seorang ditaktor.

Tapi, setelah saya renungkan mendalam, ayah saya tidaklah seburuk yang saya gambarkan dalam pikiran saya. Ayah saya mencintai saya, cuman karena karakter ayah saya yang kaku, cintanya pada saya kurang dapat saya rasakan.

Jika ayah saya tidak sayang pada saya, bagaimana mungkin dia mau kerja merantau? Jika ayah saya tidak sayang pada saya, bagaimana mungkin dia mau mengkuliahkan saya?

Hubungan akrab Yesus dengan Bapa-Nya memberi kesan yang mendalam bagi saya sehingga membuat saya bertekad mengubah paradigma seorang ayah. Saya bertekad menjadi seorang ayah yang bisa menunjukkan kasih secara terbuka. Saya bertekad menjadi ayah yang tidak mengecewakan anaknya dan ayah yang memberi teladan dan bukan hanya nasihat.

Langkah yang saya lakukan antara lain :
Tidak mengumbar janji. Sekali berjanji, harus tepati
Tidak berbohong. Selalu katakan apa adanya.
Tidak menakuti. Dorong anak supaya berani
Tidak membandingkan. Biarlah anak mengetahui bahwa dirinya unik.
Tidak kasar. Jangan gunakan kekerasan kata dan perbuatan.
Tunjukan kasih. Usap kepalanya, peluk dirinya, ajak main dan dengar keluhannya.
Beri pujian. Jika dia melakukan yang baik, saya memberi pujian yang tulus.
Beri keterangan. Jangan biarkan anak mencari keterangan dari sumber yang tidak benar.
Tidak menuntut. Jangan membebani anak dengan target tertentu. Biarkan anak berkembang sesuai dengan kemampuannya.
Beri fakta. Ini yang tersulit, tetapi harus diberitahukan bahwa tidak selamanya kebenaran itu menang. Kebenaran terkadang kalah karena dunia ini sudah tercemar sehingga banyak yang tidak bisa melihat kebenaran itu.

Mengapa saya melakukan hal itu? Karena saya ingin agar anak saya memahami kasih Bapa sehingga dia bisa bersaksi bagaimana kasih Bapa terhadap Anak dari pengalaman yang didapatnya.

Doakanlah agar Tuhan Yesus dapat memakai anak-anak saya sebagai pemberita Kasih Bapa. Haleluya!

Salam kasih, Deny S Pamudji

Popular Posts