Saturday, March 27, 2010

Lidah

Lidah (Yakobus 3:1-12)

Bagaimana mengendalikan kuda? Cukup memasang kekang pada mulutnya dan kita dapat mengendalikan ke mana dia harus berjalan.  Bagaimana mengendalikan kapal laut yang besar? Cukup dengan kemudi yang kecil.  Bagaimana mengendalikan lidah? Nah, ini perlu kesadaran dan usaha.  Kesadaran bahwa dengan lidah kita bisa membuat seseorang bahagia (dengan ucapan pujian), dengan lidah kita bisa membuat seseorang menjadi sedih (dengan ucapan penghinaan), dengan lidah kita bisa membuat seseorang menjadi marah (dengan ucapan kasar).  Secara singkat dengan lidah (atau perkataan) kita bisa membangkitkan suatu perasaan tertentu.

Dari lidah yang sama, kita bisa memuliakan Tuhan dan sekaligus kita bisa mengumpat dan mengutuk orang lain. Lidah bagaikan api kecil di hutan yang kering.  Walaupun kecil bisa membakar habis seluruh hutan.

Selain kesadaran bahwa lidah kita memegang peranan akan kehidupan kekal kita dikemudian hari, kita juga harus berusaha mengendalikan lidah kita.  Jangan sembarang bicara dan jangan sembarang mengeluarkan perkataan yang tidak berarti.  Tidak heran ada pepatah Diam Itu Emas.  Maksudnya bukan kita tidak boleh bicara, tetapi lebih baik diam jika apa yang kita bicarakan bisa membangkitkan suatu perasaan negatif.

Tingkat rohani seseorang dapat kita ukur dari selarasnya perkataan dan perbuatannya.  Boleh jadi perkataannya ramah dan sopan, tetapi perbuatannya penuh kecurangan.  Apa yang dikatakannya tidak sama dengan apa yang diperbuatnya. Seseorang itu bisa kita percaya jika perkataannya selalu dijaga dan perbuatannya terkendali.

Seseorang yang rohani pasti menjaga perkataannya senantiasa.  Dia tidak ingin menyakiti hati orang yang ditemuinya.  Dia selalu memikirkan perkataannya sebelum diucapkan.  Perkataan yang keluar darinya merupakan perkataan yang berguna, menyenangkan, menghibur, menguatkan, penuh syukur, dan pujian.  Tidak heran jika banyak orang mempercayainya dan dia menjadi seorang yang dianggap mempunyai jawaban atas persoalan yang dihadapinya.

Berbahagialah orang yang berusaha mengendalikan lidahnya dengan benar dan hidup sesuai dengan perkataan yang diucapkannya.

Salam kasih, Deny S Pamudji

Popular Posts