Monday, August 07, 2017

Memahami Firman

Tuhan berbicara pada kita melalui FirmanNya. Karena itu membaca Alkitab adalah salah satu cara kita mendengarNya.
Langkah pertama kita untuk membaca Alkitab adalah dengan datang pada Tuhan, berdoa  mohon pertolongan untuk bisa 'mengerti dan memahami' FirmanNya.
Yohanes 14:26 mengatakan "..... yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu".

Jangan membuka Alkitab mencari cari yang anda ingini sendiri,  cari yg diinginkan Tuhan.
Baca Firman 'prayer-fully' sekaligus 'carefully' .
Matius 7:7 ". . . carilah, maka kamu akan mendapat. . "

Alkitab bukanlah koran atau majalah yang kita baca sekilas sambil lalu  tapi Alkitab adalah sesuatu yg kita gali terus.
Seperti yg  ditulis dalam Amsal 2:4-5 ;  " jikalau engkau mencarinya seperti mencari perak, dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam, 
maka engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan TUHAN dan mendapat pengenalan akan Allah".

Ada sebuah petunjuk praktis. Setiap kali cermati bagian kecil dalam Alkitab. Seperti Tuhan memberi 'roti-manna' cukup untuk sehari, tidak kurang dan tidak berlebih.
Kualitas pendalaman Firman lebih penting dari kuantitasnya (jumlah).
Sedikit perintah di sini, sedikit di situ;  sedikit aturan di sini, sedikit aturan di situ ; sedikit pelajaran di sini, sedikit pelajaran di situ.... 
Cermati dengan hati hati , sampai ada yg 'menyentuh'  anda, lalu renungkan baik baik. Baik juga untuk dicatat atau ditulis dalam jurnal harian anda.

Saya menulis ini beberapa saat setelah saya  bersaat teduh  dan membaca Matius 18:4  :  "barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga."
Saya mencatat dan merenungkan ayat ini beberapa kali seharian ini dan bertanya pada Tuhan, " bagaimana saya bisa menjadi lebih seperti anak kecil (child-like)". Dan seharian ini saya jadi diingatkan kecenderungan saya yg mudah  terburu-buru dan kuatir.
Apakah saya menangkap yg diinginkan Tuhan ? Bila saya mendengar, saya akan mengerti.

Jangan kecil hati bila pembacaan anda hanya mendapat sedikit, karena ada kalanya memang kita hanya perlu sedikit tapi mendalam.

Seorang anak kecil pulang sekolah pada hari pertamanya dan ditanya ibunya, "kamu belajar sesuatu di sekolah hari ini?"
Ia menjawab, " kelihatannya tidak bu, tapi besok saya akan tetap kembali lagi, lusa juga, lusanya lagi juga....."

Dari : THE LUCADO INSPIRATIONAL READER
By Max Lucado.

Adakah Yang Kekal

"Engkau tetap sama, dan tahun-tahun-Mu tidak berkesudahan."
(Mazmur 102:28)

Baca: Mazmur 102:26-29

Seorang teman yang belum lama ini sempat melalui masa-masa yang sulit pernah menulis, “Ketika saya memikirkan tentang empat semester terakhir dari masa studi saya, begitu banyak hal yang telah berubah . . . Semua itu sangat menakutkan saya. Memang, tak ada yang bisa bertahan selamanya.”

Benar sekali, banyak hal yang dapat terjadi dalam jangka waktu dua tahun—perubahan karier, pertemanan baru, penyakit, kematian. Baik atau buruk, pengalaman yang dapat mengubah hidup kita mungkin sudah di depan mata dan muncul sekejap! Kita tidak tahu sama sekali. Namun, kita sangat dikuatkan ketika tahu bahwa Bapa Surgawi kita yang penuh kasih tidak pernah berubah.

Pemazmur berkata, “Engkau tetap sama, dan tahun-tahun-Mu tidak berkesudahan” (Mzm. 102:28). Kebenaran itu berpengaruh besar, karena itu berarti Allah kita penuh kasih, adil, dan bijaksana selamanya. Arthur W. Pink, seorang pengajar Alkitab, menyatakan dengan sangat baik: “Apa pun sifat-sifat Allah sebelum alam semesta diciptakan-Nya, sifat-sifat itu tetap persis sama sekarang, dan akan tetap sama untuk selamanya.”

Di Perjanjian Baru, Yakobus menulis, “Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran” (Yak. 1:17). Dalam keadaan kita yang selalu berubah, kita dapat meyakini bahwa Allah kita yang baik selalu konsisten dengan karakter dan sifat-Nya. Dialah sumber dari segala yang baik, dan segala yang diperbuat-Nya itu baik adanya.

Meski seakan-akan tak ada satu hal pun yang bisa bertahan selamanya, Allah kita akan senantiasa dan selamanya baik kepada orang-orang yang menjadi milik-Nya.

Tuhan, Engkaulah satu-satunya yang tak pernah berubah, dan Engkau sangat baik kepada kami. Tenangkanlah hati kami hari ini dengan kasih dan damai sejahtera yang berasal dari-Mu saja.

Pribadi yang menopang alam semesta takkan pernah melepaskan Anda.

Dari OUR DAILY BREAD
By Poh Fang Chia


Wawasan:
Banyak mazmur diawali dengan superskripsi, yaitu sebuah pernyataan yang mendahului lirik lagu, dan biasanya mencantumkan nama pengarang, cara menyanyikannya, dan/atau peristiwa-peristiwa yang mendorong pemazmur untuk menuliskannya. Superskripsi pada Mazmur 102 menyatakan, “Doa seorang sengsara, pada waktu ia lemah lesu dan mencurahkan pengaduhannya ke hadapan TUHAN.” Nama penulis tidak tercantum, tetapi hanya disebut sebagai “seorang sengsara”. Masa penderitaan yang dialaminya begitu mencekam sehingga pemazmur berseru memohon pertolongan kepada Allah. Dengan demikian, Mazmur 102 adalah salah satu mazmur ratapan.

Dalam lagu ratapan, pemazmur mencurahkan rasa takut, rasa sakit, dan kebingungannya kepada Allah. Ia bertanya-tanya terus kapan Allah akan menemui mereka di tengah kesusahan yang mereka alami. Mazmur 102 menyatakannya di ayat 3, “Janganlah sembunyikan wajah-Mu terhadap aku pada hari aku tersesak. Sendengkanlah telinga-Mu kepadaku.” Jelas bahwa tekanan yang dialami pemazmur terasa semakin berat selagi ia menanti-nantikan pertolongan Tuhan. Namun demikian, pemazmur memiliki pengharapan yang teguh pada jawaban Allah di tengah penderitaannya (ay.18-22). —Bill Crowder

Murnikan Hati

"Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah,  dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?" ( 1 Korintus 6: 19  )
 
Dear  My Friends,
Firman Tuhan berkata bahwa tubuh kita adalah bait Roh Kudus sendiri, yang artinya tubuh kita merupakan tempat kediaman Roh Kudus. Bayangkan betapa kita mendukakan hati Roh Kudus ketika kita "mengusirnya" dari rumahnya sendiri karena kita mengisi tubuh kita dengan segala tindakan jahat dan keji di hadapan Tuhan yaitu percabulan, pornografi, amarah, dendam, kebencian, iri hati, ucapan yg kasar, penipuan dan sebagainya.     Paulus mengatakan bahwa kita telah dibeli oleh darah Yesus, dan karenanya kita telah lunas dibayar. Jadi perintah Tuhan selanjutnya adalah agar kita bisa memuliakanNya dengan tubuh kita dan membuatNya nyaman tinggal di dalam tubuh kita.     
Marilah kita bekerja untuk melayani Tuhan dan memuliakan Dia lewat pekerjaan tubuh kita, sehingga Roh Kudus tidak perlu didukakan hatiNya oleh tindakan kita. 
Tuhan memberkati.    

Doa:  Ya Allah Roh Kudus, tinggallah tetap di dalam hatiku. Kuasailah seluruh keberadaan diriku, sehingga kehidupanku dapat memancarkan sinar kemuliaanMu yang dapat dirasakan oleh sesamaku. Jadilah jurumudi dalam hidupku sehingga aku tidak salah dalam melangkah. 
Amin.

Sumber : LUMEN2000

Datang Seperti Anak Kecil

 "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga".
(Matius 18:3)

Satu hal yg menonjol pada anak kecil, mereka tidak rumit, mereka polos dan lugu.
Anak-anak kecil tidak kesulitan menyampaikan apa yg mereka mau dan ingin kan. Datang mendekat  dan minta pelukan anda bila dia takut , atau tiba-tiba memberi ciuman hangat bertubi tubi pada anda tanpa alasan.
Mereka tidak pandai untuk menyembunyikan perasaan hatinya maupun pikirannya. Akibatnya berkomunikasi dengan mereka menjadi gampang dan menyegarkan.

Itulah yang Tuhan inginkan ketika kita datang  berbicara padaNya. Kita perlu mendekat pada Tuhan seperti anak-anak yg simpel dan beriman. Seperti anak-anak yg mempercayai orang tuanya dengan mantap, kita juga tidak pakai akal2an/trick , tapi kita murni polos karena kita mempercayai  Tuhan dengan sepenuh hati. Bila itu yg kita lakukan maka kita  akan merasakan dan mengalami berbagai keajaiban Kuasa Tuhan yg bekerja melakukan berbagai perubahan.

Kita tidak ingin lalu  menjadi kekanak-kanakan (childish) dalam relasi kita dengan Tuhan, tapi menjadi seperti anak-anak yg polos (childlike).
Tuhan tidak ingin hubungan yg rumit, tapi ingin hati yg tulus seperti iman anak kecil. Menghampiri Dia seperti anak kecil yg  menghampiri orang yg mereka kasihi.
Dia juga ingin tahu keinginan kita yg jujur, juga datang padaNya ketika kita kuatir ataupun takut apapun.
Dia juga ingin mengetahui Cinta Kasih kita padaNya, bahkan kadang tanpa sebab apapun dan berbagi apapun yg ada dihati kita.

"Tuhan tolonglah saya untuk mempunyai hati yg murni, simple seperti iman anak kecil yg mengasihiMu dengan bulat".

From the book : Love Out Loud 
by Joyce Meyer.

Popular Posts