Kerja Sama (Lukas 5:17-26)
Ke mana pun Yesus mengajar, selalu ada saja orang-orang sakit yang datang kepada-Nya atau dibawa kepada-Nya untuk disembuhkan. Salah satu tempat yang dicatat ialah Kapernaum. Hal yang menarik di sini ialah perbedaan dalam mendatangi Yesus. Bila yang lain, rata-rata mereka mendatangi Yesus secara pribadi atau melalui usaha mereka sendiri atau tanpa bantuan yang lain. Yang digambarkan dalam ayat bacaan di atas, justeru sebaliknya. Orang lumpuh ini didatangkan kepada Yesus melalui usaha gigih dari suatu kelompok.
Kelompok yang terdiri mungkin lebih dari 4 orang karena Alkitab mencatat 4 orang yang mengusung orang lumpuh itu. Tetapi tidak diceritakan apakah 4 orang ini yang membongkar atap di mana Yesus mengajar. Namun, Alkitab mencatat bagaimana usaha gigih dari kelompok ini untuk dapat mencapai Yesus. Tentunya mereka tidak serta merta membongkar atap rumah tanpa berusaha menembus Yesus melalui jalan yang biasa.
Alkitab juga tidak menulis bagaimana iman dari seorang lumpuh ini. Apakah orang ini yang meminta teman2nya untuk mengantar dia kepada Yesus atau mungkin sebaliknya teman2nya yang mengajak dia untuk datang kepada Yesus. Namun sekali lagi, kita perlu melihat usaha kelompok ini yang tidak kenal menyerah. Mungkin dimulai dengan kelompok ini mengatakan pada si lumpuh bahwa ada satu orang guru yang pandai mengajar dan bisa melakukan kesembuhan. Dan tentunya berita ini tidak bisa diterima begitu saja oleh si lumpuh. Jadi ada usaha untuk meyakinkan si lumpuh. Dan setelah si lumpuh berhasil diyakinkan, maka usaha kelompok ini ialah mencapai Yesus. Dalam hal ini kelompok ini juga dicatat melakukan usaha yang luar biasa. Dari mengusung (kita tidak diberi tahu apakah mereka mengusung dari jauh atau dekat), cuman kita mengetahui bahwa kelompok ini mengusung si lumpuh beserta tempat tidurnya.
Setelah mengusung si lumpuh, kelompok ini pun berusaha masuk ke tempat di mana Yesus mengajar. Tetapi sayang usaha mereka gagal. Mereka tidak bisa menembus Yesus dari bawah. Namun kelompok ini tidak putus asa, dan mereka mencari jalan lain, yakni membongkar atap di mana Yesus mengajar. Tentunya usaha lain yang tidak sebentar dan tidak juga mudah. Singkat cerita kelompok ini berhasil menembus segala alangan dan berhasil mendekati si lumpuh pada Yesus. Dan ending yang baik ialah Yesus menyembuhkan si lumpuh.
Dari bacaan ini, kita dapat menarik beberapa pelajaran antara lain bahwa kerja sama sangat penting dalam pelayanan; kerja sama harus tidak mengenal putus asa; kerja sama harus mempunyai misi dan visi yang jelas; kerja sama bisa membuat lumpuh berjalan, membuat yang putus asa dapat menjadi tegar; kerja sama bisa membangkitan iman percaya.
Pertanyaan buat kita ialah sudahkah kita membangun kerja sama yang murni? Atau mungkinkah dalam kerja sama itu kita hanya ingin mencari keuntungan saja tanpa mau bersusah payah? Ingat Yesus kita sangat menghargai upaya kerja sama yang tulus.