Kehidupan manusia menyangkut dua aspek besar yaitu aspek jasmani dan aspek rohani. Aspek jasmani menyangkut hal-hal yang secara fisik dapat dilihat, disentuh, hal rohani memang tidak dapat dilihat dan disentuh, tetapi dapat dirasakan.
Hal-hal jasmani terbatas ruang dan waktu dengan kata lain memiliki batas/limit, tetapi hal rohani tidak terbatas ruang dan waktu bahkan menyangkut kekekalan. Tetapi jujur saja, manusia seringkali lebih cenderung menguras waktu, tenaga, pikiran untuk mengejar segala sesuatu yang bersifat materi daripada hal rohani. Bahkan tidak sedikit manusia yang mengabaikan hal rohani.
Alkitab berkata dalam Mazmur 90:10, bahwa “Umur manusia 70 tahun kalau kuat 80 tahun,” tetapi tidak ada jaminan bahwa manusia bisa mencapai usia suntuk. Tetapi hal rohani mempersiapkan manusia menghadapi kekekalan. Itu sebabnya Allah memberikan manusia berbeda dengan makhluk hidup lainnya (hanya mempunyai tubuh & jiwa), tetapi Allah juga menghembuskan “roh” dalam diri manusia. Sehingga dengan roh itulah siapapun manusia memiliki suatu kebutuhan untuk membangun relasi dengan “Yang Transenden,” yaitu sesuatu yang melampaui rasio manusia.
Pada mulanya Allah menciptakan manusia, mulia (serupa dan segambar dengan Allah) dan Allah memberikan Roh-Nya sendiri dalam manusia untuk berkomunikasi dengan-Nya, tetapi manusia jatuh dalam dosa dan makin lama semakin jahat sehingga Allah berfirman,”Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia adalah daging,”(Kejadian 6:3). Istilah “daging,” dijelaskan Paulus dalam tulisan-tulisannya menunjuk kepada kelemahan- kelemahan manusia yang telah dikuasai dosa (Roma 7:14, 8:3b).
Paulus banyak mengangkat istilah “Hidup dalam Roh/Pneuma/Spirit” vs “Hidup dalam daging/Sarkhos/Flesh (yaitu darah dan daging)” yang senantiasa cenderung bertolak belakang. Manusia yang sudah jatuh dalam dosa berakibat kecenderungan manusia dalam pikiran, perkataan dan perbuatan menghasilkan dosa semata. Dan upah dosa adalah maut, tetapi karunia Allah ialah hidup kekal dalam Kristus Yesus Tuhan kita (Roma 6:23).
Ada tiga macam roh yang mempengaruhi hidup manusia. Yaitu roh manusia/human spirit itu sendiri ( ingat teori “Trikotomi”; manusia terdiri dari : tubuh, jiwa dan roh, band. 1 Tes.5:23), kemudian Roh Allah atau disebut juga Roh Kudus/Holy Spirit, dan roh jahat/evil spirit. Allah tahu persis bahwa roh manusia dalam dunia yang sedang di bawah kutuk dosa tidak memiliki kemampuan untuk berbuat benar, sungguh-sungguh mencari Allah (Mazmur 36:2, 53:2-4, Roma 3:10-18). Sehingga menjelang Tuhan Yesus diserahkan untuk disalibkan, Dia mengatakan bahwa akan memberikan “Seorang Penolong.” Juga sebelum Tuhan Yesus naik ke Sorga, Dia menjanjikan Roh Kudus akan dicurahkan (Kisah Para Rasul 1:8).
Allah menghendaki manusia membuka hati untuk dipimpin oleh Roh Kudus agar bisa melakukan kehendak Allah. Tetapi roh jahat pun dengan gigih berusaha merebut hati manusia dengan berbagai siasat dan tipu muslihat.
Itu sebabnya Paulus sendiripun merasakan adanya pertentangan ini dalam hatinya, “Sebab bukan apa yang aku kehendaki yaitu yang baik yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki , yaitu yang jahat yang aku perbuat” (Roma 7:19). Siapapun kita, tidak dengan mudah mampu melakukan kehendak Allah atau firman Allah hanya dengan kekuatan kita sendiri. Pasti seringkali ada suatu perjuangan bahkan pertentangan di dalam diri kita, hal itu disebabkan kita masih tinggal di dunia dengan kedagingan kita yang dikuasai oleh dosa. Dan roh jahat pun senantiasa menantikan kesempatan baik untuk menguasai manusia.
Rasul Petrus dengan tegas mengingatkan kita akan bahaya roh jahat ;”Sadarlah dan berjaga-jagalah ! Lawanmu, si iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya” (1 Petrus 5:8). Alkitab juga mencatat, ketika iblis gagal mencobai Tuhan Yesus, iblis menunggu waktu yang baik ( Lukas 4:13). Jadi roh manusia bisa dikuasai iblis juga bisa dikuasai Roh Allah dan tidak ada garis netral di antaranya.
Roh Kudus hanya mau tinggal dalam hati manusia untuk memimpin dan menguasai manusia bila manusia menyerahkan hidup sepenuhnya kepada Allah dengan menyingkirkan hal-hal yang tidak berkenan kepada Allah. Banyak hal yang kita sadari atau tidak menghalangi kuasa Roh Kudus dinyatakan dalam hidup kita. Cara iblis masuk dan menguasai manusia adalah dengan jalan memanfaatkan apa yang menjadi kelemahan orang tersebut bahkan pintu terbesar bagi iblis masuk dalam diri manusia bukan sekedar ke dukun atau menyimpan jimat-jimat saja tetapi “kekecewaan kepada Allah.”
Pdt. Pondsius Takaliuang, M.Div, dalam seminarnya pernah mengangkat illustrasi orang yang jatuh, bangun dalam mengikut Tuhan ibarat “burung mati,” biarpun kita lemparkan tinggi-tinggi ke atas akan jatuh dan jatuh lagi, karena tidak ada power. Berbeda dengan “burung hidup,” tanpa dilempar, hanya dilepas saja langsung terbang tinggi-tinggi, karena ada power ada nafas hidup yang memampukan dia terbang.
Kehidupan manusia tanpa dipimpin oleh Roh Kudus ibarat “burung mati,” jatuh bangun, jatuh bangun dalam kerinduan untuk melakukan kehendak Allah dan hidup berkenan kepada Tuhan. Itu sebabnya betapa penting sebagai orang percaya kita menyerahkan hidup kita sepenuhnya untuk dipimpin dan dikuasai oleh Roh Kudus.
Roh Kudus diberikan Allah bagi manusia sebagai “power,” untuk banyak karya dalam hidup manusia, di antaranya yaitu :
1. Menginsafkan manusia akan dosa dan penghakiman (Yohanes 16:8)2. Memimpin manusia kedalam seluruh kebenaran (ayat 13)
3. Memberitakan hal-hal yang akan datang (ayat 13)
4. Memuliakan Allah (ayat 14)
5. Membantu manusia dalam kelemahan·ntuk berdoa (Roma 8:26)
6. Memberi “hidup” dan membebaskan (dari segala keterikatan/belenggu dosa) (Roma 8:1,2; Yohanes 3:5; Titus 3:5)
7. Menegur dan mengajar orang percaya (Yohanes 14:26, Nehemia 9:20,30)
8. Menyertai & menguatkan orang percaya (Yohanes 14 : 16-17, Kisah Para Rasul 1 : 8 )
9. Memberikan karunia-karunia (I Korintus 12, 13)
10. Memeteraikan orang percaya sampai memperoleh seluruh janji Allah (Efesus 1:13-14)
Dengan merenungkan karya-karya Roh Kudus di atas (masih banyak lagi) jelaslah bahwa Dia diberikan Allah, memiliki peran yang sangat penting dalam perjalanan hidup kita sebagai orang beriman. Dalam menerima Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat pribadi, dalam proses kelahiran baru dan dalam mempertahankan iman percaya. Roh Kudus juga menolong kita dalam segala ketidakmampuan kita untuk melakukan kehendak Allah. Petrus, salah satu murid Tuhan Yesus yang ketakutan ketika Tuhan Yesus ditangkap, dan sampai menyangkal Tuhan Yesus, ketika ia dikuasai oleh Roh Kudus dan hidupnya dipimpin Roh Kudus, ketakutannya berubah total menjadi suatu keberanian yang berapi-api untuk memberitakan Injil.
Kita sampai pada kesimpulan, bahwa hidup orang beriman harus memberi dirinya untuk dipimpin dan dikuasai Roh Kudus, tidak ada pilihan lain. Sebab hanya oleh kuasa Roh Kudus-lah manusia memiliki kemampuan untuk mengerti serta melakukan kehendak Allah dalam hidupnya.
Bagaimana agar hidup kita dipimpin dan dikuasai Roh Kudus, sangat sederhana yaitu ;
1. Percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat Pribadi, karena pada saat itulah Tuhan Yesus mulai memberikan Roh Kudusnya sebagai meterai (Efesus 1:13b)2. Mengenal Pribadi Roh Kudus (harus bergaul karib dengan Allah )
3. Membuka hati (memiliki kerinduan yang tulus terhadap lawatan-Nya )
4. Menjaga kekudusan hidup dengan terus meningkatkan kualitas kerohanian (intim dengan Allah, dalam merenungkan dan melakukan firman-Nya, doa, penyembahan dalam Roh dan kebenaran)
Tanda-tanda orang percaya yang dipimpin dan dikuasai Roh Kudus di antaranya :
1. Hal-hal Rohani menjadi prioritas/yang terutama dalam hidupnya (Roma 8:5,6) akan terjadi perubahan pandangan /prioritas dalam hidupnya.2. Menghasilkan buah-buah Rohani (Galatia 5:22). Seseorang yang dipimpin dan dikuasai Roh Kudus tidak bisa diukur dari buah-buah secara verbal saja (ucapan/ kata-kata rohani). Yang paling utama apakah menghasilkan buah-buah Roh dalam hidupnya sehari-hari (memiliki Kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri )
3. Memiliki penyataan Roh untuk kepentingan bersama (I Korintus 12:7-11). Tidak seorangpun yang tidak diberikan karunia, dan tidak ada satu karuniapun yang harus dimiliki oleh semua orang yang dipimpin Roh Kudus! Alkitab menyatakan bahwa Roh Kudus memberikan tiap-tiap orang, berbeda satu dengan yang lain, karunia untuk membangun Tubuh Kristus. (Lebih dalam tentang Karunia Roh baca : 1 Korintus 12,13,14)
Kehidupan orang percaya yang dikuasai dan dipimpin Roh Kudus, membangun iman pribadinya secara terus menerus untuk semakin berkenan/sesuai kehendak Allah dalam hidupnya. Akan terus mengalami pertumbuhan rohani sampai mencapai kedewasaan rohani (Ibrani 5:12 ) yang Allah kehendaki, meskipun harus menghadapi berbagai tantangan hidup (bukan tidak ada tantangan! ). Selanjutnya kehidupan orang percaya yang dikuasai dan dipimpin Roh Kudus akan juga membangun Tubuh Kristus. Memiliki kerinduan yang besar untuk terlibat dalam pelayanan atau pekerjaan Allah di dunia, dengan melakukan apapun yang mampu ia berikan sesuai karunia yang dimiliki.
Dua aspek tersebut harus tampak dan seimbang dalam hidup orang percaya yang dipimpin Roh Kudus. Aspek intern (membangun iman pribadi) dan aspek ekstern (membangun tubuh Kristus). Kehidupan yang seperti itu sudah Tuhan Yesus ajarkan dan teladankan semasa Dia di dunia, yang juga harus kita lakukan. Kita secara manusia tidak memiliki kemampuan, tetapi Allah-lah yang memberikan kemampuan itu. Allah hanya menghendaki kita membuka diri bagi Dia. AMIN !
“ROH KUDUS KAU HADIR DI SINI KAU LEMBUT, KAU MANIS, PENOLONGKU DIUTUS BAPAKU KU BUKA HATI UNTUK ROH-MU TUHAN” (Kutipan lagu : ROH KUDUS )
Dia tidak pernah memaksa kita, namun senantiasa menunggu kita membuka hati bagi-Nya
Pdt. Wenny A.Tuegeh, S.Th Gembala GIII Suzuka
Sumber : Buletin DGP-GIII, Edisi No.3, Pentakosta 2005