Tabur Tuai (2 Korintus 9:4-12)
Tabur tuai merupakan kaidah yang dikenal secara umum. Ada yang bilang itu hukum karma. Siapa yang berbuat baik akan mendapat yang baik. Siapa yang berbuat jahat akan mendapat celaka. Siapa menabur angin akan menuai badai. Siapa yang ingin makan dadar harus memecahkan telor. Apa yang kamu tabur itulah yang akan kamu tuai. Dan masih banyak lagi ungkapan yang intinya sama yakni tabur tuai.
Mengapa Allah menginginkan kita menabur? Karena dengan menabur, kita membuat yang kurang menjadi cukup sehingga akan timbul ucapan syukur kepada Allah.
Dalam menabur, hal yang paling penting ialah keikhlasan. Allah ingin kita melakukan sesuatu dengan ikhlas, artinya tidak ada keberatan di dalam hati. Kita lakukan itu dengan sepenuh hati. Bagaimana bisa kita lakukan itu? Kita perlu kemurahan hati. Jika hati kita penuh kemurahan, maka kita dapat melakukan apa saja tanpa rasa keberatan.
Kemurahan hati sebenarnya tidak terlalu sulit jika seseorang sudah benar2 menyelami betapa besarnya Kasih Allah pada dirinya. Seseorang yang mengetahui bagaimana seharusnya dia berada kelak tanpa Kasih Allah, akan dapat menghargai penebusan Yesus dan berakibat dia akan memikirkan bukan hanya dirinya sendiri tetapi juga orang lain.
Tidaklah seseorang menuai jika tidak menabur. Hasil tuaian tergantung apa yang ditabur. Menabur harus dengan kemurahan hati. Kemurahan hati hanya ada pada orang yang telah mengalami penebusan dan menghargai penebusan itu.
Sudahkah Anda mengalami penebusan? Tidak inginkah Anda menuai banyak kelak?
Salam kasih, Deny S Pamudji