Friday, July 13, 2018

Hidup Dalam Perjanjian Ilahi

Dikirim oleh : Evi Sjianne Djiun

TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka. (Mazmur 25:14)


Salah satu kesamaan antara Abraham, Ishak, dan Yusuf adalah tiga tokoh terkenal dalam Perjanjian Lama itu mengalami berkat dalam ikatan perjanjian dengan Allah. Ketiganya menerima pesan Allah secara langsung mengenai masa depan mereka dan hidup dalam ikatan perjanjian tersebut. Alhasil, kualitas hidup mereka pun menjadi luar biasa dan menginspirasi generasi penerusnya, bahkan hingga hari ini.

Daud, pemazmur sekaligus raja terbesar Israel, juga hidup dalam perjanjian Allah. Sebagai anak yang sempat diabaikan oleh keluarganya, Allah memilih dan mengurapinya menjadi raja melalui nabi Samuel (1Sam. 16:12-13). Sejak itu berkuasalah Roh Allah atas hidupnya sampai akhir hayatnya sebagai raja atas seluruh Israel. Daud mengerti benar bahwa hidupnya ada dalam ikatan perjanjian dengan Allahnya. Daud pun mendorong umat Allah untuk hidup takut akan Allah, supaya mereka menerima janji Allah, dan mengalami indahnya hidup dalam ikatan perjanjian dengan Allah.


Sampai hari ini Allah masih menggemakan janji-janji-Nya bagi umat-Nya, terutama melalui firman Allah yang dapat kita baca di dalam Alkitab. Kualitas kehidupan orang-orang yang ada dalam ikatan perjanjian dengan Allah pasti menjadi lebih baik. Bagi kita yang rindu mengalaminya, mari pererat persekutuan kita dengan Allah dan firman-Nya. Kedekatan dengan Allah akan membuat kita segera mengerti ketika janji-Nya sedang disampaikan kepada kita. Alangkah indahnya hidup dalam ikatan perjanjian dengan Allah! --GHJ


KETIKA ALLAH BERJANJI, DIA BERKUASA MENJADIKAN JANJI TERSEBUT NYATA.


Post-Power Syndrome

Dikirim oleh : Evi Sjianne Djiun

"Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil." (Yohanes 3:30)

Gejala Post-Power Syndrome (PPS) dapat menimpa siapa saja yang memasuki masa pensiun, tidak lagi aktif di dunia kerja atau pelayanan. Seseorang yang menghadapi PPS biasanya terjadi ketika orang tersebut tidak mempersiapkan diri ketika segala atribut yang melekat pada dirinya harus dibuang: jabatan, kekuasaan, dan karier. Biasanya PPS banyak menyerang seseorang yang baru pensiun, terkena PHK, menjelang tua atau orang yang turun jabatan.

Salah satu kunci mengatasi PPS adalah memahami posisi pekerjaan atau pelayanan dalam hidup kita. Kita dapat meneladani Yohanes Pembaptis dalam memaknai pelayanannya. Para muridnya mendesak Yohanes untuk mengambil suatu tindakan karena menurut mereka "pelayanan dan popularitas" Yohanes Pembaptis mulai merosot oleh kehadiran dan pelayanan Yesus (ay. 25-26). Meskipun didesak, Yohanes meresponsnya dengan benar. Ia tidak terpancing untuk menganggap Yesus sebagai saingan. Ia mengerti benar posisinya sebagai "sahabat mempelai laki-laki" dan tujuan pelayanannya (ay. 29-30). Hidupnya bukan ditakar dari pelayanannya, melainkan dari hubungannya dengan Yesus.

Waktu terus berjalan seperti roda yang terus berputar. Ada kalanya sesuatu yang selama ini kita banggakan direnggut dari kita. Oleh karenanya, kita harus mempersiapkan diri ketika sesuatu yang kita banggakan itu sudah tidak melekat pada diri kita. Kita memaknai kehidupan bukan dari kekuasaan, jabatan, dan karier kita, melainkan berdasarkan hubungan kita dengan Tuhan. --SPP

MAKNA KEHIDUPAN KITA BUKAN DARI KEKUASAAN, JABATAN, DAN KARIER, MELAINKAN DARI HUBUNGAN KITA DENGAN TUHAN.

Popular Posts