Dikirim oleh : Evi Sjianne Djiun
"Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil." (Yohanes 3:30)
Gejala Post-Power Syndrome (PPS) dapat menimpa siapa saja yang memasuki masa pensiun, tidak lagi aktif di dunia kerja atau pelayanan. Seseorang yang menghadapi PPS biasanya terjadi ketika orang tersebut tidak mempersiapkan diri ketika segala atribut yang melekat pada dirinya harus dibuang: jabatan, kekuasaan, dan karier. Biasanya PPS banyak menyerang seseorang yang baru pensiun, terkena PHK, menjelang tua atau orang yang turun jabatan.
Salah satu kunci mengatasi PPS adalah memahami posisi pekerjaan atau pelayanan dalam hidup kita. Kita dapat meneladani Yohanes Pembaptis dalam memaknai pelayanannya. Para muridnya mendesak Yohanes untuk mengambil suatu tindakan karena menurut mereka "pelayanan dan popularitas" Yohanes Pembaptis mulai merosot oleh kehadiran dan pelayanan Yesus (ay. 25-26). Meskipun didesak, Yohanes meresponsnya dengan benar. Ia tidak terpancing untuk menganggap Yesus sebagai saingan. Ia mengerti benar posisinya sebagai "sahabat mempelai laki-laki" dan tujuan pelayanannya (ay. 29-30). Hidupnya bukan ditakar dari pelayanannya, melainkan dari hubungannya dengan Yesus.
Waktu terus berjalan seperti roda yang terus berputar. Ada kalanya sesuatu yang selama ini kita banggakan direnggut dari kita. Oleh karenanya, kita harus mempersiapkan diri ketika sesuatu yang kita banggakan itu sudah tidak melekat pada diri kita. Kita memaknai kehidupan bukan dari kekuasaan, jabatan, dan karier kita, melainkan berdasarkan hubungan kita dengan Tuhan. --SPP
MAKNA KEHIDUPAN KITA BUKAN DARI KEKUASAAN, JABATAN, DAN KARIER, MELAINKAN DARI HUBUNGAN KITA DENGAN TUHAN.