Seorang teman saya bertanya mengapa saya tidak menceritakan tentang kelahiran anak pertama saya? Bukankah saya sudah menulis tentang pernikahan saya (Menikah Tanpa Keluar Uang), pembelian rumah saya (Berkat Mengajar), dan juga kelahiran anak kedua saya (Malaikat Dikirim Menolong Kami)?
Kalau saya mengingat-ingat, saya juga heran, mengapa kelahiran kedua anak saya mendapat hambatan? Tetapi, saya bersyukur bahwa dibalik hambatan tersebut, Tuhan Yesus memberikan suatu jalan, mukjizat, atau pertolongan.
Ceritanya begini. Pada tgl 22 September 2005, isteri saya minta pergi ke rumah makan di Muara Karang (KS). "Udah lama tidak makan kwe tiau", demikian alasannya. Maka siang itu, saya mengajaknya makan di sana. Karena besoknya kami harus ke rumah sakit untuk bedah caesar.
Ketika pulang, saya mengambil jalan Tubagus Angke (Pesing). Dan ketika mendekati pertemuan jalan Pesing dengan Daan Mogot, saya melihat sebuah mobil kijang berjalan mundur. Semula saya kira mobil itu tidak kuat menanjak (karena jalan di situ agak menanjak), tetapi kemudian saya menyadari ada sesuatu yang terjadi karena mobil tersebut meluncur agak cepat ke arah saya. Saya sempat klakson, tetapi hanya itu yang bisa saya lakukan. Karena untuk menghindar atau banting ke kiri sudah tidak ada waktu lagi.
Saya ingat betul saat itu saya hanya berkata "Tuhan Yesus tolong saya!" dan setelah itu saya hanya berserah saja dan membiarkan mobil saya dihunjam dari depan.
Dan dalam hitungan detik, tabrakan terjadi. Cukup keras. Saya tadinya mengira mobil saya bakal hancur karena mobil saya ialah minibis Mitsubishi T120SS.
Tabrakan belum selesai karena tiba2 saja saya merasakan mobil saya ditabrak dari belakang beberapa kali. Rupa2nya ada kira2 3 mobil dibelakang saya yang saling menyundul. Ada juga mobil sedan yang langsung kap mobilnya terangkat.
Saya dan istri saya tidak melakukan apa2 karena kami masih hanyut dalam suasana tabrakan itu. Setelah semuanya terhenti, baru masing2 pengendara keluar dari mobilnya masing2 dan tentunya memeriksa mobilnya.
Mobil kijang yang menghunjam saja, kaca belakangnya pecah dan pintu belakangnya melesek (masuk) ke dalam. Tetapi mobil depan saya hanya penyok sedikit saja, dan bagian belakang juga penyok sedikit. Namun yang paling penting kan, bukan mobilnya, tetapi istri saya. Jika mobil depannya penyok/melesek ke dalam, ya, kita bisa jadi perkedel.
Saya periksa istri saya apakah dia terluka atau shock. Ternyata Puji Tuhan, tidak kurang sesuatu pun. Mobil kami pun tetap bisa berjalan dengan baik. Jadi setelah kami menyelesaikan secara kekeluargaan perihal penggantian akibat tabrakan ini, saya pun pulang dan esok harinya mengantar isteri saya ke Rumah Bersalin Mutiara Ibu di Pluit Mas untuk bedah caesar.
Maka pada tgl 23 September 2005 sebelum waktu makan siang, anak pertama saya, Irene Kristiani (yang artinya damai kristus) keluar dari kandungan isteri saya untuk memulai kehidupannya di muka bumi.
Saya yakin bukan kekuatan mobil yang membuat kami selamat, tetapi kuasa Tuhan Yesus sajalah yang menahan mobil kami sehingga kejadian yang tidak diinginkan bisa dihindari.
Salam kasih, Deny S Pamudji