Thursday, November 27, 2008

Kepatuhan

Kepatuhan (Lukas 5:1-11)

Peristiwa terjadi di pantai danau Genesaret. Masih pagi hari karena nelayan2 telah turun dari perahunya dan sedang membasuh jala. Yesus ada di sana dan dikerumuni orang banyak. Lalu Ia naik satu perahu dan itu merupakan perahu Simon. Kita tidak mengetahui apa yang sedang dikerjakan Simon di sana. Apakah mungkin Simon baru mau turun dari perahu atau sedang merapikan perahu atau sedang melepaskan lelah di perahunya. Yang jelas ketika Yesus memintanya untuk bertolak sedikit jauh dari pantai, Simon mematuhinya.

Kemudian Yesus duduk dan mengajar dari perahu untuk orang2 yang mengikuti-Nya. Saya tidak pernah ke danau Genesaret. Jadi saya tidak mengetahui bagaimana suara Yesus bisa didengar kerumunan massa. Karena jika ada kerumunan, biasanya suara dari kerumunan itu sendiri sudah pasti ramai.

Cuman karena adanya ‘wibawa’ dari Yesus dan kekaguman massa akan diri Yesus, membuat mereka bisa duduk tenang dan mendengarkan ajaran Yesus.

Rupa2nya Simon juga menyimak ajaran yang diberikan Yesus, karena jika tidak demikian, pastilah Simon akan menolak ketika Yesus memintanya untuk bertolak ke tempat yang dalam dan menebarkan jala. Jika Simon tidak mendengar ajaran Yesus, kemungkinan Simon akan berkata pada Yesus, “Ah, kamu ini apa? Saya nelayan dari kecil. Saya tahu semua tentang laut dan ikannya. Sudah semalaman saya cari ikan di tempatnya dan tidak mendapatkan. Sekarang kamu mau suruh saya ke sana lagi?!”

Ada suatu gerakan dalam hati Simon sehingga dia berkata,”… tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.”

Tidak mudah mempercayai seseorang. Apalagi jika orang itu baru kita kenal. Namun Simon bisa percaya Yesus pada pertemuan pertama. Pengajaran yang Yesus berikan pasti bukan pengajaran yang muluk2. Pengajaran Yesus juga pasti bukan pengajaran yang macam2. Pengajaran Yesus merupakan pengajaran yang sederhana sehingga mudah dicerna setiap orang. Jika Yesus memberikan perumpamaan, itu pun diambil dari lingkungan sekitar. Dan selalu Yesus memberikan penjelasannya.

Kepatuhan Simon menuruti perkataan Yesus membuahkan hasil yang ruuaaar biasa (kata orang Jepang). Tidak untuk Simon saja, tetapi orang2/nelayan2 di sekitar.

Saya percaya jika kita patuh melakukan perkataan Yesus, maka buah yang kita dapatkan bukan hanya untuk kita saja, tetapi juga untuk orang2 di sekitar kita. Adakah perkataan Yesus yang hingga kini Saudara ragukan? Apakah perkataan Yesus yang hingga kini terus terngiang dalam hati Saudara tetapi Saudara ragu melakukannya?

Salam kasih, Deny S Pamudji

Tuesday, November 11, 2008

Pelaku Firman

Pelaku Firman (Yakobus 1:19-27)

Tidak seperti agama lain yang mengajarkan bahwa seseorang sudah dapat pahala jika dia membaca kitab sucinya (walau tidak mengerti apa yang dibacanya), kekristenan menekankan bukan pada pengetahuan (yang diperoleh dari mendengar atau membaca), melainkan pada aplikasi (atau melakukan).

Yesus pun menekankan hal yang sama yakni untuk melakukan dan bukan hanya mendengar (Yohanes 12:47).

Memang firman Allah yang kita baca/dengar, tidak semua bisa menjadi rhema dalam diri kita. Beberapa penyebab yang mengakibatkan hal tersebut, antara lain : kebodohan rohani, kesombongan rohani, penolakan diri, lingkungan, dan bisa juga karena pengaruh setan (baca perumpamaan tentang seorang penabur dan artinya pada Matius 13:1-23)

Jika pada saat mendengar/membaca firman, kita kurang mengerti, maka renungkanlah (Yosea 1:8) dan mintalah hikmat pada Allah yang mengeluarkan firman itu.

Firman yang telah kita mengerti, patrikan dalam hati kita dan lakukanlah. Maka firman tsb. kemudian menjadi rhema dalam diri kita sehingga dalam kehidupan kita sehari2 firman itu dapat memberikan :
motivasi (agar tetap bersemangat)
inspirasi (agar tetap berkarya)
kekuatan (agar dapat menghadapi masalah/tantangan)
peringatan dini (agar terhindar dari kesalahan/dosa)
keyakinan (agar teguh menghadapi dakwaan setan)

Bak seorang yang belajar berenang, kepandaiannya tidak akan bertambah jika dia tidak terus menerus berlatih berenang. Begitupun dalam melakukan firman, tidak akan menjadi kebiasaan dalam diri kita, jika kita tidak mulai melakukan. Belajar taat melakukan firman, karena ketaatan tidak didapat dalam sekejab.

Salam kasih, Deny S Pamudji

Monday, November 03, 2008

Hidup Dalam Roh

Hidup Dalam Roh (Galatia 5:16-26)

Salah satu penyebab saya tidak tertarik menjadi kristen ialah karena saya melihat orang2 kristen itu munafik. Bicara kasih, tetapi tidak pernah ringan tangan dalam menolong. Bicara kasih, tetapi saling sikut bahkan di dalam gereja.

Kalau saja bukan Kuasa Tuhan Yesus, saya tidak akan pernah menjadi kristen. Sebab agama yang saya anut sebelumnya mempunyai ajaran yang sama seperti yang diajarkan Yesus, yakni kasih atau tidak membalas seseorang atas perbuatan jahat yang dilakukannya, melainkan menuangkan cinta kasih pada orang2 yang membenci atau menganiaya.

Tetapi sekarang saya mengerti bahwa kristen terbagi dua besar, yakni kristen yang masih menuruti daging dan kristen yang sudah dalam roh. Nyata benar beda keduanya karena walaupun masing2 mengakui pengikut Yesus, cuman hanya kristen yang dalam roh saja yang bisa membuahkan yang baik dan patut menjadi duta2 besar kerajaan Allah.

Sudahkah kita hidup di dalam roh?

Salam kasih, Deny S Pamudji

Popular Posts