Monday, October 04, 2010

Yesus Gembala Yang Baik (Kesaksian)

Kesaksian Ibu Pdt. Timotius Subekti
Sumber : Milis Maleakhi

Berikut ini adalah kesaksian dari Ibu Pdt.Timotius Subekti dari gereja Bethel Tabernakel, Semarang. Beliau sebelum menikah adalah salah seorang aktifis GPdI yang telah banyak berjuang di ladang Tuhan. Kesaksian ini disampaikan beliau pada jemaat GPdI New York pada tanggal 20 Januari 2002.

Ibu Subekti berada di Amerika sehubungan dengan pemasangan "kaki palsu" untuk menggantikan kakinya yang telah hilang pada peristiwa bom di gereja Bethel Tabernakel.Sebelum mengikuti ibadah di gereja Brooklyn Tabernacle, NY, bersama putrinya Ibu Subekti menyempatkan diri singgah di GPdI NY. Mungkin sebagian dari saudara telah mendengar kesaksian ini, tapi biarlah ini sekali lagi menjadi berkat bagi kita sekalian.

DIA Gembala Yang Baik
Ibu.Pdt.Timotius Subekti.
G.B.Tabernakel Alfa Omega, Semarang
NY.20 Januari 2002

Shaloom..!!
Saya bersyukur bisa berada ditengah-tengah jemaat Tuhan yang ada di Amerika. Satu hal yang menjadi kerinduan saya, bukan hanya banyak anak-anak Tuhan yang mendengar bahwa ada seorang ibu gembala yang terkena bom di Indonesia, tapi saya ingin saudara mengerti melalui peristiwa itu bahwa Tuhan kita sungguh luar biasa, dan DIA tetap mengadakan mujizat-mujizat yang luar biasa. Oleh karena itu saya tetap bersyukur walaupun telah mengalami masalah yang dahsyat. Kadang hidup manusia itu seperti mimpi. Satu hal yang tidak pernah kita pikirkan bisa saja terjadi dalam kehidupan kita, entah itu penyakit atau peristiwa apa saja, mungkin saja bisa kita alami.

Tuhan katakan dalam firman-Nya, di dunia kamu susah,tapi didalam Aku kamu sentosa. Itulah yang saya telah alami dan arti firman Tuhan ini menjadi sangat hidup melalui pengalamam yang Tuhan izinkan untuk saya terima. Memang Firman Tuhan itu hidup tapi sejak peristiwa Bom tersebut banyak bagian firman Tuhan itu menjadi rhema dan memberi kekuatan yang luar biasa. Saya dulu sejak kecil adalah dari anggota GPdI, mulai dari sekolah minggu sampai besar, kemudian saya menikah dengan Pdt, Timotius Subekti. Suami saya dari gereja Bethel Tabernakel, beliau adalah ketua umum dari sinode ini, tapi kita semua tahu bahwa kita adalah satu di dalam Tuhan, sebagai warga kerajaan Surga.

Setibanya saya di Amerika, saya telpon kakak saya, ibu Pdt.T.Karuniadjaja, di Semarang beliau katakan bahwa kalau singgah di New York, disana ada GPdI yang dipimpin oleh Pdt.Tim Suwidji. Saya kenal baik dengan orang tua dari gembala saudara, juga adiknya, dan saya juga sering ke gereja di Jogja. Siang hari ini saya bersyukur kalau boleh membagikan berkat yang Tuhan sudah berikan pada saya kepada saudara sekalian.

Mari kita baca Mazmur 23:1-6 Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.

Saudara-saudara yang terkasih, kita bersyukur mempunyai Tuhan yang baik, DIA Gembala kita yang baik. Dalam ayat 2 dikatakan DIA membaringkan aku di padang rumput yang hijau, DIA membimbing aku ke air yang tenang, DIA menyegarkan jiwaku, DIA menuntun aku di jalan yang benar, oleh karena nama-Nya. Untuk kita selalu mengenangkan, mengingatkan bahwa Tuhan itu gembala yang baik, saat kita mengalami berkat Tuhan, kalau kita berada di padang rumput yang hijau, kita bisa dengan mudah mengucap syukur, terima kasih Tuhan engkau Gembala yang baik. Sangat mudah bagi kita untuk mengucap syukur dan berterima kasih pada Tuhan saat kita dalam keberkatan. Kalau saudara sedang disegarkan dalam ibadah, saudara mudah untuk mengucap syukur dengan berkata terima kasih Tuhan engkau baik bagi kami. Anak saudara sudah selesai sekolah dan diwisuda, saudara mengucap syukur. Kita mudah mengucap syukur dan berterima kasih, tapi firman Tuhan mengatakan ucapkanlah syukur dalam segala keadaan.

Hal Ini tidaklah mudah. Kalau pada saat kita mendengar firman Tuhan, rasanya enak-enak saja, tapi saat kita menghadapi masalah masihkah kita dapat mengatakan Tuhan engkau Gembalaku yang baik. Umpamanya jika ada masalah berat yang kita hadapi, misalkan anak Saudara hanya 1 dan diambil pulang oleh Tuhan, masihkan Saudara dapat berkata Tuhan engkau sungguh baik. Biasanya kita mulai bersungut-sungut, apalagi kalau kita sudah sungguh-sungguh mengikut Tuhan tapi musibah demi musibah terjadi,kita biasanya mudah bersungut-sungut. Ingat kejatuhan dan kegagalan bangsa Israel adalah disebabkan karena mereka mulai bersungut-sungut.

Banyak hamba Tuhan mengatakan bahwa pada akhir zaman iblis itu ingin mengarahkan anak panahnya dengan lebih dahsyat lagi, diantara anak panahnya adalah anak panah kepahitan hati dan kekecewaan. Hal itu benar-benar saya lihat sungguh luar biasa, hal ini akan menggerogoti kekuatan rohani, kita akan menjadi lemah kalau kita banyak bersungut-sungut. Hal itulah yang juga menjadi kegagalan umat Israel. Oleh sebab itu Iblis ingin ditengah-tengah perjalanan iman kita, kita mengalami kegagalan. Tapi janganlah takut karenaTuhan senantiasa ingin memulihkan kita, dan saya beryukur melalui peristiwa yang saya alami hal tersebut bisa memulihkan hati anak-anak Tuhan untuk belajar lebih mengerti bahwa dalam hal apapun yang Tuhan izinkan terjadi, Tuhan itu tetap teramat baik.

Didalam ayat 4 dikatakan, sekali pun aku berjalan dalam lembah kekelaman aku tidak takut bahaya karena Engkau besertaku. Kalau Daud mengatakan Tuhan engkau adalah Gembalaku yang baik memang karena dia mengalami pimpinan Tuhan. Dia dibawa kepadang rumput yang hijau, dia dibawa ke air yang tenang.Tapi mazmur Daud juga mengatakan sekali pun berjalan di lembah kekelaman adakah saudara masih mengucapkan Tuhan Engkau adalah Gembalaku yang baik, Engkau tidak pernah mengecewakan aku walupun aku sedang berada di lembah kekelaman. Itulah yang Tuhan inginkan untuk kita dapat mengucapkan syukur dalam segala keadaan, maka dengan demikian maka damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal akan ada dalam hatimu.

Sadrach, Mesach, Abednego, mereka beriman dan berkata aku percaya bahwa Tuhan akan melepaskan aku dari dapur api ini, tapi kalau kalaupun aku tidak mengalami itu, aku tetap percaya bawa Tuhan adalah satu-satunya Allah yang hidup dan aku tidak akan menyembah Allah yang lain. Statement seperti inilah yang Tuhan inginkan, apapun yang terjadi saudara tetap bisa beriman padaTuhan dan berkata, Engkau sanggup dan bisa mengadakan mujizat, tapi kalaupun aku tidak mengalami aku tetap percaya, Engkau adalah Gembala yang baik. Hal Itu adalah merupakan iman yang benar. Tuhan itu baik.

Sebelum terjadi kejadian ini pada hari Selasa, pada hari Minggu nya suami saya sakit. Biasanya beliau melayani khotbah 3 sampai 4 kali dihari minggu, karena kami mempunyai 6 kali kebaktian. Dan hari minggu itu dia melayani hanya 1 kali kebaktian. Hari senin off 1 hari penuh, dan beliau sempat membaca majalah mengenai para hamba Tuhan yang menderita di berbagai Negara. Biasanya beliau tidak sempat membaca hal-hal seperti itu, dan pada saat itu beliau sempat membaca didalam Kisah Rasul, Rasul Petrus dan Yakobus ditangkap, tapi rasul Petrus bebas melalui mujizat, bisa keluar dari penjara, tapi Yakobus harus dipancung. Juga dia membaca dari Ibrani 11 rentetan saleh-saleh Tuhan mengalami mujizat-mujizat Tuhan, diangkat ke surga, lepas dari pedang, lepas dari aniaya. Tapi dalam ayat-ayat berikut ada saleh-saleh Tuhan yang harus mengalami aniaya, tapi mereka tidak melepaskan iman. Disitu suami saya mengerti bukan Tuhan itu tidak adil, tapi tiap-tiap orang ada jalurnya masing-masing. Hari itu adalah hari Senin, beliau sempat membaca hal tersebut, dan saya bersyukur Tuhan juga telah mempersiapkan hati saya.

Pada bulan Juni yang lalu saya mengikuti seminar di dekat Los Angeles, saya melihat ada seorang pemuda yang ganteng yang kedua kakinya lumpuh. Saat ini saya datang ke Amerika untuk memesan sebuah kaki palsu bagi saya sendiri, dan rupanya hal ini bukanlah suatu proses yang mudah. Dulu saya berpikir begitu pasang langsung bisa jalan, ternyata tidak semudah itu. Kedua kaki orang muda yang di L.A itu lumpuh mungkin terkena polio waktu kecil, sehingga dia tidak bisa berjalan dan harus menggunakan kursi roda. Karena kami tinggal di hotel yang sama, maka saya dapat saksikan ketika Ia berusaha naik mobil jemputan begitu sangat susah. Tapi pemuda ini luar biasa. Kalau naik mobil dia menyanyi memuji Tuhan, saya kagum, dalam kebaktian dia diberi kesempatan untuk memuji Tuhan.

Dalam nyanyiannya Ia menceritakan tentang burung-burung di udara yang dipelihara oleh Tuhan, DIA melihat engkau, dan DIA juga memperhatikan aku. Lalu dia berkata saat ini saya tidak bisa jalan tapi suatu hari kelak saya akan bisa berjalan. Saya kagum dengan imannya, waktu dia menyanyi suasana dipenuhi oleh urapan yang luar biasa. Walaupun kakinya lumpuh tapi Ia masih bisa mengucap syukur, masih bisa bersuka cita. Saya belum menyadari bahwa hal itu merupakan bekal bagi saya.

Satu bulan kemudian yaitu bulan Juli, hari Selasa biasanya kami bertiga, saya, suami saya, dan anak saya Fera bersama-sama pergi ke gereja untuk doa malam. Tapi karena suami saya sakit, dia tidak dapat berangkat ke gereja. Pada waktu mau berangkat anak saya masih di ruang makan, saya mengambil kunci kontak mobil, dia masih berada di ruang makan, saya berjalan ke halaman menuju mobil saya, saya berpikir siapa yang akan mengemudikan? Biasanya kalau anak sudah besar dia sajalah yang mengemudikan. Tapi hari itu saya putuskan saya saja yang mengemudikan. Belakangan dengan keputusan itu saya mengucapkan syukur luar biasa. Kemudian saya mengemudikan mobil dan kami menuju ke gereja di Jalan Gajah Mada. Hampir masuk ketempat parkir gereja, saya merasa ada yang memepet mendekati mobil saya dan saya mendengar ada bunyi "duk". Saya pikir anak nakal yang menendangkan kakinya ke mobil saya. Lalu saya masuk ke ruang parkir, anak saya turun belum jauh, saya buka kunci kontak itu sedikit, tiba-tiba mobil meledak, saya berteriak Yesus!!!!! Saya baru sadar bahwa itu adalah sebuah bom. Saya melihat pijarnya kuning muda, sangat..sangat terang sekali. Saat itu kalau saya tidak segera keluar dari mobil saya bisa terpanggang. Tapi waktu saya mau mengangkat kaki saya,sudah tidak dapat digerakkan, kaki saya sudah tidak berfungsi lagi, waktu saya lihat,... sudah hancur! Saya mulai berpikir bagaimanakah saya bisa keluar dari mobil ini, saya lihat kaki kiri saya penuh dengan darah, saya kira percikan darah, tapi kenyataannya kaki kiri sayapun mengalami luka yang cukup parah. Akhirnya dengan kaki kiri saya lompati perseneling, tubuh saya, saya paksakan pindah kesebelah kiri, kemudian saya lemparkan diri saya ke tempat parkir. Dan disitu saya tergeletak tak berdaya, darah begitu deras mengalir, memang menurut dokter paling deras darah mengucur adalah pada bagian paha.

Lampu-lampu di ruang parkir pecah karena bunyi yang sangat keras. Telinga sayapun kedua-duanya pecah dan terjadi pendarahan. Saat itu saya juga menghisap asap bom dari dalam mobil, nafas saya semakin sesak saya teriak minta tolong. Karena doa malam di ruang atas sudah dimulai maka suara saya tidak terdengar oleh mereka. Ada 3 orang remaja pada saat itu, mereka takut melihat kondisi saya yang mengerikan. Anak saya juga lari. Ada seorang bapak pendoa kami dia melihat ada seseorang yang sedang memegang saya, padahal watu itu saya tidak merasa ada orang yang sedang memegangi saya. Dia lari mencari istrinya supaya bisa menolong saya. Semua jemaat sekitar 250 orang turun,ada yang lari langsung pulang, mereka tidak tahu kalau ibu gembalanya ada di ruang parkir kena bom. Yang turun ke ruang parkir adalah mereka yang tahu saya ada disana. Salah satunya adalah seorang Ibu pendoa kami, dia merangkul saya. Saya bilang saya tidak kuat. Ibu harus kuat, katanya, kita semua berdoa, berbahasa lidah. Saya merasa kekuatan Tuhan itu menguatkan saya, dan saya percaya orang yang pertama memegang saya adalah malaikat Tuhan yang Tuhan kirimkan pada saya, karena pada waktu itu tidak ada satu orangpun disana.

Selanjutnya saya di bawa kerumah sakit. Ditengah perjalanan nafas saya semakin sesak, saya berteriak oksigen!! Tapi sudah tidak bersuara. Sampai dirumah sakit saya tidak diberi oksigen, saya berteriak minta oksigen, tapi mereka tidak mengerti karena saya tidak bersuara. Karena itu saya minta selembar kertas dan balpoint untuk menulis. Dengan cara ini baru mereka mengerti dan saya diberi oksigen. Tapi keadaan masih gawat dan saya dimasukkan keruang ICCU. Tidak ada persediaan darah dirumah sakit itu, saya harus menunggu sampai 3 jam kemudian. Setelah ditransfusi, darah itu mengalir begitu saja, sampai dokter bingung,mereka mau membelah perut saya disangka ada pendarahan disana. Saya bersyukur kalau pada akhirnya perut saya tidak jadi dibelah. Sementara menunggu inilah terjadi hal yang sangat dahsyat dalam hidup saya. Dalam 3 jam darah terus mengalir sampai darah saya ditampung diember dibawah tempat tidur.,Kasur penuh dengan darah. Saya hampir kehabisan darah. Yang tersisa dalam tubuh waktu itu kira-kira tinggal 1 liter saja. Biasanya dalam kondisi seperti ini dan dalam keadaan koma pertama-tama otaklah yang akan menjadi rusak, kedua ginjal rusak, dan seterusnya organ yang lain, karena oksigen yang ada tidak mampu mengcover seluruh kebutuhan dalam tubuh. Sebenarnya saat itu telapak kaki saya masih utuh tapi sudah berwarna putih pucat tidak ada aliran darah dan menurut dokter harus segera diamputasi supaya tidak merusak bagian yang lain.

Setelah kontak ke Singapore kaki saya harus cepat diputus. Otot dibagian paha sudah seperti tepung karena racun bekerja begitu keras, karena itu kemudian paha saya pun dipotong. Mereka melakukan semua ini bukan di ruang operasi karena alat-alat yang mereka gunakan tidak bisa dipindahkan ke ruang operasi, mereka bekerja diruang ICCU, padahal beberapa waktu yang lalu dokter itu mengetahui bahwa pasien dari rumah sakit ini yang telah dibawa ke Singapore telah terkena virus dari rumah sakit ini, dan virus itupun menghinggapi tubuh saya juga, saya dipotong-potong dan akhirnya digergaji.Tuhan itu luar biasa, dokter itu berkata ibu saya lihat sepertinya tidak bereaksi padahal tensi saya sekitar 60 harusnya masih merasakan sakit.

Saya mengucap syukur pada Tuhan , Tuhan mengadakan mujizat yang luar biasa. Selama operasi itu, selama kerak itu hancur, dan selama kaki saya hancur, semenjak kejadian itu saya tidak merasakan sakit. Kalau saya merasa sakit mungkin saya sudah seperti ayam yang kejang-kejang karena sakit tidak dibius.

Tuhan mengcover tubuh saya. Waktu di Singapore kaki
saya di lubangi mungkin ada 10 lobang, kalau bukan Tuhan yang mengcover tubuh saya, saya sudah mengalami sakit yang luar biasa. Pada waktu sakit gawat itu tensi saya turun terus dan racun itu bekerja dan terus menurun. Dokter di samping suami saya berkata , karena bapak seorang pendeta maka saya beritahukan bahwa ibu sudah flat, artinya ibu sudah mati, karena nafas sudah tidak ada lagi.

Begitu suami saya dengar ini dia langsung menoleh ke tembok dia menangis pada Tuhan. Dan disitu saya melihat suami saya sudah dipersiapkan oleh Tuhan dia melihat keadaan saya dia menangis dan berkata Tuhan biar kehendak Tuhan yang jadi. Dia tidak berani berkata why? mengapa Tuhan ini terjadi atas istriku?. Beberapa hamba Tuhan dari gereja kami berkata mengapa bukan pendeta-pendeta yang brengsek yang terkena bom itu. Mengapa ibu dan bapak yang mengalami musibah ini? Suami saya tidak berani bertanya-tanya, tidak berani beragumentasi, dia takut seperti Ayub. Ayub pertama-tama dia tidak salah, tapi pada pertengahan karena Ayub berargumentasi dengan Tuhan dia salah ngomong. Akhirnya Ayub berkata aku tutup mulutku , dan aku tidak berani lagi beragumentasi dengan Tuhan.

Suami saya sejak awalnya berkata: Tuhan bukan kehendakku, tapi kehendak-Mu lah yang jadi.Tapi kalau boleh Tuhan, tolonglah isteriku. Dan saat itu beberapa pendoa mendoakan saya kira ada 300 hamba-hamba Tuhan dan anak-anak Tuhan yang datang.

Petugas rumah sakit kewalahan, mereka tidak peduli mereka berdoa keras sekali. Dan menurut seorang hamba Tuhan saat itu sungguh indah sekali kami merasa dipersatukan luar biasa. Dari bermacam-macam gereja, dari bermacam-macam pendoa dipersatukan dalam satu Roh, dalam satu permintaan 'Tuhan tolong ibu Subekti'.

Dalam dunia Roh saya mengalami pergumulan pula, pada saat itu nafas saya sesak dan lemah sekali. Saya sadar bahwa Tuhan sudah mau ambil saya dari dunia ini, saya harus persiapkan hati saya, lalu saya berdoa Tuhan ampuni orang yang ngebom saya, ampuni mereka Tuhan biar Engkau bekerja dalam hati mereka, buat mereka bertobat.supaya jangan ada korban lagi.

Dalam hati saya tidak ada dendam, sampai sekarang walaupun sudah ada prediksi siapa pelakunya, tapi saya bersyukur dihati saya tidak menyimpan dendam. Doa yang kedua: kalau ini memang waktunya Tuhan mau ambil saya, saya siap Tuhan.Waktu saya merasa siap ada sesuatu yang dicabut, ternyata saat itulah saya flat, nafas itu sudah tidak ada. Tapi pada saat itu saya berkata aku siap, siap untuk engkau ambil, tiba-tiba setelah saya ngomong begitu wajah suami saya ada didepan saya, saya ingin berkata tapi ada banyak selang-selang dimulut saya sehingga saya tidak bisa berbicara, walaupun suami dan anak dekat saya, kita sudah tidak bisa berharap lagi, mungkin kita bisa mengeluh pada siapa saja tapi kita seperti seorang diri, orang lain tidak bisa mengangkat beban kita, tapi Tuhan di mana pun, apa pun keadaan kita dia siap mendengar doa kita. Oleh sebab itu saat itu saya berdoa Tuhan kalau mungkin Engkau perpanjang umur saya untuk mendampingi suami saya melayani Engkau. Dan pada saat semua pendoa yang berdoa sekitar 300 orang, salah satu pendoa lari ke depan , dia melihat dilangit, melihat rombongan malaikat datang ke rumah sakit itu, memerangi Roh maut yang ada disitu. Firman Tuhan mengatakan malaikat Tuhan itu mengawali orang-orang yang takut akan Tuhan. Kalau kita berdoa, Daniel berdoa Tuhan kirim malaikat-Nya untuk memerangi Roh di atas kerajaan Persia, sehingga akhirnya wahyu terbuka.

Saudara berapa banyak saleh-saleh Tuhan di dalam Alkitab, mereka berdoa dan malaikat Tuhan dikirim untuk berperang. Saudara yakin kalau Saudara berdoa sungguh-sungguh Tuhan menyuruh malaikat-Nya untuk mengerjakan sesuatu. Walaupun Saudara tidak melihat tetapi yakinlah seperti firman Tuhan katakan Tuhan sanggup menyuruh malaikat-Nya untuk melindungi saudara. Sebab itu saya bersyukur pada saat itu terjadi mujizat dan tiba-tiba nafas saya timbul kembali, saya bersyukur orang yang sudah mati / tidak bernafas Tuhan kembalikan lagi nyawa didalamnya. Puji namaTuhan! Dia adalah sumber kehidupan. Akhirnya saya masih tetap bernafas, tapi walaupun saya bernafas tubuh saya tetap dalam kondisi yang sangat lemah, racun itu bekerja dengan keras sehingga ginjal saya rusak kena racun, juga paru-paru saya, muka dan tangan menjadi bengkak karena racun masuk ke dalam darah. Akhirnya setelah kontak ke dokter Singapore saya akan dibawa kesana.

Sebelum di bawa dokter disitu berkata umur saya mungkin tinggal 2 hari saja, karena lihat kondisi saya. Tapi Tuhan itu luar biasa kalau saya saat ini bisa berdiri di depan Saudara itu karena kemurahan Tuhan.

Sebenarnya pada waktu itu pesawat jet dirumah sakit Singapore tersebut akan dipakai orang lain, Seorang bapak yang biasanya mengurus hal itu, dan hanya dialah satu-satunya anggota kami yang sebenarnya istrinya juga sedang sakit kanker yang cukup berat, tapi pada hari-hari itu dia tidak mendapat anfal. Setelah selesai mengurus saya tiba-tiba dia dapat telepon istrinya anfal. Dia cepat balik ke Semarang, 2 hari kemudian istrinya meninggal.

Dalam hal ini pun Tuhan telah mengatur waktu-Nya, mungkin kalau tidak ada bapak ini tidak mungkin kami bisa kontak ke pesawat di Singapore. Waktu pesawat ini akan take off, ratusan orang di airport berdoa, mereka angkat tangan, mereka mendoakan dan memberkati keberangkatan saya.

Seorang hamba Tuhan mengatakan tidak pernah terjadi seperti ini ada persatuan yang luar biasa. Saudara, bagi kita sangatlah diperlukan sekali adanya persatuan supaya mujizat Tuhan itu dapat terjadi. Suami isteri perlu bersatu, orang tua dengan anak perlu bersatu , kalau Saudara ingin ditolong Tuhan persatuan itu penting. Dalam Mazmur 133 kalau Saudara bersatu berkat itu diperintahkan oleh Tuhan untuk turun bagi kita.

Akhirnya saya dibawa ke Singapore ke ruang ICCU, para hamba Tuhan datang mendoakan saya. Oleh karena kemurahan Tuhan operasinya sangat cepat. 3 kali saya diamputasi, walaupun dengan kondisi seperti itu pemulihan keadaan saya sangat luar biasa sekali. Dalam 9 hari paru-paru saya disembuhkan Tuhan. Kira dalam 10 hari dokter berkata ginjal ibu tinggal sedikit yang sakit, darah juga bagus. Para hamba-hamba Tuhan yang datang berkata sebenarnya saya yang mau menghibur ibu, tapi koq malah ibu yang menghiburkan kami. Karena mereka melihat sesuatu dalam diri saya, itu semua bukan karena kekuatan saya saja, tapi karena anugerah Tuhan. Saya mengalami hal seperti ini tapi Tuhan mengcover tubuh ini luar biasa, secara jiwa Tuhan pulihkan / balikkan saya.

Sampai suster di sana berkata apa ibu ini bintang film terkenal, kok yang datang luar biasa seperti ini. Saya berkata saya wanita biasa tapi saya melayani Tuhan yang hidup. Saya mengalami alam Roh yang luar biasa. Ada 4 hamba Tuhan yang suatu saat berdoa buat saya, dan seorang hamba Tuhan yang muda berkata bahwa selama ini dia belum pernah melihat penglihatan. Waktu dia berdoa dia melihat bapak dan ibu Subekti naik perahu dan ibu sedang duduk dengan tenang melihat ke depan, dan bapak di samping ibu memegang dayung duduk tenang melihat ke depan, hamba Tuhan ini heran dan berkata dalam hatinya, mengapa dia diberi penglihatan seperti ini, padahal perahu itu sedang menentang arus, tetapi mereka tetap tenang!. Tuhan berkata memang mereka akan dijadikan teladan untuk hamba-hamba Tuhan yang masih muda, karena dibelakang mereka masih banyak hamba-hamba Tuhan yang masih muda-muda.

Syukur kepada Tuhan melalui kesaksian ini mereka yang dulunya menghadapi masalah kecil merasa malu. Ada pendoa-pendoa di Singapore yang mundur berkata, saya malu mendengar kesaksian ibu Subekti, aku menghadapi masalah kecil di gereja aku mundur, ngomel-ngomel di gereja, aku lepaskan tugasku dan aku tidak mau ke gereja lagi. Berapa banyak kita kecewa, mungkin kecewa dengan manusia atau mungkin dengan Tuhan lalu kita acuh tak acuh pada Tuhan karena kita kecewa dengan Tuhan, dengan pendeta, dengan orang Kristen.

Memang iblis ingin membuat persoalan-persoalan supaya kita kecewa dengan Tuhan lalu mundur dari Tuhan. Tapi jangan mnegikuti trik-trik iblis. Kalau melihat diri saya saya mungkin bisa kecewa. Tapi luar biasa, setiap saya bangun pagi di rumah sakit saya mengucap syukur karena Tuhan itu baik karena memberi keputusan pada saya untuk memegang setir mobil itu, kalau anak saya yang pegang kemudi, dia yang kena. Kalau suami saya yang pegang kemudi, dia yang kena. Anak saya masih mempunyai masa depan yang panjang, suami saya masih dibutuhkan banyak orang dari pada saya. Saya berkata pada Tuhan 'umur saya sudah 55 tahun, hampir 50 tahun mengabdikan diri melayani, masuk keluar kampung . Saya melayani di pusat juga bersama ibu-ibu dan bapak untuk buka cabang di desa-desa. Biasanya kalau buka cabang di desa yang belum ada gereja, jadi kami melayani di bawah pohon, saya main gitar, nyanyi lalu anak-anak datang, saya beri permen, lain kali datang lagi akhirnya saya datang ke orang tuanya saya bawa roti, gula merah, dan kami menggalang persatuan , dan akhirnya berdiri gereja-gereja, hampir 60 gereja didirikan disekitar Temanggung. Dulu saya ikut melayani disitu. Saya berkata Tuhan saya sudah mengabdikan kakiku ini semaksimal mungkin di desa, di gunung.

Dan kalau saya harus kehilangan kaki saya, saya relakan Tuhan! Dan itulah yang membuat saya tidak ada beban, tidak ada susah, tidak kecewa pada Tuhan, tapi saya mengucap syukur pada Tuhan bukan orang lain yang kena. Dan itu yang membuat saya berseri-seri dan bersuka tiap hari. Saya sendiri heran mengapa terjadi seperti ini. Pilipi 4:4-7 Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan!

Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat! Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.

Kekuatan dalam pengucapan syukur itu sungguh luar biasa. Dengan kejadian ini saya mengerti arti kemenangan dalam pengucapan syukur, karena tidak mudah mengucap syukur dalam penderitaan. Lalu saya berdoa Tuhan mengapa saya bisa mengalami seperti ini? Roh Tuhan berkata "oleh karena kamu rela menderita untuk orang-orang yang kamu kasihi dan kamu tetap mengucap syukur, itu adalah suatu power yang luar biasa".

Sebenarnya dalam peristiwa ini suami sayalah yang dituju, karena pernah suatu hari di rumah sakit ada 2 orang yang bertanya kepada salah seorang anak sekolah Alkitab kami. Mereka bertanya siapa yang menjadi korban, anak ini bilang ibu gembala. Salah seorang dari mereka berkata sasaran kita kan pendetanya, mengapa bisa begitu. Agaknya mereka memang mengetahui kejadian tersebut.

Tuhan berkata "waktu aku menderita diatas kayu salib, aku tidak pernah complaint,tidak pernah mengeluh, tidak pernah kecewa karena orang-orang yang aku kasihi termasuk engkau" Saat itu saya melihat bagaimana Yesus dengan penderitaan yang begitu luar biasa, saya menangis Yesus terima kasih karena Engkau tidak pernah kecewa, atau mengeluh dengan penderitaan yang Engkau alami. Saat itu saya melihat penderitaan saya itu kecil dibandingkan dengan penderitaan Yesus di kayu salib.Kalau kita pandang pada Tuhan, apa pun masalah yang kita alami, mungkin kita merasa masalah itu sebesar gunung, kalau melihat penderitaan Tuhan maka masalah kita itu menjadi sangatlah terlalu kecil. Dalam melayani Tuhan tidak sedikit tantangan yang saya alami, tapi saat saya menghadapi tantangan yang berat saya melihat Yesus. Jadi Saudara kalau menghadapi tantangan dan kesusahan pandanglah Yesus. Kalau saya melihat kaki yang tinggal satu ini, saya masih bisa bersyukur karena saya teringat pemuda yang di Amerika itu, saya berkata Tuhan kalau dia dengan 2 kaki yang tidak dapat berfungsi masih bisa bersuka cita, saya bersyukur karena engkau masih memberi 1 kaki yang utuh yang bisa menopang saya. Kalau saya tetap bersuka cita bukan karena kekuatan saya, tapi berkat anugerah Tuhan.

Matius 5 Berbahagialah kalau kamu menderita karena nama Tuhan , berbahagialah karena upahmu besar di surga. Ditengah-tengah kekelaman Yesus tetap Gembalaku, disaat-saat saya sendiri Tuhan disamping saya. Waktu saya ada di Amerika bulan Juli, ada seorang bapak mengalami koma beberapa detik, dia kehilangan memori dalam otaknya selama 20 tahun, lupa pada istrinya, tapi malah dia ingat pada pacarnya yang dulu waktu masih muda. Lalu istrinya perlu mengajarinya lagi siapa istrinya, anaknya dan lain lain.

Teringat cerita itu lalu saya cek otak saya dan ternyata 100% normal. Puji nama Tuhan.Tidak bisa saya bayangkan kalau saya kurang 1% saja, saya tidak bisa bersaksi lagi, suami saya mungkin akan stress, dan satu mujizat lagi yaitu ginjal saya sembuh total. Telinga saya sete lah dicek di Amerika ini sebelah kiri sudah sembuh, sebelah kanan tinggal sedikit lagi, tinggal tunggu 1-2 bulan lagi.Tapi saya percaya kekuatan Tuhan, kalau IA sudah membuat mujizat demi mujizat, Tuhan juga akan menyembuhkan total telinga saya. Selanjutnya saya juga sangat bersyukur telah dipertemukan dengan dokter yang baik, phisioteraphy yang baik, mereka tidak mau dibayar. Kaki palsu saya ini sebenarnya harganya US$16.000 sampai US$24.000 tapi oleh karena kemurahan Tuhan dokter itu berkata akan kontak ke pabriknya dan akan diberi harga pabrik sekitar US$6.000 sampai US$8.000, Tapi sungguh ajaib Tuhan kita, terakhir saya dapat informasi mereka akan memberi gratis mesinnya. Tuhan luar biasa saya dipertemukan dengan orang-orang yang baik. Ini semua anugerah Tuhan.

Sampai hari ini saya sudah 2 kali jatuh, betapa berartinya kalau melihat orang masih bisa berjalan. Saya kepingin punya lagi kaki seperti itu. Karena itu saudara-saudara, saudara masih mempunyai kaki yang utuh , jangan disia-siakan, pakai untuk kemuliaan Tuhan, untuk melayani Tuhan. Betapa berartinya kaki bagi saudara. Untuk hal itu saya masih menunggu mujizat berikut dari Tuhan , kalau ada hamba Tuhan yang kakinya bisa Tuhan sambung dan diberi kaki yang utuh kembali, saya menanti mujizat itu terjadi supaya Tuhan tumbuhkan kaki yang asli lagi, supaya bisa dengan leluasa dipakai untuk melayani Tuhan.

Untuk itulah Saudara dalam segala keadaan kita tahu bahwa Tuhan itu tetap in control, Tuhan tetap pegang kendali. Kalau Saudara melihat saya, Saudara akan melihat masalah Saudara menjadi kecil ! Secara manusia peristiwa saya ini dahsyat, tapi kasih Tuhan lebih dari semuanya, anugerah Tuhan lebih dari semuanya.

Ada 1 ayat yang sangat menguatkan saya dalam 1 Petrus 2:19 Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung. Ayat ini merupakan hadiah dari kakak saya yang diberikan pada saya, Kalau saya di Amerika ini bisa membagi berkat Tuhan untuk jemaat di Philadelfia, New York dan di beberapa gereja lainnya, saya berkata Tuhan terima kasih kalau ini bukanlah karena kekuatan saya, tapi semua hanya oleh anugerah Tuhan, ini adalah kasih karunia Tuhan , kalau saya boleh mengalami penderitaan yang seharusnya saya tidak derita. Amin.

Popular Posts