Tubuh (1 Korintus 6:12-20)
Hampir pasti di mana pun kita berada selalu mudah mendapatkan penikmat makan. Orang-orang ini tahu pasti di mana penjual makanan yang enak dan jenis makanan yang enak. Bahkan bukan hanya di daerah/tempat dia tinggal, tetapi juga mengetahui yang ada di luar pulau, bahkan di luar negeri sekali pun. Benar-benar luar biasa!!
Nikmatnya makan membuat sebagian orang mengatakan jika mau menikmati hidup, ya, harus menikmati makan. Maka perutnya dijejali berbagai makanan dan mereka baru berhenti atau terpaksa berhenti jika sudah ada gejala penyakit atau terkena penyakit tertentu. Padahal kenikmatan makan itu hanya sebatas lidah dan pangkal tenggorokan atau tidak lebih dari rongga mulut.
Umat Israel yang dibawa Musa keluar dari Mesir termasuk umat yang beruntung karena mereka pernah merasakan manna yang sering disebut roti sorga. Manna ini sangat khas karena tidak bisa disimpan untuk ‘ngemil’. Mau ambil seberapa banyak pun boleh, tetapi jika disimpan, akan rusak dengan sendirinya. Sebenarnya itu merupakan pembelajaran dari Allah agar kita bisa mengatur takaran makan yang benar dan tidak terlalu berlebihan.
Selain menjaga makanan, tubuh kita juga harus dijaga dari kecabulan. Dijauhkan dari menikmati seks diluar pasangan yang sah. Perbuatan dosa yang lain terjadi di luar tubuh kita, tetapi percabulan menodai tubuh kita.
Allah telah menebus kita dan hidup kita bukanlah milik kita lagi. Muliakanlah Allah dengan tubuh duniawi kita yang tidak sempurna ini. Kewajiban kitalah agar menjaga tubuh ini tetap layak untuk dipakai oleh-Nya. Tubuh kita adalah bait Allah dan tempat Roh Allah bersanding. Jika tubuh ini ternoda, maka Roh Allah tidak akan menempatinya dan tubuh itu akan menjadi tempat roh-roh kenajisan sehingga berkat Allah sulit turun pada.
Sebab itu perhatikanlah apa yang kita makan dan jagalah diri dari percabulan.
Salam kasih, Deny S Pamudji