Sekitar Anak
Anak merupakan titipan Tuhan bagi kita. Maka sebagai titipan, anak bukanlah milik kita dan tidak boleh kita menganggapnya sebagai milik kita sehingga kita menolak jika Tuhan ingin memakainya ataupun memanggilnya.
Dalam titipan yang Tuhan berikan, Tuhan juga memberikan talenta (kemampuan tertentu yang ada dari lahir) dan rezeki pada masing-masing anak. Karena itu bagaimana pun susahnya sekarang ini, kita harus tetap menjaga titipan itu dengan baik.
Tuhan juga ingin kita tidak mempermalukan anak dan anak juga diharapkan tidak mempermalukan orangtuanya. Dikatakan harta terbesar orangtua ialah anak cucu yang baik.
Tuhan juga ingin kita tidak mendukakan anak. Artnya janganlah kita sampai tidak mempedulikan anak-anak kita. Kita perlu memperhatikan apa yang dibutuhkan selain kebutuhan pokok yang utama seperti mendapat kebutuhan jasmani yang cukup, mendapat pendidikan, mendapat kasih sayang.
Dari seorang anak, kita pun dapat belajar bagaimana kasih Bapa terhadap Anak, Yesus, sobat kita. Dan sifat tulus anak (kecil) dijadikan contoh sebagai calon-calon penghuni sorga.
Kewajiban kita sebagai orangtua ialah menjadikan anak-anak kita bisa hidup mandiri di saat kita sudah tiada. Karena itu janganlah kita bersedih pada saat anak-anak kita meninggalkan kita untuk hidup mandiri. Justeru kita perlu berbangga dan bersuka cita pada Tuhan karena kita sanggup menjaga titipannya dan menjadikannya suatu individu yang baru.
Siapa yang lalai memperhatikan anak-anaknya, maka berarti dia tidak menghargai titipan yang Tuhan berikan dan janganlah heran jika berkat Tuhan tidak dapat turun kepadanya.
Yang terakhir dan tidak kalah pentingnya ialah kita diharapkan memperhatikan titipan Tuhan ini yang telah ditinggal orangtuanya (anak2 yatim piatu). Kewajiban kita bersama untuk memperhatikan mereka juga.
Salam kasih, Deny S Pamudji