Thursday, December 18, 2008

Ujian Untuk Yesus

Ujian Untuk Yesus (Yohanes 8:1-11)

Suasana saat itu masih pagi, tetapi para ahli Taurat dan orang2 Farisi sudah memiliki sesuatu untuk menguji pengetahuan Yesus akan isi Taurat dan juga tanggapan Yesus terhadap Taurat tersebut. Tampaknya apapun yang akan Yesus lakukan pasti akan diserang habis para ahli Taurat dan orang2 Farisi.

Ujian apakah yang Yesus hadapi? Ternyata ujian berupa seorang perempuan yang berzinah. Di sini sudah terlihat strategi dari para ahli Taurat dan orang2 Farisi. Karena seharusnya jika ada perzinahan, maka orang2 yang melakukan (laki dan perempuan) dihukum bersama. Dan hukumannya tidak tanggung2 yakni dilempari batu (dirajam) hingga mati.

Mungkin para ahli Taurat dan orang2 Farisi itu sudah siap berpesta jika Yesus gagal dalam ujian ini. Mungkin mereka akan melarang Yesus untuk mengajar di Bait Allah.

Ketika Yesus ditanya apakah perempuan itu dapat dihukum rajam? Yesus tidak menjawab langsung. Karena Yesus pun mengerti bahwa pertanyaan itu hanyalah jebakan belaka. Jika Yesus menjawab ya, mereka mungkin akan menyalahkan Yesus karena Yesus tidak menanyakan siapa pelaku laki2nya. Jika Yesus menjawab tidak, mereka mungkin akan mengatakan Yesus tidak mengetahui isi Taurat atau Yesus mengingkari isi Taurat.

Tentu saja sikap Yesus yang diam membuat geram para ahli Taurat dan orang2 Farisi. Mereka pasti sudah tidak sabar untuk menghakimi Yesus dan perempuan yang berzinah. Mungkin mereka sudah siap melempari Yesus dan perempuan yang berzinah itu jika Yesus menjawab sesuai dengan skenario yang mereka buat.

Dan akhirnya setelah didesak terus-menerus, Yesus memberi jawaban berupa tantangan, yakni barangsiapa diantara mereka yang tidak berdosa, hendaknya dialah yang pertama melempar batu pada perempuan itu.

Alkitab menulis satu per satu dari mereka meninggalkan tempat. Ah, lega rasanya! Untungnya Yesus tidak lahir pada zaman kini. Jika setting kejadian berada pada zaman ini, mungkin, perempuan itu akan mati. Mengapa? Karena sekarang banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya berdosa. Banyak orang sudah tidak peduli akan orang lain. Tidak peduli akan agama. Bahkan yang beragama pun tidak lagi merasa perlu menjaga tingkah lakunya. Khususnya umat kristen, banyak yang merasa dosanya sudah bersih dan akan selalu bersih sehingga bebas melakukan perbuatan yang dianggapnya benar.

Ada satu ucapan Yesus dari bacaan di atas yang patut kita renungkan, yakni “… jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.”

Mari kawan-kawan kita meneliti diri kita masing-masing. Apakah kita seperti ahli Taurat dan orang2 Farisi di atas, yang menguasai Taurat dengan baik, tetapi kerjanya bukan mengajarkan/menerangkan hukum Taurat, melainkan mencari2 kesalahan orang lain dan menguji orang lain? Apakah kita hanya menjalankan sebagian dari Firman dan mengabaikan Firman yang lain? Apakah kita hanya pandai bicara, tetapi nol dalam perbuatan?

Semoga kiranya Roh Kudus menyadarkan kita dan membimbing kita kembali pada jalur yang benar. Amin.

Salam kasih, Deny S Pamudji

Popular Posts