Monday, June 20, 2011

Serahkan Pada-Nya

JIKA TUAN MAU (Lukas 5:12-16)
Dikirim oleh : Evi Sjiane Djiun

"Aku mau, jadilah engkau tahir" (Lukas 5:13)

Penderita kusta pada zaman Yesus sungguh menderita. Ia dikucilkan, juga wajib selalu membawa bel kecil yang ia bunyikan sambil berteriak, "Najis, najis!" agar orang yang berjumpa dengannya jangan sampai menyentuhnya. Jangankan bersentuhan, mengenai bayangannya saja membuat orang lain najis dan harus mentahirkan diri. Sungguh menyedihkan ketika si kusta harus meneriakkan kepada orang lain bahwa dirinya najis hingga orang lain patut menjauhinya. Lebih menyakitkan lagi, jika ia tahu ada sumber pertolongan, tetapi ia tidak diperbolehkan datang dan meminta kesembuhan.

Akan tetapi, si kusta yang satu ini berbeda. Ia nekat menerobos masuk ke kota tempat Yesus berada, karena ia yakin Yesus satu-satunya Pribadi yang mampu mengubah hidupnya. Dengan penuh harap, ia memohon belas kasihan Yesus: "Tuan, jika tuan mau, tuan dapat mentahirkan aku". Ia yakin Yesus mampu, tetapi ia sadar tidak punya hak apa pun untuk memaksa Yesus memedulikannya, kecuali Dia mau. Ternyata Yesus memang mau. Bahkan, Yesus melakukannya dengan menyentuh tubuh si kusta yang dianggap najis itu.

Anda dan saya sebagai orang berdosa tak lebih dari si kusta yang membutuhkan belas kasihan Allah. Namun, kerap kali kita tidak menanti kemauan Allah terjadi atas hidup kita, tetapi menyodorkan banyak kemauan kita untuk Dia restui. Memaksakan kehendak kita agar menjadi kehendak-Nya. Mari belajar meletakkan diri kita secara benar di hadapan Allah. Kita boleh membawa setiap kebutuhan kita kepada-Nya, tetapi biarlah kehendak-Nya yang jadi atas hidup kita--SST

SERAHKAN KEPADA TUHAN APA YANG KITA INGINKAN DIA JAUH LEBIH TAHU APA YANG KITA PERLUKAN

Sumber : Renungan Harian

Friday, June 17, 2011

Doa

Doa Yang Menggerakkan Tuhan
Dikirim Oleh : Evi Sjiane Djiun

Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujanpun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan.

Doa adalah nafas hidup orang percaya, jika doa adalah sesuatu maka doa adalah segalanya bagi kita. Doa memberikan pendengaran bagi orang tuli, penglihatan bagi orang buta, kehidupan bagi orang mati dan keselamatan bagi orang berdosa. Tetapi seperti apakah doa yang berkuasa itu?

Doa yang berkuasa itu seperti doa Nabi Elia yang dapat mempengaruhi cuaca (1 Raja-raja 17). Doa yang berkuasa adalah doa Ester yang berpuasa selama tiga hari untuk menyelamatkan bangsanya. Doa yang berkuasa membutuhkan ketekunan dan terus bertahan hingga sesuatu terjadi.

Salah satu kelemahan generasi jaman ini adalah tidak memiliki komitmen untuk bertahan dalam jangka panjang. Binatang tercepat dibumi ini menurut para ilmuwan adalah macan tutul Afrika. Kecepatannya berlari mencapai tujuh puluh mil per jam. Namun ada satu kelemahan pada binatang ini, dia memiliki jantung yang kecil sehingga ia cepat lelah. Jadi jika ia tidak cepat menangkap mangsanya, ia tidak dapat bertahan.

Ada banyak orang Kristen memiliki hati seperti macan tutul Afrika ini dalam berdoa. Mereka tidak memiliki ketekunan untuk terus berdoa dalam waktu yang panjang. Mereka memang meledak-ledak dalam doa, namun tidak memiliki kesabaran untuk menantikan jawaban Tuhan. Tuhan tidak mengharapkan umat-Nya memiliki hati macan tutul, namun Tuhan mengharapkan kita memiliki hati burung rajawali, “tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.” (Yesaya 40:31).

Dalam sejarah yang dicatat di Alkitab, Anda dapat temukan bahwa banyak karya ajaib Tuhan yang merupakan hasil dari rasa lapar yang tidak pernah putus, yang besar dan tidak terpuaskan akan perubahaan. Tuhan tidak terguncang karena doa yang bergumam dan singkat, tidak juga oleh usulan yang tanpa semangat oleh orang pasif. Tuhan digerakkan oleh sebuah keinginan yang kuat, sama seperti seorang wanita mandul yang memohon diberikan anak – Anda bisa membaca kisah Hana di 1 Samuel 1.

Jadi, bagaimanakah kita melahirkan kehendak Allah di bumi ini? Dengan bertekun dalam doa dan tidak akan pernah menyerah hingga Anda menerima jawaban dari doa Anda. Dengan kerja keras dan kesakitan, sama seperti seorang ibu yang melahirkan bayinya.

Yesus memberikan perumpamaan tentang ketekunan ini dalam Lukas 18 yang menceritakan tentang seorang janda yang meminta keadilan pada seorang hakim yang lalim. Namun karena ia bertekun dan tidak pernah menyerah mengusik hakim tersebut, hakim itu akhirnya memutuskan untuk membenarkan perkara janda itu. Jadi, jika hakim yang lalim saja keputusannya dapat dipengaruhi oleh ketekunan janda tersebut, bukankah Tuhan memiliki belas kasihan yang lebih besar kepada umat-Nya? Apapun yang Anda pergumulkan hari, bawalah perkara Anda itu kepada Tuhan dan jangan berhenti berseru kepada-Nya hingga Anda mendapatkan pertolongan yang Anda harapkan.

Maju Terus Dalam Tuhan, Tuhan Yesus Memberkati

Artikel yang bertalian : Doa Dan Kuasa, Doa Sederhana, Doa Yang Berkuasa

Monday, June 13, 2011

Berbagi

EZRA (Ezra 7:1-10)
Dikirim oleh : Evi Sjiane Djiun

Sebab Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat Tuhan dan melakukannya serta mengajar ketetapan dan peraturan di antara orang Israel (Ezra 7:10)

Tujuh puluh tahun setelah rombongan pertama bangsa Israel kembali dari pembuangan Babel ke Yerusalem, Ezra turut kembali dari pembuangan. Ezra adalah seorang dari garis keturunan Harun, yang telah dididik untuk menjadi imam. Ia adalah seorang yang banyak belajar dari tulisan-tulisan orang bijak Media Persia, tulisan-tulisan para nabi dan raja, dan teristimewa dari Taurat Tuhan yang diberikan melalui Musa. Dari semua itu, ia berusaha memahami, mengapa Tuhan sampai menghukum bangsanya dengan pembuangan. Dan, ketika ia sudah mengetahui kehendak Tuhan, serta apa yang berkenan kepada-Nya, ia bertekad mengajarkannya kepada kaum sebangsanya, agar mereka bertobat (ayat 10).

Tuhan pun membukakan jalannya untuk kembali, yakni melalui perkenan raja Artahsasta (ayat 6). Tuhan melindunginya dalam perjalanan berbulan-bulan yang harus ia tempuh (ayat 9). Dan, sesampai di Yerusalem, Ezra sungguh memberi dirinya untuk menyampaikan kebenaran; ia berdoa memohonkan ampun atas dosa-dosa umat (Ezra 9). Ia juga menegur umat dan meminta mereka kembali pada jalan Tuhan khususnya dalam hal perkawinan campuran yang mereka lakukan dengan wanita-wanita dari bangsa asing (Ezra 10).

Mempelajari dan memahami firman Tuhan, itu satu hal. Namun, membagikannya agar orang lain juga mengerti dan turut melakukan firman Tuhan, adalah hal lain. Ezra tak hanya ingin menjadi ahli Taurat. Ia tak menyimpan pengetahuannya untuk kepentingan sendiri. Ia membagikan pengertian yang ia peroleh kepada umat Tuhan, karena ia rindu mereka kembali hidup dalam rancangan Tuhan. Maukah kita mengikuti jejaknya? --AW

PELAJARI FIRMAN TUHAN AGAR HIDUP KITA BERTUMBUH TERUSKAN KEPADA SESAMA AGAR MEREKA TURUT BERTUMBUH

Sumber : Renungan Harian

Popular Posts