Malaikat merupakan agen rahasia Allah (demikian Dr Billy Graham menyebutnya dalam bukunya : Angels : God's Secret Agents). Beberapa tugas dari malaikat dibahas dalam buku ini dan salah satu tugas tersebut ialah menolong anak2 Allah. Berikut beberapa kisah tentang pertolongan malaikat ini.
Malaikat Yang Menjelma
Seorang dokter terlelap tidur setelah seharian penuh melayani pasien2nya. Tiba2 ia dibangunkan oleh suara ketukan di pintu. Ketika ia membuka pintu, ia melihat seorang gadis berpakaian sederhana. Wajahnya kelihatan sedih.
Gadis itu berkata bahwa ibunya sakit keras. Dengan suara yang iba sekali ia memohon agar dokter itu mau menolong ibunya. Malam itu sangat dingin dan salju sedang turun. Walaupun dokter itu letih sekali, ia mengenakan mantelnya dan mengikuti gadis kecil itu. Sang dokter menemukan ibu gadis itu dalam keadaan gawat. Ternyata ibu itu menderita pneumonia (radang paru2).
Sesudah memberi pertolongan dan perawatan, sang dokter berkata kepada ibu itu, betapa ia mengagumi kecerdasan dan kegigihan anak perempuannya.
Ibu yang sedang sakit itu terheran2 memandang sang dokter. Lalu ia berkata, "Anak perempuan saya sudah meninggal sebulan yang lau. Sepatu dan mantelnya ada di dalam lemari pakaian di situ."
Sang dokter tercengang. Ia membuka lemari yang ditunjukkan ibu itu. Di situ tergantung mantel yang dipakai oleh gadis kecil itu. Dirabanya mantel itu - hangat dan kering. Tidak mungkin ada yang baru memakainya pada malam yang dingin dan bersalju itu.
Malaikat Menjaga Utusan Injil
Pdt John G Paton, seorang utusan Injil di kepulauan New Hebrides, menceritakan sebuah kisah lain yang mencegangkan. Penduduk pribumi di tempat itu memusuhi utusan injil. Pada suatu malam, mereka mengepung markas besar para utusan injil dengan maksud hendak membakar serta membunuh Pdt Paton dan isterinya. Sepanjang malam yang penuh dengan ketegangan dan ketakutan itu, Pdt Paton dan isterinya berdoa memohon agar Tuhan melepaskan mereka dari bahaya maut.
Waktu fajar menyinsing, mereka heran melihat para pengepung sudah lari. Pdt Paton bersama isterinya mengucap syukur pada Tuhan atas pertolongan-Nya.
Setahun kemudian kepala suku di tempat itu bertobat dan menerima Yesus Kristus. Pdt Paton mengingat kembali peristiwa malam itu dan bertanya kepada kepala suku, apa yang sebenarnya terjadi sehingga mereka tidak jadi membakar rumahnya dan tidak jadi membunuh dia dan isterinya.
Kepala suku itu bertanya sambil terheran2. "Siapa orang2 yang pada malam itu berada dengan Pendeta?"
Pdt Paton menjawab, "Tidak ada siapa2. Hanya isteri saya dan saya sendiri."
Kepala suku membantah. Ia dan anak buahnya melihat banyak orang laki2 (ratusan jumlahnya), bertubuh besar, berpakaian mengkilap, sedang menyandang pedang dan berjaga2 di situ. Mereka berdiri memagari markas utusan injil sehingga orang2 pribumi tidak berani menyerang.
Baru pada saat itu Pdt Paton menyadari bahwa Tuhan telah mengirim pasukan malaikat-Nya untuk melindungi mereka. Kepada suku itu mengiakan perkataan Pdt Paton karena tidak ada kemungkinan lain.
Malaikat Menjadi Pilot Pesawat Tempur
Pada permulaan Perang Dunia II, angkatan udara Inggris menyelamatkan negerinya dari invasi dan dari kekalahan. Dalam buku Tell No Man, Adela Rogers ST. John, mencatat sesuatu yang aneh tentang peperangan di udara yang berlangsung beberapa minggu itu.
Dalam percakapannya, Marsekal Udara tersebut mengisahkan tentang pengalamannya berperang; bagaimana anak buahnya yang jumlahnya sedikit itu hampir tidak sempat tidur, dan bagaimana pesawat2 terbang mereka hampir tidak pernah berhenti berperang.
Ia menceritakan tentang beberapa penerbang yang terhantan serangan musuh. Mereka pasti luka berat atau mati, namun pesawatnya tetap terbang dan berperang. Malahan kadang2 ada penerbang lain yang melihat bahwa pesawat yang sudah kena hantaman itu tetap ada yang mengemudikannya.
Bagaimana hal seperti itu dapat terjadi? Marsekal Udara tersebut berkata, "Saya percaya malaikat2 mengemudikan beberapa pesawat yang pilotnya sudah mati di dalamnya."
Cerita yang lain dapat dibaca pada buku : Malaikat : Agen Rahasia Allah. Billy Graham. Terbitan Lembaga Literatur Baptis, Bandung