Kekerasan Hati (1 Samuel 5 & 6)
Orang Filistin berpendapat bahwa adanya tabut Tuhan bisa membuat bangsa Israel menang dalam peperangan selama ini. Karena itu mereka senang sekali ketika mereka bisa merebut tabut itu dari bangsa Israel.
Padahal bukan tabut yang membuat Israel menang, melainkan kepatuhan menjalankan perintah Tuhan. Sebab walaupun tabut Tuhan ada di Israel, tetapi bangsa Israel tidak mau mendengarkan Tuhan, maka akhirnya mereka dikalahkan Filistin.
Jadi tabut Tuhan bukanlah jimat. Orang Filistin menganggap tabut Tuhan seperti jimat. Sehingga ketika Dagon berantakan karena tidak sanggup berada bersama tabut Tuhan; orang-orang Asdot borok-borok, dipindah ke mana pun selalu menimbulkan borok-borok, orang Filistin masih saja keras hati tidak mau mengembalikan tabut. Baru kemudian setelah tujuh bulan, mereka jera dan mengembalikan tabut ke bangsa Israel.
Berapa lama lagikah kita mengeraskan hati kita terhadap panggilan atau teguran Tuhan?! Kita sudah diberi tanda-tanda dan bahkan pukulan-pukulan, kita tetap saja keras hati. Tanpa pertobatan/kesadaran, maka panggilan atau teguran tersebut akan tetap mengikuti kita sampai kita jera dan mengikuti apa yang dikehendaki Tuhan.
Salam kasih, Deny S Pamudji
Jakarta, 1 Desember 2001