Pinjaman (2 Korintus 15:1-11)
Dikirim oleh : Fransisca Adella Kipuw
Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat (2 Korintus 5:10)
Dalam puisinya I Lend This Child To You, Edgar A. Guest menyampaikan sebuah pesan indah. Berikut adalah petikannya: Aku akan pinjamkan bagimu untuk sesaat/Seorang anak milik-Ku, kata-Nya/Untuk kaucintai semasa ia hidup/Dan untuk ditangisi saat ia meninggal/Mungkin selama enam atau tujuh tahun/Atau dua puluh dua atau tiga/Tapi maukah kau--sampai Aku memanggilnya pulang--menjaganya untuk-Ku?/Maukah engkau memberikan padanya seluruh kasihmu?/Tanpa berpikir pekerjaan itu akan sia-sia/Atau membenci-Ku saat Aku datang memanggil--untuk mengambilnya kembali?
Sebuah puisi yang mencelikkan mata para orangtua. Ketika dunia mengatakan bahwa apa-apa yang ada di hidup kita adalah milik kita sendiri, puisi ini mengembalikan kita pada realita. Bahwa segala sesuatu yang selama ini kita anggap milik kita, sesungguhnya hanya pinjaman dari Tuhan. Termasuk anak-anak yang dipercayakan pada kita. Mereka milik Tuhan, dan suatu saat harus dikembalikan pada pemilik-Nya. Maka, bagaimanakah sikap bertanggung jawab dari seorang yang “hanya dipinjami”?
Karena anak adalah “pinjaman Tuhan” yang bernilai kekal, maka kita harus menyampaikan Injil kepadanya--seperti yang terurai dalam bacaan hari ini. Agar ia sungguh-sungguh mengenal dan memercayai Kristus, Pribadi yang akan “mengambilnya kembali” dan memintanya mempertanggungjawabkan hidupnya. Dan tidak ada kata “nanti” atau “besok” untuk melakukannya. Sebab kita tak tahu kapan Tuhan hendak memintanya kembali. Doakan, bimbing, dan dampingi anak kita untuk menjadikan Kristus Raja di hidupnya!
KETIKA TUHAN MEMINJAMKAN ANAK-ANAK DI HIDUP KITA DIA HANYA MINTA KITA MENUNJUKKAN JALAN PULANG YANG BENAR
Sumber : ”Renungan Harian”