Thursday, October 28, 2010

Teguran Seorang Anak

TEGURAN SEORANG ANAK (Lukas 2:41-52)
Dikirim oleh : Fransisca Adella Kipuw

Jawab-Nya kepada mereka; "Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?" (Lukas 2:49)

Ini cerita dari D.L. Moody, dalam buku berjudul Orang Buta Yang Membawa Lentera (Gloria Graffa, 2010). Seorang gadis kecil pulang  dari gereja. Sambil duduk di pangkuan ayahnya ia berkata, "Ayah, apakah Ayah minum minuman keras lagi?" Perkataan putrinya itu membuat sang ayah gelisah. Jika istrinya yang menegur, tentu ia sudah hilang kesabaran dan minum lebih banyak alkohol. Namun, putrinya menegur dengan kasih. Ia pun bertobat. Sejak itu, rumahnya menjadi "surga" kecil.

Ada seorang manager dari perusahaan keramik ternama Indonesia bercerita bagaimana dia bisa berhenti merokok.  Dia bilang bukan dokter yang membuat dia berhenti merokok , melainkan puteri kesayangannya yang masih kecil.  Koq bisa?  Ceritanya si kecil mendapat pengajaran di sekolah tentang bahaya merokok.  Di mana merokok dapat membuat seseorang pendek umur.  Jadi dengan kepolosannya, ketika pulang dari sekolah, si kecil bertanya pada papanya.  “Papa, kata ibu guru di sekolah, merokok itu dapat menyebabkan kematian.  Saya gak mau Papa mati karena merokok!”  Perkataan yang sederhana, membuat dia merenung semalaman.  “Iya ya, kalau saya mati, siapa yang akan membesarkan puteri saya?!  Betapa egoisnya saya sehingga saya tidak memperhatikan ada seorang puteri yang membutuhkan saya”.  Sejak itu dia bertekad untuk tidak merokok, dan Puji Tuhan, dia bisa mengatasinya.  Dia bilang tidak mudah memang melepas rokok.  Butuh usaha yang berat.  Namun semua bisa dilakukan karena dia begitu mengasihi puterinya. 

Sekarang, walau teman2nya merokok, tidak pernah sedikit pun dia memegang rokok.  Bahkan dia bisa bercerita bagaimana bahayanya rokok dan bagaimana dia bisa menghentikan kebiasaan merokok.

Saat berusia 12 tahun, Yesus sempat membuat orangtua-Nya cemas dan mencari-cari-Nya hingga tiga hari karena terpisah dari rombongan (ayat 45, 46). Ketika akhirnya Yusuf dan Maria menemukan-Nya, Yesus menegur mereka dengan mengungkap tujuan kehadiran-Nya di dunia, yakni melakukan urusan Bapa-Nya (ayat 49). Dan Maria, khususnya, menerima teguran itu untuk mengenali kehendak Allah (ayat 52). Keterbukaan komunikasi ini tidak merenggangkan hubungan, tetapi justru mengarahkan kembali keluarga itu akan rancangan besar Allah bagi mereka.

Seorang anak yang mengenal kasih Kristus sangat mungkin menjadi saksi yang berani. Sebab ia tulus, tak ada niat menjerumuskan atau mempermalukan orang lain. Khususnya bagi keluarga sendiri. Tak  selalu orangtua yang mengoreksi anak. Bahkan, ketika suami atau istri tak mampu menegur pasangannya, maka si anak dapat. Justru anak kerap dapat menegur orangtua dengan cara yang lebih mudah diterima.  Maka, bawa anak sedini mungkin kepada Kristus. Tanamkan kesetiaan beribadah. Dukung pertumbuhan rohaninya melalui bacaan dan pujian rohani. Agar mereka menjadi murid Kristus yang ikut mewujudkan surga kecil dalam keluarga! --AW

DALAM KELUARGA KRISTIANI YANG MAU BERTUMBUH SETIAP ANGGOTA TERBUKA UNTUK DITEGUR DAN MENEGUR

Sumber : Renungan Harian + Kesaksian

Popular Posts