Menyembah Allah Yang Benar (Roma 1:18-25)
Secara naluri manusia percaya ada kuasa lain diluar dirinya yang lebih berkuasa. Sebab itu manusia berupaya mendekati dirinya dengan kuasa tersebut dan manusia mencari jalan untuk menyembahnya. Dan karena itu pulalah manusia terjebak dalam penyembahan yang salah atau berhala.
Apa itu berhala? Menyembah sesuatu dalam bentuk manusia, hewan, makhluk tertentu, dan benda-benda tertentu. Intinya ialah menyembah sesuatu yang dibentuk oleh tangan manusia maupun oleh tangan alam.
Allah yang benar adalah Allah yang tidak terbatas dan tidak dapat dibatasi. Bagaimana mungkin Allah yang tidak terbatas disembah dalam bentuk-bentuk tertentu?!
Menyembah Allah yang benar ialah menyembah dalam roh dan kebenaran. Dalam roh artinya dalam bentuk pernyataan hati atau pikiran. Bukan dalam bentuk tulisan ataupun raga. Dalam duduk (di saat perjalanan ataupun kantor), dan dalam berbaring pun (ketika kita dalam keadaan sakit), kita dapat menyembah Allah. Karena hati atau pikiran kita bicara pada Allah dan mengucapkan syukur pada Allah.
Dalam kebenaran artinya kita tidak menganggap Allah ada di dalam bentuk-bentuk tertentu dan dalam bangun/tempat tertentu. Allah tidak terbatasi dalam tempat yang dibuat manusia. Allah bukan dalam alam semesta, justeru alam semesta ini ada di dalam Allah.
Sudahkah kita menyembah Allah yang benar? Atau masihkah kita menyembah Allah dalam bentuk yang terbatas?
Salam kasih, Deny S Pamudji