NATS: Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus (Kisah Para Rasul 2:36)
Para pengikut Kristus memandang penyaliban-Nya sebagai kesalahan terbesar sepanjang sejarah. Namun mereka menghiasi gedung gereja dengan salib, mengenakan salib sebagai perhiasan, dan bernyanyi tentang penyaliban itu. Mengapa orang mengenangkan simbol penderitaan dan peristiwa memalukan yang sangat buruk itu?
Pada zaman dulu, penjahat dan pemberontak dihukum mati dengan disalib. Dalam kekacauan yang terjadi setelah kematian Herodes Agung pada abad ke-4 S.M, para tentara Romawi memagari jalan di Galilea dengan 2.000 salib. Pada masing-masing salib tergantung tubuh seorang pemberontak. Dengan memasang salib-salib itu mereka hendak membuat ngeri siapa pun yang bermaksud melancarkan pemberontakan melawan Roma.
Namun kematian Yesus tidak seperti kondisi di atas. Memang Dia menanggung penderitaan fisik yang sama, tetapi Dia mengalami perasaan ditinggalkan yang menakutkan sehingga Dia berseru, "Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" (Markus 15:34). Sebagai Anak Allah, Dia mengalami murka Bapa-Nya yang ditujukan terhadap dosa seluruh manusia. Dalam kematian-Nya, Dia menebus dosa kita dan mematahkan kuasa maut. Untuk membuktikan karya Kristus di kayu salib, Allah membangkitkan Dia dari kubur (Kisah Para Rasul 2:24; Roma 1:4).
Kesalahan terbesar dalam sejarah telah menjamin kita memperoleh pengampunan dosa. Kebangkitan-Nya memastikan kemenangan akhir kita terhadap maut. Itulah sebabnya kita mengenangkan peristiwa penyaliban! --HVL
SALIB KRISTUS MENYATAKAN KASIH ALLAH YANG TERINDAH
DAN KEBURUKAN DOSA MANUSIA
Sumber : Pdt Bambang Soebowo, GBI Eben Haezer - Jl. K.H.Wahid Hasyim no.67 - Jakarta Pusat