Monday, September 04, 2017

Patuh Tanpa Alasan

" Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani ".
(1 Korintus 2 :14)

Banyak orang bukan Kristen bahkan juga orang Kristen  tak bisa mengerti Injil. Ini bukan hal yg aneh untuk jaman kita sekarang ini. Ketika Paulus menulis untuk orang-orang Korintus,  dia juga dianggap aneh dan bodoh oleh orang Yunani. Untuk orang biasa memang bisa demikian. Allah mengirim Yesus yg tak berdosa ke dunia untuk mati disalib bagi orang orang jahat yg berdosa, inipun bagi orang-orang yg tak percaya dianggap sebagai kebodohan. 
Orang biasa tidak bisa mengerti kekuatan Injil karena ini hanya bisa dicerna secara rohani.

Ini juga banyak kita temui dalam hidup sehari hari. Terkadang kita mendengar Tuhan berkata kata, mungkin juga melalui FirmanNya, dan ketika kita mencoba menerangkan kepada mereka yg tak mengenal Yesus, mereka berpikir ini tak masuk akal.

Sebuah contoh, saya ingat sepasang suami istri yg pergi ke Afrika menjadi misionaris. Mereka tidak disponsori atau disupport oleh sebuah lembaga ataupun gereja. Mereka memakai tabungan bahkan menjual cincin kawinnya .

"Menjual cincin kawin nya ? ", keluarga yg skeptis bertanya. 
" Jadi Tuhan tidak menyediakan untukmu, sehingga kamu harus menyiapkan sendiri?"
Istrinya tersenyum dan berkata, "Kita sudah memutuskan  bahwa melayani Yesus jauh lebih penting dari harta dan kenyamanan".
Pasangan suami istri itu merasa sudah melakukan pilihan yg benar, tetapi toh tidak bisa diterima oleh keluarga yg skeptis tadi.

Adalah sangat sulit untuk banyak orang mendengar, menangkap dan memahami kehendak Tuhan apalagi untuk mematuhinya tanpa banyak bertanya.
Alkitab juga menuliskan hal serupa dalam Yohanes 4,  ketika Yesus bersama perempuan Samaria.
Ketika itu Yesus berada di Yerusalem dan Dia ingin pergi ke Galilea yg ada di Utara. Samaria terletak diantara Yerusalem dan Galilea. Jaman itu orang Yahudi tidak suka dengan orang Samaria, sehingga menghindari rute melewati Samaria. Yesuspun sebenarnya bisa mengambil jalan yg lain bila mau menghindari Samaria.
Tapi  mengapa Yesus mengambil jalan yg 'tidak normal' yaitu tetap melewati Samaria.  Akhirnya kita tahu bahwa   Dia bertemu dengan perempuan Samaria itu yg akhirnya membawa seluruh desa itu mendengar FirmanNya.

Orang orang biasa yg hati pikirannya belum diterangi RohKudus seringkali mencemooh kita. Yg kita lakukan dalam tuntunan RohKudus seringkali tidak masuk akal bagi mereka.
Jadi sebenarnya siapakah yg mengatakan semua tindakan kita harus masuk akal? Alkitab pun menuliskan bahwa akal pikiran biasa tidak bisa memahami hal-hal rohani.
Seringkali ada pikiran yg kita kesampingkan dan kita berkata,  " ini tidak logis...." . Hal semacam ini terkadang kita mengabaikan tuntunan Tuhan. 
Memang setan sering membanjiri pikiran kita dengan berbagai hal , tapi bila kita membuka hati kita dalam doa dan minta Roh Kudus membuka hati kita serta menunjukkan jalan Tuhan, maka kita bisa merasakan dan melihat perbedaannya.
Coba kita ingat kisah Petrus si nelayan yg sudah semalaman menjala ikan tidak mendapat sesuatu, kemudian Yesus si tukang kayu datang dan memberitahu si nelayan, untuk menebarkan jalanya di air yg dalam... Baca Lukas  5:4.
Petrus punya alasan kuat untuk menolak perintah Yesus itu karena ia sudah semalaman kelelahan menjala di situ tanpa hasil. Tapi dalam Lukas 5:5 Petrus menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya,  _aku akan menebarkan jala juga."_ 
Dan kepatuhan Petrus, termasuk yg sudah tidak logis tadi, ternyata tidak mengecewakannya. Ia mendapatkan ikan begitu banyaknya sampai jaringnya koyak dan  perahunya hampir tenggelam karena banyaknya ikan yg diperoleh.

Ini adalah prinsip yg sangat penting yg harus kita pegang  yakni patuh pada FirmanNya tanpa alasan apapun. 
Seorang teman saya memakai istilah prinsip bagaimanapun.
Dia berkata bahwa dia merasa Tuhan minta dia melakukan sesuatu yg menurut dia kurang pas... tapi segera ia berkata " bagaimanapun  aku patuh ".

Itulah sesungguhnya  yg diminta Tuhan , yaitu patuh tanpa alasan

Tuhanku yg penuh hikmat dan mahabaik, kadangkala banyak hal tidak masuk akalku, tapi bagaimanapun aku ingin ada di dalam kehendakMu. Tolonglah aku  agar aku makin bertumbuh dalam  mencerna kehendakMu, agar tak satu kesempatanpun hilang  bagiku untuk melayaniMu.
Ajari aku untuk makin percaya padaMu dan tolong aku  untuk patuh padaMu tanpa alasan.
Terima kasih untuk mendengar doaku Tuhan.


From : The Book Battlefield of the Mind.
By Joyce Meyer.

Popular Posts