NATS: Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan (Roma 5:3)
Seorang pemuda kristiani menemui seorang jemaat yang lebih tua dan bertanya, "Bersediakah Anda berdoa supaya saya lebih sabar?" Lalu mereka pun berlutut bersama, dan pria itu mulai berdoa, "Tuhan, kirimkan kesulitan kepada anak muda ini di pagi hari; kirimkan padanya kesulitan di siang hari; kirimkan padanya ...." Sampai di sini, pemuda itu memotong, "Bukan, bukan kesulitan! Saya meminta kesabaran." "Saya tahu," jawab orang kristiani yang bijaksana itu, "tetapi melalui kesulitanlah kita belajar untuk bersabar."
Kata ketekunan dalam bacaan Kitab Suci hari ini dapat berarti kemampuan untuk tetap tegar di dalam tekanan kesulitan tanpa menyerah. John A. Witmer menulis, "Hanya orang percaya yang telah menghadapi penderitaanlah yang mampu membangun ketegaran. Dan pada akhirnya juga membangun karakternya."
Ketika Rasul Paulus mengajar jemaat di Roma bahwa "kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan" (Roma 5:3), ia berbicara berdasarkan pengalaman pribadinya. Ia telah menderita karena dipukul, dicambuk, dirajam, karam kapal, dan penganiayaan. Namun, ia tetap tegar dalam imannya dan tidak mundur dari tanggung jawabnya untuk mengabarkan Injil.
Jika saat ini Anda sedang menghadapi ujian berat, muliakanlah Allah! Di bawah kendali-Nya yang penuh hikmat, maka segala sesuatu yang terjadi pada kita -- entah menyenangkan atau menyakitkan -- dirancang untuk membangun karakter yang serupa dengan Kristus. Oleh sebab itu, kita dapat bermegah dalam penderitaan --Richard De Haan
ORANG YANG SENANTIASA MENANTIKAN TUHAN
TIDAK AKAN DIHANCURKAN OLEH BEBAN KESULITAN
Sumber : Pdt Bambang Soebowo, GBI Eben Haezer - Jl. K.H.Wahid Hasyim no.67 - Jakarta Pusat