Roma 1:21-22
Suatu ketika Yesus menyatakan kepada murid-muridNya, bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung penderitaan di sana, Ia akan dibunuh dan bangkit pada hari yang ketiga. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau." Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia." (Matius 16:21-23). Walaupun Petrus telah berjalan bersama dengan Yesus selama tiga setengah tahun lamanya, namun tidak serta merta ia mengenal pikiran dan rencana Tuhan.
Demikian juga dengan kita, yang mungkin selama ini telah melayani Tuhan, belum tentu kita mengenal pikiran Tuhan. Mengapa demikian? Mungkin karena pikiran manusiawi kita memang telah dipenuhi hal-hal yang sifatnya duniawi, sehingga kita tidak dapat mengerti pikiran Tuhan yang tak terbatas. Itu sebabnya Filipi 2:5 katakan: "Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus." Dan ayat ini menyadarkan kita bahwa kita dapat dan seharusnya menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Yesus, karena sesungguhnya setiap kita terpanggil untuk menjadi serupa dengan Yesus, yang adalah gambaran yang sempurna. Sebab itu Yesus perintahkan dalam Matius 5:48; "Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."
Saat-saat ini mungkin banyak dari kita yang merasa telah beribadah dan melayani Tuhan, namun tidak hidup sebagaimana Yesus hidup, seperti yang dikatakan ayat mas di atas, "sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepada-Nya. Sebaliknya pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap." Betapa mengerikannya jika hal ini benar-benar terjadi pada kita. Oleh sebab itu, kita harus mengarahkan pikiran seperti yang dikatakan dalam Kolose 3:2; "Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi."
Jika kita memusatkan pikiran kita pada hal-hal yang sifatnya duniawi, tentang keindahan dan kenikmatan dunia ini, maka itu akan menjadi seperti ilah zaman ini, yang membutakan mata kita. Hal ini tentunya membuat kita tidak mampu melihat rancangan Allah yang sempurna atas hidup kita. Allah punya rencana yang indah bagi kita, dan Yesus telah menggenapi rencana-Nya, sekalipun harus dilalui dengan penderitaan, bahkan kematian. Jangan takut jika Tuhan mengizinkan kita melewati penderitaan! Miliki pengenalan akan Allah yang lebih dalam! Sebab semuanya itu adalah proses yang harus kita lalui, supaya kita menjadi pribadi yang luar biasa di dalam Tuhan dan semakin menjadi serupa dan sempurna seperti Tuhan Yesus.
Sumber : Pdt Sylvia Supangkat, GPIA El Shaddai, Bekasi