Bertemu Allah Di Bioskop
Dikirim oleh : Raymond Erwin
kalimat diatas.
Sue Stanley mengalami serangkain kehilangan yang menghancurkan dalam kehidupannya. Orangtuanya meninggal di tahun 1990 dalam suatu tragedi pembunuhan. Setahun kemudian suaminya meninggalkannya. Dalam waktu singkat ia menjadi yatim piatu sekaligus orangtua tunggal, yang berusaha menghibur anak-anaknya yang juga merasa kehilangan. Ia tidak yakin bagaimana ia dapat meneruskan hidupnya, hingga suatu hari Allah 'menemuinya' di sebuah bioskop.
Putranya, Brian, berusia empat tahun, dan ketika itu Sue mengajaknya nonton untuk pertama kalinya, bersama dengan tetangga-tetangganya. Di perjalanan, putri tetangganya yang sok tahu memberi tahu Brian bahwa bioskop itu gelap dan Brian mungkin tidak akan menyukainya. Mereka sampai disana, membeli karcis, popcorn, dan makanan lainnya ketika Brian mogok. Yang lainnya telah masuk, namun Brian berdiri di depan pintu dan menangis, "Tidak, tidak! Tidak mau!"
Sue berjongkok untuk berbicara kepada putranya yang tersedu-sedu itu, dimana saat itu Allah berbisik dengan lembut di telinganya, "Sue, apa yang akan engkau katakan kepada Brian, itu juga yang Kukatakan padamu."
Ternyata Sue mengatakan,"Sayang, ibu tahu di dalam sana gelap, dan ibu tahu bahwa kamu takut, namun ibu mengajakmu kesini karena ibu mengetahui sesuatu yang tidak kamu ketahui. Ibu pernah kesini sebelumnya dan ibu tahu seperti apa di dalam sana. Ada sesuatu yang sungguh baik di dalam sana, dan ibu tahu bahwa kamu akan menyukai, namun kamu tak dapat melihatnya kecuali kamu masuk."
Pada saat ia mengatakan hal itu, ia teringat akan Yeremia 29:11 "Sebab Aku ini mengetahui rancangan apa yang ada padaKu mengenai kamu, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan." Ia kemudian melanjutkan, "Ibu tidak meyuruhmu masuk kesana sendirian. Ibu akan menyertaimu dan ibu tidak akan melepaskan tanganmu." Ia pun segera teringat Yesaya 41:10, "Janganlah takut sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kananKu yang membawa kemenangan."
Brian menjadi lebih tenang dan mau mendengarkan ibunya. Sue lalu mendapat ilham lebih lanjut. Ia menjulurkan kepalanya ke dalam bioskop yang gelap lalu berkata, "Brian, yang gelap hanyalah jalan masuk yang kecil ini. Di sudut-sudut di dalam sana ada lampu-lampu kecil di lantai, lampu-lampu di dinding dan banyak cahaya dari layar". Sue sadar bahwa ia sedang membicarakan cahaya-cahaya kecil dalam hidupnya, yaitu orang-orang yang telah dengan strategis diutus oleh Allah sebagai para penghibur dan penasehat, yang membawa sukacita serta tawa ria baginya ditengah-tengah kepedihannya yang luar biasa. Dan cahaya yang terbaik dari semuanya itu adalah Yesus sendiri, "Tuhan adalah terangku dan keselamatanku."
Akhirnya yakin, Brian memandang kepada ibunya, memegang tangannya, menggamit popcornnya dan berjalan masuk ke dalam bioskop bersama ibunya. Ketika mereka duduk diantara teman-temannya, tetangga Sue bertanya dari mana saja mereka. Yang dapat dijawab Sue adalah, "Aku baru saja bertemu dengan Allah yang hidup di luar."
Sue mengenang hari yang kelihatannya biasa-biasa saja itu sebagai suatu saat menentukan ketika ia tahu bahwa dalam masa tergelap dalam hidupnya, Allah adalah tempat berlindung baginya.
Technorati Tags: gelap,takut,kuatir,bioskop,cahaya,pernah,berlindung,ibu,anak,kemenangan,1990,sue stanley,yatim piatu,mogok,cemas