1 Yohanes 3:22
Allah telah terlebih dahulu menyatakan kasih-Nya kepada kita, melalui Yesus Kristus yang mengorbankan diri-Nya di atas kayu salib untuk membayar lunas dosa-dosa kita. Jadi kita mengasihi TUHAN karena Dia yang terlebih dahulu mengasihi kita. Lalu apa yang menjadi bukti bahwa kita mengasihi Dia? Yaitu kita taat kepada apa yang Ia perintahkan. Ketaatan adalah syarat yang harus dipenuhi dalam hidup kerohanian orang percaya.
Yesus Kristus telah menjadi teladan yang luar biasa dalam hal ketaatan, Filipi 2:8-9 katakan: "Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama."
Demikian pula Abraham, ia begitu taat kepada Allah ketika Allah memintanya untuk mengorbankan Ishak, anak satu-satunya itu. Dan karena ketaatannya, Allah katakan: "Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri — demikianlah firman TUHAN —: Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku, maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya. Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku." (Kejadian 22:16-18).
Kita melihat bahwa ketaatan mendatangkan berkat yang luar biasa. Ketaatan adalah refleksi dari iman, sebab tanpa kepercayaan penuh kepada Tuhan yang memberi perintah, rasanya mustahil untuk mendengar dan menjadi taat akan perintah-Nya. Oleh sebab itu Tuhan sangat menghargai ketaatan kita. Dan hanya orang yang taat kepada perintah-perintahNya yang berhak menyebut dirinya benar-benar mengasihi Tuhan.
Sumber : Pdt Sylvia Supangkat, GPIA El Shaddai Bekasi