Lukas 6:32
Kalau kita berbicara mengenai kasih, jelas harus ada perbedaan antara kasih menurut hukum Tuhan dan hukum dunia. Pada kenyataannya kehidupan kasih yang ada di dalam dunia dewasa ini adalah kasih yang bersyarat, padahal dalam iman Kristen kasih itu memberi. Mengasihi mereka yang memang layak dikasihi dan mengasihi kita, itu bukanlah kasih Tuhan, melainkan gambaran kasih yang ada di dalam dunia.
Kasih yang Tuhan Yesus ajarkan adalah: "Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu." (Lukas 6:27-28). Dalam hal ini, Tuhan Yesus tidak hanya berkata-kata saja, tetapi Dia memperlihatkan bagaimana Ia melakukan apa yang dikatakanNya. Kita tahu bahwa Yesus mengampuni dan mengasihi siapa pun dan dalam keadaan apapun.
Dalam perjalanan hidup kita pun, mungkin sudah teramat banyak luka yang kita timbulkan dalam hati Yesus, akibat kejahatan, pelanggaran, kebiasaan buruk dan dosa-dosa kita. Namun Ia tidak pernah membuang kita karena Ia mengasihi kita tanpa syarat, Ia katakan: "Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang." (Matius 12:20). Hukum yang mana yang dikehendakiNya untuk menang? Adalah "Hukum Kasih".
Jati diri kita sebagai anak-anak Tuhan harus terpancar dari dalam kehidupan kita, dengan cara melakukan perintahNya yang dikatakanNya dalam Yohanes 15:12 ; "Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu." Lalu dalam 1 Yohanes 3:16-18 mengatakan: "Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kita pun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita. Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya? Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran."
Dalam iman, pengharapan dan kasih, ingatlah bahwa yang terbesar diantara segalanya adalah KASIH.
Sumber : Pdt Sylvia Supangkat, GPIA El Shaddai Bekasi