Kisah pencobaan di padang gurun versi Lukas sedikit berbeda dengan Matius maupun Markus. Ada sedikit catatan yang layak disimak dalam menutup tahun 2019 ini, yaitu: "Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu yang baik" (13).
Kisah pencobaan yang dilakukan Iblis terhadap Yesus memang berakhir dengan kemenangan Yesus.
Atas tiga pencobaan yang diajukan Iblis,
-Yesus tidak pernah tergoda untuk menuruti keinginan Iblis.
-Yesus teguh pada pendiriaan-Nya.
-Ia tidak goyah.
Dan kerana itulah Iblis memilih untuk mundur.
Akan tetapi, dalam catatan Lukas, alasan Iblis mundur bukanlah kerana mengaku kalah, bukan pula kerana tahu bahwa Yesus tidak mungkin goyah, tetapi karena ia merasa waktunya memang tidak baik. Waktunya kurang tepat. Menarik bukan, Iblis tidak mengakui kekalahannya. Ia tetap merasa masih mampu mengalahkan Yesus. Ini hanya soal waktu. Oleh karena itu, Iblis menunggu waktu yang baik.
Jika demikian tindakan Iblis terhadap diri Yesus, kepada para pengikut Yesus pastilah ia akan melakukan yang sama.
Menunggu waktu yang baik tidak bererti sekedar termangu, diam, dan berpeluk tangan. Tidak.! Menunggu waktu yang baik bererti tetap waspada.
Artinya: penuh konsentrasi. Tidak lengah.
Itulah yang dikerjakan Iblis. Ia senantiasa waspada dan siaga. Ia selalu mencari tahu bila manusia lengah. Dan jika kita lengah, itulah waktu yang baik bagi dia untuk bertindak. Iblis tidak gegabah, ia cukup sabar untuk menanti saat yang tepat baginya bak singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya (1Ptr 5:8).
Itu bererti hanya ada satu jalan bagi kita, para murid Kristus abad ke-21, yaitu: kita harus lebih waspada daripada Iblis. Caranya, sebagaimana Yesus: kita harus mau hidup dan dihidupi oleh firman Allah.