Kematian Yang Menghubungkan (Matius 27:51)
Oleh : Deny S Pamudji
Tabir di Kemah Suci yang kemudian juga di Bait Suci merupakan tabir yang memisahkan antara ruang kudus dengan ruang mahakudus di mana tabut perjanjian disimpan (Keluaran 4:21, 26:39). Tabir itu bukanlah sembarang tabir, melainkan harus dibuat oleh ahli tenun (Keluaran 26:31). Yang masuk ke dalam Kemah Suci juga bukan orang sembarangan melainkan orang yang dipilih dan orang tersebut haruslah hidup kudus sepanjang hidupnya (Imamat 16:2). Jadi betapa sulitnya dulu ketika orang ingin menghadap Tuhan, entah untuk menyembah-Nya apalagi untuk menyampaikan permintaan.
Tetapi, Puji Tuhan, kematian Yesus di kayu salib, telah membuat hubungan yang sulit itu menjadi hubungan yang mudah. Matius 27:51 menuliskan ‘Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah ….” Hal yang sama juga tertulis di Markus 15:38, dan juga Lukas 23:45. Dengan terbelahnya tabir, maka tidak ada lagi pemisah bagi kita untuk mendekati Tuhan dan semua terjadi dengan kematian Yesus di kayu salib sebagai korban untuk semua dosa kita.
Sekarang kita semua dapat menghadap Tuhan tanpa melakukan upacara korban. Kita dapat menyampaikan keluhan dan permintaan kita secara langsung, tanpa harus melalui iman. Dan bahkan kita tetap bisa berhubungan langsung walau kita di dalam keadaan yang tidak sempurna atau dalam keadaan berdosa/bersalah.
Sayangnya, kesempatan untuk hidup dekat dengan Tuhan sering kita sia-siakan. Untuk saat teduh saja, kita sering merasa berat dan kalau pun dilakukan, bukan pada waktu yang khusus melainkan pada saat di mana tidak ada kegiatan lain.
Marilah kita belajar memberikan waktu khusus untuk Tuhan. Untuk memuliakan nama-Nya, untuk bercakap erat dengan-Nya, sehingga terjadi hubungan yang akrab antara kita dengan Tuhan yang membuat kita semakin diteguhkan dan semakin mengerti rencana Tuhan atas kita. Tuhan memberkati.