Thursday, August 09, 2012

Milik Tuhan

KETIKA KEHILANGAN (Ayub 1:13-2:10)
Dikirim oleh : Evi Sjiane Djiun

"Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan!" (Ayub 1:21)

Pernah berduka karena kehilangan sesuatu yang kita cintai? Makin dalam cinta, makin dalam juga dukanya. Cepat atau lambat, kita akan  mengalami kehilangan, entah itu karir, harta-benda, stamina, anak, orangtua, pasangan hidup, atau sahabat baik kita. Apapun  penyebabnya, kehilangan selalu terasa menakutkan, menyakitkan, dan menghancurkan.

Meskipun dalam banyak hal kita berbeda dengan Ayub (kita bukan orang  paling kaya, tidak punya anak sebanyak dia, dan mungkin tidak hidup sesaleh dia), ada satu benang merah yang menyatukan kita dengan  kisah Ayub, yaitu kita sama-sama pernah mengalami kehilangan. Sesuai izin Tuhan, dalam waktu singkat Ayub kehilangan anak-anaknya,  kesehatannya, kekayaannya, dan rasa hormat sang istri. Respons Ayub? Ia sujud menyembah dan berkata: "Tuhan yang memberi, Tuhan yang  mengambil, terpujilah nama Tuhan!" Secara manusia ia tentu berduka, sebab itu ia mengoyakkan jubah dan mencukur rambutnya (ayat 20).  Namun, ia menyadari sepenuhnya bahwa apa yang dimilikinya sekarang adalah kepunyaan Tuhan dan datangnya dari Tuhan, Dialah yang berhak  atas segalanya. Sebab itu, Ayub mampu memuji Tuhan di tengah kehilangannya.

Sadar atau tidak, kita kerap merasa pantas menerima hanya hal-hal  baik dalam hidup. Ketika kehilangan kekayaan, kesehatan, dan  orang-orang terkasih, kita menganggap Tuhan tidak adil sehingga kita merasa berhak untuk menggugat dan marah kepada-Nya. Ketika Tuhan mengizinkan kehilangan terjadi, biarlah kasih kita kepada-Nya tidak ikut hilang. Mari bertanya apa yang menjadi rencana Sang Pemilik.  Dia Tuhan Yang Mahabijak dan tak pernah salah dalam bertindak. --DEW

KEHILANGAN AKAN MENGUJI KASIH KITA: KEPADA ALLAH ATAU KEPADA PEMBERIAN-NYA.

Sumber : Renungan Harian

Popular Posts