3 SIKAP MENGHADAPI PERSOALAN HIDUP (Yohanes 2:1-11)
Dari peristiwa mujizat pertama yang dilakukan Yesus Kristus ini, ada 3 sikap yang harusnya kita miliki saat menghadapai persoalan hidup sehari-hari.
SIKAP PERTAMA
Segala sesuatu ada waktunya menurut rencana Allah.(SABAR MENUNGGU WAKTUNYA TUHAN)
Ketika Maria ibu Yesus mengetahui bahwa anggur pesta pernikahan telah habis, dia meminta supaya Yesus melakukan mujizatnya. namun apa jawaban Yesus?
ayat 4; Kata Yesus kepadanya: "Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba."
Mungkin sampai saat ini kita berdoa kepada Tuhan memohon pertolongan dari-Nya. Namun sepertinya tiada jawaban dari Tuhan, lalu kita mulai putus asa. tetapi sesungguhnya Tuhan tidak pernah terlambat sekalipun sepertinya lambat. Jawaban Tuhan selalu ON TIME (tepat pada waktunya).
Seorang wanita mengidap penyakit pendarahan selama bertahun-tahun, barulah pada tahun ke-12 tepat pada waktunya Tuhan, dia disembuhkan oleh Yesus Kristus.
Juga ada seorang yang sudah puluhan tahun sakit dan menungu-nunggu dia disembuhkan oleh golakan air di kolam Betesda, barulah pada tahun ke-38 tepat pada waktunya Tuhan, dia disembuhkan oleh Yesus Kristus.
Alkitab berkata, semuanya indah pada waktunya Tuhan.
SIKAP KEDUA
Tetaplah beriman sekalipun keadaannya tidak terjangkau akal.
Ketika Maria melihat bahwa Yesus tidak segera melakukan mujizat-Nya, tetapi dia tetap percaya bahwa pasti terjadi mujizat. Sepertinya tidak ada lagi harapan, tetapi dia tetap mengharapkan mujizat terjadi. Apa tindakan iman Maria saat Yesus sepertinya tidak mau melakukan mujizat?
Ayat 5; Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: "Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!"
Apakah di sini Maria memaksakan kehendak-Nya? Sama sekali tidak! Tetapi dia beriman bahwa akan terjadi mujizat.
Mungkin saat ini keadaan kita sepertinya tidak ada lagi harapan. Dokter mungkin sudah memvonis kita bahwa kita tidak ada lagi harapan sembuh. Tetapi percayalah kalau Tuhan menghendaki kita sembuh, kita pasti sembuh. Kita mestinya tetap beriman sekalipun keadaan di sekeliling kita gelap dan tak pasti.
Sarah menurut logika tidak mungkin memiliki keturunan karena dia sudah mati haid, tetapi karena janji Tuhan adalah ya dan amin, dia melahirkan di usia sangat lanjut.
SIKAP KETIGA
Taatilah firman Tuhan walaupun itu mungkin tidak kita mengerti.
Ayat 7-8 Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu: "Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air." Dan merekapun mengisinya sampai penuh. Lalu kata Yesus kepada mereka: "Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta." Lalu merekapun membawanya.
Seringkali firman atau perintah Tuhan itu sukar dimengerti. Namun kita perlu suatu ketaatan untuk melakukannya.
Si pelayan itu disuruh membawa air (saat itu air masih tetap air belum jadi anggur). Tentu ada resiko bila itu tetap jadi air, para pelayan pasti dimarahin atau mungkin akan dimaki habis-habisan oleh si pemimpin pesta. Namun mereka taat melakukan perintah Tuhan, apapun resikonya.
Saat sepuluh orang kusta meminta kesembuhan kepada Tuhan Yesus, Tuhan Yesus berkata:
Lukas 17:14 Lalu Ia memandang mereka dan berkata: "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam."
Menurut agama Yahudi, orang penyakit kusta tidak boleh menghadapa imam kecuali mereka sudah tahir dan ingin meyakinkan ketahirannya. Ini suatu perintah yang sukar dimengerti namun mereka melakukannya, lalu apa upah ketaatan mereka?
Ayat 14 b; Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir.
Tiga sikap di atas perlu kita alami di tengah-tengah kemelut di negeri ini yang penuh dengan ketidakpastian.
Tuhan memberkati.
Janner Pasaribu