Saturday, July 31, 2010

Kaki Indah Orang Neme

KAKI-KAKI INDAH ORANG NEME

"Bagaimana elok ... kaki orang yang memberitahu barang yang baik, yang memperdengarkan assalam ... (Yesaya 52:7 Terjemahan Lama)

"How beautiful are the feet of them that preach the gospel of peace, and bring glad tidings of good things!" (Roma 10:15b)

Sekelompok orang Neme di Papua Nugini memiliki kaki-kaki indah! Namun bukan karena bentuknya yang bagus dan kulitnya yang halus, karena kaki-kaki mereka justru besar. kasar, dan jelek bentuknya. Yesaya memberikan gambaran yang tepat untuk kaki-kaki orang Neme ini, yaitu
"kaki-kaki yang indah" karena mereka memakainya untuk berjalan, dengan bertelanjang kaki, melintasi hutan berhari-hari supaya mereka dapat belajar menterjemahan Alkitab. Mereka ingin membawa Kabar Baik itu agar bisa dibaca dalam bahasa yang mereka mengerti.

Steph dan Beth (bukan nama asli) sedang berada di desa Arammba di Papua Nugini dalam rangka mengikuti program "Discovery" dari Wycliffe. Pada awalnya mereka berada di sana hanya untuk melakukan observasi terhadap penerjemahan Alkitab ke dalam bahasa Arammba yang sedang dilakukan oleh Marco dan Alma B.

Tetapi saat berada di sana mereka terlibat dalam peristiwa yang tidak mereka duga, yaitu ketika desa Arammba kedatangan sekelompok orang ini terdiri dari guru sekolah, seorang pendeta dan istrinya, seorang mahasiswa Sekolah Alkitab, dan lima orang lainnya. Orang-orang ini menempuh perjalanan menuju Arammba untuk belajar tentang penerjemahan Alkitab.

Dengan kemampuan bahasa Inggris mereka yang sangat terbatas, orang-orang Neme itu berusaha mengajarkan bahasa Neme kepada kedua orang asing ini. Mereka melewatkan waktu lima hari untuk mempelajari bahasa Neme sekaligus memeriksa huruf-huruf yang ada agar bisa mewakili semua bunyi-bunyian yang berarti dalam bahasa Neme.

Pada hari ke lima, mereka semua memutuskan untuk mulai menterjemahkan ayat penting dari Yohanes 3:16 kedalam bahasa Neme. Setelah melewati berbagai proses, dengan bantuan dan arahan dari Steph dan Beth dan sambil mendiskusikan konsep-konsep seperti Allah, anugerah, kasih, dan iman, orang-orang Neme akhirnya berhasil membuat terjemahan untuk ayat Yohanes 3:16.

Puncak dari proses penerjemahan itu adalah ketika ayat yang sudah diterjemahkan tersebut mereka tulis dengan tinta hitam permanen di selembar kain putih yang berasal dari karung tepung. Proses penulisan ini ternyata menimbulkan kehikmatan tersendiri karena mereka menyadari bahwa inilah kata-kata Tuhan sendiri yang sedang diwujudkan dalam bentuk tulisan. Ketika proses ini selesai, senyum membias lebar di wajah mereka semua.

Pada saat akan berpisah, si pendeta Neme memohon kepada Steph dan Beth untuk mengabarkan pada teman-teman mereka dan gereja-gereja di Amerika bahwa Neme sangat membutuhkan konsultan penerjemah yang dapat memberikan pelatihan untuk menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Neme.

Pada tahun 1932, untuk pertama kalinya orang Neme mendengar Injil melalui bahasa yang bukan bahasa ibu mereka, dan sampai kini mereka telah menunggu 68 tahun untuk dapat membaca firman Tuhan dalam bahasa
mereka sendiri. Beberapa lama lagi mereka harus menunggu?

Disadur dari: In Other Words (WBT/USA, Triwulan ke-3 tahun 2000)
Sumber: Berita KARTIDAYA, Triwulan I tahun 2001

Popular Posts