Friday, April 14, 2017

Fitnah

"Sebab mulut orang fasik dan mulut penipu ternganga terhadap aku, mereka berbicara terhadap aku dengan lidah dusta; dengan kata-kata kebencian mereka menyerang aku dan memerangi aku tanpa alasan. Sebagai balasan terhadap kasihku mereka menuduh aku, sedang aku mendoakan mereka."
Mazmur 109:2-4

Pepatah mengatakan; 'Fitnah lebih kejam dari pembunuhan.' Walaupun tidak membunuh secara fisik, tetapi memfitnah mampu membunuh karakter seseorang, sampai menghancurkan karirnya, masa depannya dan reputasinya. Hal ini seringkali dilakukan oleh para politikus atau pelaku bisnis yang menempuh cara yang kotor untuk menjatuhkan reputasi lawannya, dan meraih keuntungan bagi dirinya.

Perhatikan apa yang dikatakan Daud dalam Mazmur 15:1-3: "TUHAN, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus? Yaitu dia yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya, yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya, yang tidak berbuat jahat terhadap temannya dan yang tidak menimpakan cela kepada tetangganya." Dengan kata lain, orang yang suka memfitnah tidak akan mendapat bagian dalam kerajaan sorga.

Mereka yang melakukan fitnah pada awalnya akan merasa puas karena keinginannya untuk menghancurkan orang lain telah berhasil. Mereka lupa bahwa cepat atau lambat apa yang ditabur itu juga yang akan dituai. Imamat 19:16 memperingatkan: "Janganlah engkau pergi kian ke mari menyebarkan fitnah di antara orang-orang sebangsamu; janganlah engkau mengancam hidup sesamamu manusia; Akulah TUHAN."

Ketika kita mengalami fitnahan yang membuat reputasi kita hancur dan tercoreng, hingga kita menyimpan kemarahan, kebencian dan kepahitan di dalam hati dan terbersit untuk melakukan pembalasan. Roma 12:19 katakan; "Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan." (Roma 12:19)

Rasul Paulus menasehati: "Perhatikanlah, supaya jangan ada orang yang membalas jahat dengan jahat, tetapi usahakanlah senantiasa yang baik, terhadap kamu masing-masing dan terhadap semua orang." (1 Tesalonika 5:15). Apapun yang dilakukan orang terhadap kita, Tuhan ingin melihat respon kita. Ketika Tuhan mengizinkan sesuatu terjadi pada kita, sebenarnya Ia sedang membentuk kita agar menjadi serupa denganNya. Lakukan saja yang terbaik seperti untuk Tuhan, maka Tuhan akan memulihkan bahkan mengangkat kita tinggi.

Sumber : Pdt Sylvia Supangkat, GPIA El Shaddai Bekasi

Popular Posts