TAK AKAN BERKEKURANGAN (1 Raja-raja 17:8-16)
Dikirim oleh : Evi Sjiane Djiun
Siapa memberi kepada orang miskin tak akan berkekurangan ... (Amsal 28:27)
Sekitar tahun 1964, perekonomian Indonesia mengalami keterpurukan. Meski demikian, sepasang suami istri masih mengulurkan tangan untuk menolong orang yang lebih tak berpunya. Di rumah kontrakan mereka yang sangat sederhana, mereka masih menampung sebuah keluarga untuk sama-sama tinggal di situ. Sampai-sampai, mereka sendiri harus tidur berdesakan dengan sepuluh anak mereka dalam sebuah kamar. Namun, Tuhan memelihara mereka. Dan kini, setelah berpuluh tahun kemudian, anak-anak mereka memiliki kehidupan ekonomi yang jauh lebih baik.
Pada zaman Elia, Tuhan bertitah tidak akan menurunkan hujan ke tanah Israel selama 3 tahun 6 bulan. Air di sungai pun menjadi kering. Tak heran, si janda Sarfat hanya memiliki sedikit tepung dan minyak untuk ia dan anaknya. Namun, karena ketaatannya kepada Tuhan dengan memberikan makanan bagi Elia, sang nabi, Tuhan memelihara hidup sang janda dan anaknya selama masa kekeringan.
Kita terkadang berpikir bahwa kita mesti menjadi kaya lebih dulu untuk dapat menolong orang lain. Namun, banyak orang sulit merasa dirinya cukup sehingga ia dapat menolong orang lain, sebab pada dasarnya manusia selalu merasa tidak puas dan berkekurangan. Sebaliknya, hati yang mau memberi dan menolong orang lain sesungguhnya tidak pernah bergantung dari berapa banyak yang dimiliki. Sebab tindakan ini lahir dari hati yang mau taat dan mengasihi Tuhan. Dan jangan khawatir, Tuhan akan memelihara orang-orang yang mengasihi Tuhan sedemikian dalam sehingga kita tak akan berkekurangan --VT
MEMBERI BUKAN HANYA KARENA KITA SUDAH BERLEBIH NAMUN KARENA KASIH TUHAN SELALU HARUS DIBAGI
Sumber : Renungan Harian