Tuesday, September 21, 2010

Apa Yang Ada Di Tanganmu?

Apa yang ada di tanganmu?
Oleh : Pdt. Liang
Gereja Anugerah, Taiwan (11 Nov 2001)

PROLOG

Dua minggu yang lalu, ketua sekolah minggu dan beberapa guru dari gereja kami pergi ke Taipei untuk menghadiri sebuah acara bi-lingual ttg bahan pelatihan untuk acara natal.Ketika mereka kembali, saya bertanya apa yang mereka dapatkan dari acara tsb. Ada seorang saudara yang membagikan pengalamannya. Ia melihat seorang pembicara yang bisa menggunakan balon untuk membentuk berbagai benda-benda yang terdapat di Alkitab. Pembicara itu menggunakan balon yang panjang dan membentuk benda-benda seperti ketopong, pedang, ketapel dll dalam kisah "Daud dan Goliat". Sungguh mengasyikkan sekaligus bisa mengajarkan firman Tuhan.

Dalam kehidupan kita sehari-hari ada banyak orang yang memiliki tangan seniman, mereka dapat membuat barang-barang indah dan unik dari benda-benda yang sepertinya tidak terpakai, bahkan bisa menggunakan benda-benda itu untuk menyebarkan firman. Tahun lalu ketika kami masih di Amerika, saya dan istri saya menerima undangan untuk memimpin acara untuk anak-anak sebuah gereja. Kami lalu mengundang pemimpin dan pengerja gereja tsb untuk membantu kami menyiapkan bahan-bahan. Bahan-bahan yang kami gunakan semuanya adalah "sampah rumah tangga". Misalnya: kardus bekas, susu cair, kulit telur, kardus jagung kering, dll. Kami lalu menggunakan benda-benda itu dan menjadikannya berbagai barang baru yang berguna. Sebuah benda yang biasa, jika ingin dijadikan tidak biasa, harus dilihat benda itu ada di tangan siapa.

PERIKOP YANG DIGUNAKAN

Di bawah panas terik matahari, ada seorang laki-laki tua sedang menggembalakan domba ke padang rumput. Orang ini adalah tokoh kita pada hari ini -- Musa. Musa menggembalakan domba di padang rumput ini sudah hampir 40 thn. Empat puluh tahun yang lalu, karena sebuah kasus pembunuhan ia melarikan diri ke tanah Midian, bertemu dengan Yitro yang kemudian menerimanya menjadi menantunya, lalu bekerja serta mendirikan rumah tangganya sendiri di Midian ini.

Sampai suatu hari, ketika ia sedang menggembalakan domba, ia melihat sebuah semak yang terbakar. Di tempat seperti itu, karena cuaca panas dan kering, bukanlah hal yang aneh melihat semak-semak tiba-tiba terbakar. Pada mulanya Musa tidak menghiraukan semak yang terbakar itu, tetapi kemudian ia melihat ada suatu kejanggalan. Semak tersebut ternyata sama sekali tidak terbakar oleh api. Maka Musa memutuskan untuk mendekat dan melihat apa sebenarnya yang terjadi. Ketika ia mendekat, tiba-tiba ada suara yang berkata:"Tanah tempat engkau berdiri itu adalah kudus. Tanggalkan kasutmu." Musa menghadapi suara yang tiba-tiba muncul itu menjadi ketakutan dan tersungkur di tanah, tidak berani mengangkat mukanya. Tuhan ingin Musa kembali ke tempat asalnya, membawa saudara-saudaranya keluar dari Mesir. Percakapan ini mengubah seluruh hidup Musa dan secara bersamaan juga mengubah nasib sebuah bangsa.

Ketika Tuhan memberi perintah untuk Musa kembali ke Mesir, Musa menolaknya. Alasannya karena orang Mesir tidak akan percaya bahwa Tuhan sungguh-sungguh mengutus dia.

Saudara sekalian, apakah alasan Musa ini masuk akal? Masuk akal sekali! Hari ini jika ada orang asing yang berkata kepadamu,"Saya adalah utusan Tuhan, dan Tuhan memerintahkan saya membawamu ke sini dan ke situ..." apakah anda akan percaya? Jangan mudah percaya. Jangan karena ada kata "Tuhan" di dalam kalimatnya lalu anda percaya begitu saja. Bisa jadi dia adalah penipu yang berbisnis jual beli orang. Jaman sekarang penipu yang menggunakan alasan agama itu banyak sekali. Kalian harus hati-hati.

Bagaimana Tuhan menjawab Musa? Tuhan menjawab:"Aku tahu mereka tidak akan percaya padamu. Bahkan mereka akan berkata kalau 'Yehovah, Tuhan bangsa Israel, tidak pernah menampakkan diri kepada kamu!'". Jadi Tuhan sudah tahu mereka tidak akan mendengarkan Musa, untuk apa mengutus Musa ke sana?

Selanjutnya Tuhan bertanya kepada Musa,"Apa yang ada di tanganmu?" Musa menjawab,"Tongkat." Tuhan berkata,"Lemparkan itu ke tanah." Musa melemparkannya ke tanah, dan tongkat itu berubah menjadi ular. Musa terkejut dan melarikan diri. Tuhan berkata lagi kepada Musa,"Ulurkan tanganmu dan peganglah ekornya, ia akan menjadi tongkat kembali di tanganmu. Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: Yehovah, Tuhan nenek moyangmu, Tuhan Abraham, Tuhan Ishak dan Tuhan Yakub, telah mengutus aku kepadamu."

Keseluruhan cerita tidak berakhir di sini. Tetapi kita sudah bisa melihat 3 hal penting dalam melayani Tuhan:

Point 1. KITA HARUS MELIHAT APA YANG KITA MILIKI

TUHAN berfirman kepadanya: "Apakah yang di tanganmu itu?" Jawab Musa: "Tongkat." (Kel 4:2)

Musa melihat di tangannya ada sebuah tongkat gembala, tetapi hari ini banyak orang tidak bisa melihat di tangannya ada apa. Ketika Tuhan memanggil seseorang untuk melayaninya, orang-orang ini memiliki banyak sekali alasan. "Aku tidak pandai bicara..." "Aku sibuk, tidak ada waktu." "Aku tidak terbeban." "Imanku tidak cukup besar." "Aku tidak punya kemampuan apa-apa..." dst.

Dunia kita ini terus menerus mengatakan kepada kita bahwa kita harus menjadi yang terbaik, jadi kita terus menerus bersaing. Kita selalu merasa kita harus menjadi yang terbaik, yang terbaik, dan yang terbaik.. kita lupa bahwa sekalipun kita bukan yang terbaik, tetapi Tuhan tetap bisa memakai kita, bahkan memakai kita dengan lebih baik.

Jumat kemarin, saya menerima sebuah majalah Kristen. Dalam majalah ini ada seorang bernama Lena Maria. Kalian tahu siapa dia? Saya tidak tahu sampai saya membaca kisah hidupnya di majalah tersebut. Gadis ini dilihat dari wajah cukup cantik, tapi jika dilihat ke bawah tidak cantik lagi. Ia hanya memiliki satu kaki, sejak lahir dia tidak memiliki tangan dan kaki kanan. Tetapi sejak dulu dia tidak pernah merasa minder atau rendah diri. Dia berkata,"Aku tidak pernah melihat cacat diriku sebagai suatu hal yang menyakitkan. Mengapa pula harus begitu? Lagipula aku tidak pernah merasa diriku adalah orang cacat, aku hanya merasa inilah keadaanku waktu aku dilahirkan. Inilah rupaku, yah, begitu saja." Ketika teman sekolahnya mengejeknya,"Selamat pagi si kaki satu!" dia dengan santai menyahut,"Selamat pagi juga, si kaki dua!".

Saat ini ia adalah seoarang penyanyi kelas internasional. Bulan Maret tahun ini dia datang ke Taiwan, beribu-ribu pengunjung memadati lokasi. Mereka yang tidak bisa masuk ke dalam gedung pentas hanya bisa berdiri di luar melihatnya menyanyi dari layar.

Tuhan memakai dia melebihi penyanyi Taiwan, HK, dan seluruh ratu dan raja penyanyi di dunia. Artis-artis itu sekalipun memilili banyak fans, tetapi mereka tidak pernah menyentuh kehidupan siapapun. Tidak pernah memberikan impact kepada dunia.

Jika hari ini Tuhan bertanya kepada Lena,"Apa yang ada di tanganmu?", saya yakin ia akan menjawab,"Saya punya satu kaki, suara yang indah, keluarga yang bahagia, .... dll dll dll...". Dia akan menghitung berkat dan anugerah yang Tuhan berikan kepadanya.

Point 2. KITA HARUS MEMBERIKAN APA YANG KITA MILIKI KEMBALI KEPADA TUHAN

Firman TUHAN: "Lemparkanlah itu ke tanah." Dan ketika dilemparkannya ke tanah, maka tongkat itu menjadi ular (Kel 4:3)

Apa arti sebuah tongkat bagi seorang gembala? Ia adalah sebuah lambang bahwa ia adalah seorang gembala, dan sekaligus sebuah senjata. Jika ada binatang buas datang menyerang kawanan ternaknya, ia akan menggunakan tongkat itu untuk menghalau binatang buas tersebut. Ketika Musa melemparkan tongkatnya ke tanah, itu juga berarti ia melemparkan identitas dirinya, mengikuti perintah Tuhan, melepaskan segala yang ia miliki di tangannya, dari tangannya berpindah ke tangan Tuhan.

Ketika orang kristen menyembah, paling suka menggunakan syair pujian. Sekarang kalian menggunakan syair pujian jaman sekarang, tetapi saya pribadi lebih suka menggunakan syair pujian jaman dulu (hymne). Ada seorang bernama Fenny Jane Crosbts yang dijuluki "Si Ratu Hymne". Itu karena ia menghasilkan 8000 hymne sepanjang hidupnya. Beberapa di antaranya: "Kembalikan segala kemuliaan kepada Tuhan", "Tuhan adalah bagianku selamanya", dll. Gereja di daerah timur maupun barat sangat menyukai syair pujiannya ini.

Fenny dilahirkan tgl 24 Maret thn 1820 di sebuah kota di New York. Nenek moyangnya adalah salah satu pendiri Univ. Harvard. Ketika ia berumur 6 minggu, ia terkena suatu penyakit yang menyebabkan penglihatannya semakin mundur. Karena ilmu kedokteran yang belum maju saat itu, ia pun kehilangan penglihatannya. Sejak ia berumur 49 tahun ia mulai menulis hymne, sebelumnya ia hanyalah seorang guru dan pembuat puisi bagi sekolah tuna netra. Jika ia tidak menyerahkan kemampuannya kepada Tuhan, maka seumur hidup ia hanya akan menjadi guru dan pembuat puisi yang buta. Tidak membawa perubahan besar kepada hidup orang lain. Tetapi karena Ia menyerahkan hidupnya, maka Tuhan memakai hidupnya untuk menghasilkan begitu banyak hymne yang telah menguatkan hati ribuan bahkan jutaan orang di seluruh dunia.

Apa yang kita miliki, termasuk bakat, pendidikan, kedudukan, dll, harus melewati pemberkatan oleh Tuhan baru bisa menjadi sesuatu yang memiliki kuasa untuk membantu orang lain, menghibur dan menguatkan orang lain. Jika tidak, maka lagu-lagu kalian hanya akan didengar dan populer di karaoke atau KTV (Karaoke TV); pendidikan kalian hanya bisa membuat kalian menulis novel kecil, puisi, prosa, tapi tidak bisa membawa keuntungan rohani bagi siapapun, tidak bisa menghibur dan menguatkan siapapun, tidak menghasilkan kehidupan apapun.

Ada sebuah organisasi internasional yang menerjemahkan alkitab ke berbagai bahasa di dunia. Mereka juga mengirimkan banyak penerjemah alkitab ke seluruh dunia, ke berbagai suku dan pelosok untuk menerjemahkan alkitab. Mereka selain membutuhkan para penerjemah juga membutuhkan berbagai macam orang, seperti;
1. Pilot. Pilot yang bisa menerbangkan pesawat kecil untuk penerjemah itu bisa sampai di tempat
2. Ahli komputer. Membuat berbagai soft-ware untuk alkitab yang sudah diterjemahkan
3. Operator. Membantu penerjemah mengetikkan terjemahan yang sudah jadi di komputer.
4. Teknikal pesawat. Membantu memelihara (maintanance) pesawat

Ada juga banyak macam pekerjaan lainnya, dan semuanya membutuhkan orang dengan keahlian yang berbeda-beda. Jangan sekali-kali meremehkan diri sendiri dengan mengatakan saya hanya buruh pabrik, pendidikan saya rendah, saya tidak bisa melakukan apapun untuk Tuhan. Asal kalian mau melihat apa yang ada di tangan kalian, melepaskannya, lalu menyerahkannya kepada Tuhan, Tuhan pasti akan menggunakannya dengan luar biasa.

Tongkat gembala itu ketika ada di tangan Musa, tongkat tetaplah tongkat. Tetapi ketika tongkat berpindah ke tangan Tuhan, tongkat bisa berubah menjadi ular. Ular Tuhan ini ketika di Mesir melahap habis ular-ular lain yang dibuat oleh tukang sihir Mesir.

Point 3. KITA HARUS MEMPERGUNAKAN APA YANG SUDAH DIBERKATI TUHAN ITU SEBAGAI ALAT UNTUK BERSAKSI BAGI TUHAN

"Tetapi firman TUHAN kepada Musa: "Ulurkanlah tanganmu dan peganglah ekornya" --Musa mengulurkan tangannya, ditangkapnya ular itu, lalu menjadi tongkat di tangannya
--"supaya mereka percaya, bahwa YEHOVAH, Tuhan nenek moyang mereka, Tuhan Abraham, Tuhan Ishak dan Tuhan Yakub telah menampakkan diri kepadamu." (Kel 4:4-5)

Tongkat yang telah diberkati Tuhan ini, sudah bukan lagi sebuah tongkat biasa, melainkan sebuah tongkat yang dapat melakukan mukjizat, menunjukkan hadirat dan kuasa Tuhan. Alkitab mencatat: Musa bersiap pergi ke Mesir, "dan tongkat Tuhan itu dipegangnya di tangannya" (Kel 4:20).
Jika kita mau menyerahkan semua apa yang kita miliki termasuk diri sendiri ke dalam tangan Tuhan, membiarkan Tuhan memisahkannya untuk menjadi kudus, semua itu tidak akan menjadi hal yang sama lagi. Bukan lagi barang biasa, tetapi membawa suatu kuasa, karena hadirat Tuhan menyertainya, dan semua itu bisa digunakan untuk menjadi kesaksian bagi nama Tuhan.

Majalah "Terang Dunia" mengisahkan ada seorang pengarang wanita, berhama Huang Mei Lian, dia adalah seorang Professor jurusan Seni dari Canada. Dia adalah seorang yang mengalami keterbelakangan otak. Ketika ia kecil, ia sangat minder, dan sering menerima ejekan teman-temannya. Kemudian ayahnya melihat hal tsb dan berkata,"Ini tidak bisa dibiarkan." lalu mengirimnya sekolah ke Amerika. Kemudian ia mendapat gelar Professor, dan sekarang ia ke mana-mana bersaksi untuk Tuhan, menulis artikel, membuka pegelaran seni, mengajar, melakukan kerja sosial.. dll.

Kalian tidak menyangka bukan? Tuhan memakai mereka yang memiliki keterbatasan fisik dan inteligen untuk menjadi saksi bagiNya.

Mungkin kalian berpikir mengapa saya hari ini mengambilkan contoh semuanya adalah orang cacat. Orang-orang yang kita panggil "orang cacat" ini, bisa melihat apa yang masih ada pada diri mereka untuk digunakan oleh Tuhan. Tetapi kita yang mengaku "orang sehat" ini, hanya bisa melihat kekurangan kita saja. Yang Tuhan pedulikan bukanlah berapa banyak bakat yang kalian miliki.... apakah tongkat tsb dari emas, dari perak....

...... tetapi yang Tuhan pedulikan adalah: Apakah kalian mau menyerahkan 'tongkat' itu, mengeluarkannya, dan membiarkan Tuhan memakainya.

PENUTUP

Alkitab mencatat banyak pahlawan. Semuanya adalah orang-orang yang menyerahkan hidup mereka kepada Tuhan dan membiarkan Tuhan memakai mereka. Tuhan bertanya kepada Daud:"Apa yang ada di tanganmu?" dan Daud menjawab,"Lima kerikil, Tuhan." "Bagus! Cukuplah itu." dan Goliat si raksasa itu pun terbaring tewas. Tuhan bertanya kepada John Bunyan di penjara,"Apa yang ada di tanganmu?" dan ia menjawab,"Sebuah pena, Tuhan."
"Bagus! Cukuplah itu." dan lahirlah sebuah buku yang luar biasa yang mengubahkan kehidupan banyak orang bahkan sampai saat ini: "Pilgrim Progress".

Jangan meremehkan apa yang anda miliki. Jika Tuhan memanggil anda untuk mengerjakan suatu perkara bagiNya, Dia pasti memampukan anda untuk menyelesaikannya. Tuhan hanya akan bertanya satu hal kepada anda:"Apa yang ada di tanganmu?".

Jika hari ini Tuhan bertanya kepada kita,"Apa yang ada di tanganmu?", kira-kira apa jawaban yang siap kita berikan kepadaNya?

Sekarang, pergunakanlah kasih karunia Tuhan yang sudah Ia berikan kepadamu, jangan pernah menganggapnya itu tidak cukup. Tuhan tidak menuntut kita untuk melakukan suatu perkara besar... Dia hanya meminta kita untuk setia. 2 Korintus 8:12
Sebab jika kamu rela untuk memberi, maka pemberianmu akan diterima, kalau pemberianmu itu berdasarkan apa yang ada padamu, bukan berdasarkan apa yang tidak ada padamu

"Apa yang ada di tanganmu?"

SELESAI.

GBU,
Idawati

Catatan: Terdapat kata "Yehovah" dalam ayat-ayat yang dipakai karena memang alkitab mandarin menuliskan "Yehovah" untuk kata "TUHAN" dalam alkitab Indonesia.

"Not by might, nor by power, but by My Spirit, says the Lord of host" (Zech 4:6)

Popular Posts