PENYALAHGUNAAN KUASA (1 Raja-raja 21:1-24)
Dikirim oleh : Evi Sjiane Djiun
Kata Izebel, isterinya, kepadanya: "Bukankah engkau sekarang yang memegang kuasa raja atas Israel? (1 Raja-raja 21:7a)
Kekuasaan. Didambakan oleh banyak orang. Orang berjuang, saling berebut, dan saling menjatuhkan demi memperoleh kekuasaan, berapa pun biayanya. Mereka rela mengeluarkan banyak uang, tenaga, dan waktu, menggunakan cara-cara curang. Tidak jarang orang minta pertolongan orang pintar, paranormal, atau menjalani ritual gaib. Mengapa? Karena orang beranggapan bahwa dengan memegang kuasa ia akan berhak bertindak apa saja tanpa ada yang mengalang-alangi.
Seperti itu juga pendapat Izebel ketika suaminya, Ahab, ingin memiliki kebun anggur Nabot, namun si pemilik kebun tidak mau menyerahkannya. Ia berkata, "Bukankah engkau sekarang yang memegang kuasa raja atas Israel?" (ay. 7a). Dengan kekuasaan suaminya, dengan licik dan keji, ia merencanakan dan memerintahkan pembunuhan atas Nabot demi memuaskan nafsu serakah sang suami (ay. 11-13). Pada awalnya semua itu berjalan mulus dan tidak menimbulkan dampak apa-apa. Akan tetapi, Allah yang Maha Melihat tidak tinggal diam. Nasib tragis menanti Izebel. Menurut firman Tuhan, anjing akan memakan Izebel di tembok luar Yizreel (ay. 23).
Banyak pejabat negara yang menggunakan wewenang dan kekuasaannya untuk memperkaya diri dengan korupsi. Padahal, kekuasaan yang dimiliki setiap orang itu berasal dari Tuhan (Roma 13:4) dan seharusnya didayagunakan untuk kesejahteraan bersama. Sedikit atau banyak, kita masing-masing juga mempunyai wewenang dan kekuasaan yang kelak harus kita pertanggungjawabkan di hadapan Allah, Sang Pemberi kuasa. --DT /Renungan Harian
KEKUASAAN BUKAN UNTUK MEMUASKAN AMBISI KITA, MELAINKAN UNTUK MEMPERMULIAKAN NAMA-NYA.
Sumber : Renungan Harian