SUKA DI BALIK DUKA (Yohanes 16:16-24)
Dikirim oleh : Evi Sjiane Djiun
Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Kamu akan menangis dan meratap, tetapi dunia akan bergembira; kamu akan berdukacita, tetapi dukacitamu akan berubah menjadi sukacita. (Yohanes 16:20)
Sewaktu istri saya melahirkan anak sulung kami, ia menanggung kesakitan yang luar biasa, hampir tak tertahankan. "Mau mati rasanya, " katanya. Anehnya, begitu ia mendengar suara tangis perdana bayinya, rasa sakit bersalin itu seakan-akan lenyap tertelan oleh sukacita yang tak terkatakan. Ia merasa menjadi seorang perempuan yang sempurna karena telah melahirkan seorang bayi.
Ketika mempersiapkan para murid menjelang penyaliban-Nya, Tuhan Yesus mengingatkan bahwa mereka juga akan mengalami pengalaman dramatis. Mirip dengan pengalaman seorang ibu yang melahirkan: kesakitan disusul dengan sukacita. Murid-murid juga akan menanggung dukacita yang mendalam karena kematian Guru mereka. Namun, dukacita mereka tidak akan berlangsung selamanya. Tuhan mereka tidak akan seterusnya berada di dalam kubur, tetapi akan bangkit dari antara orang mati. Dukacita mereka digantikan oleh sukacita yang mengubahkan hidup secara radikal: dari murid-murid yang ketakutan menjadi pemberita kabar baik yang tak takut pada ancaman hukuman mati. Kematian bukan lagi ancaman bagi mereka karena Tuhan mereka telah mengalahkan dosa dan maut.
Sebagai orang Kristen, kita bukan bersukacita karena segala keinginan kita terpenuhi. Kita bersukacita karena kita telah diselamatkan oleh kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Itulah sukacita yang kekal, sukacita yang tidak dapat dirampas oleh penderitaan atau penganiayaan, dan tidak binasa oleh sengat maut sekalipun. Bersukacitalah! --ENO
DUKACITA YANG MENDALAM TIDAK JARANG MERUPAKAN PINTU MENUJU SUKACITA TAK TERKIRA.
Sumber : Renungan Harian