TIDAK PERNAH PENSIUN (Mazmur 71:17-24)
Dikirim oleh : Evi Sjiane Djiun
juga sampai masa tuaku dan putih rambutku, ya Allah, janganlah meninggalkan aku, supaya aku memberitakan kuasa-Mu kepada angkatan ini, keperkasaan-Mu kepada semua orang yang akan datang. (Mazmur 71:18)
Masa pensiun bagi banyak orang cukup menakutkan, karena masa-masa itu mereka dianggap tidak produktif lagi. Tidak ada karya berarti yang dapat mereka hasilkan. Akibatnya, banyak orang lanjut usia putus harapan dan tidak bersemangat menjalani hidup. Jika melihat anak-anak muda yang perilakunya tidak karuan, mereka mulai mengomel dan menyalahkan mereka.
Sungguh berbeda dengan kerinduan pemazmur yang kita baca. Ia rindu masa tuanya menjadi masa yang produktif untuk terus memberitakan Pribadi dan karya Tuhan yang telah ia kenal sejak kecil (ayat 17-18). Yang menakutkan bagi pemazmur bukan masa tua itu sendiri, tetapi ketiadaan penyertaan Tuhan. Sebab itu ia memohon agar Tuhan tidak meninggalkannya (ayat 18). Ia telah melalui banyak kesusahan sekaligus banyak mengalami pertolongan dan penghiburan Tuhan; ia menyaksikan sendiri kebesaran, kesetiaan, dan keadilan Tuhan (ayat 20-23). Entah berapa lama lagi ia punya kesempatan, tetapi yang jelas hari-hari yang ada hendak ia gunakan untuk memperkenalkan Tuhan yang dikasihinya kepada generasi yang akan datang.
Hari ini tantangan bagi generasi muda makin besar. Ada banyak hal yang dapat menarik hati mereka jauh dari Tuhan. Adakah situasi ini membuat kita merasa tak berdaya? Ataukah kerinduan seperti yang dimiliki pemazmur kian membuncah di hati kita? Kita yang telah menerima pengajaran Tuhan dipanggil untuk mengajar generasi berikutnya. Tidak ada kata pensiun. Hingga tua dan putih rambut kita, kiranya Tuhan menolong kita untuk terus memberitakan Dia. --WPS
TIAP HARI ADALAH KESEMPATAN MEMBANGUN GENERASI YANG MENCINTAI TUHAN
Sumber : Renungan Harian