LEBIH SAYANG TUHAN (Kejadian 22:1-19)
Dikirim oleh : Evi Sjiane Djiun
"... dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku." (Kejadian 22:12,16)
Suatu kali, anak kami yang berumur tiga tahun mengalami demam tinggi sampai mengigau. Maka, saya peluk dia kemudian kami ajak berdoa bersama. Hati kecil saya berdoa kepada Tuhan dengan berkata, "Biar saya saja yang mengalami sakit seperti ini, jangan anak saya." Perasaan itu muncul karena rasa kasih sayang saya kepada anak pertama yang Tuhan anugerahkan bagi kami. Rasa sayang yang tentu juga dimiliki oleh kebanyakan orangtua.
Tuhan pun melihat rasa sayang yang begitu besar dalam diri Abraham kepada anak tunggalnya, Ishak (ayat 2). Abraham begitu sayang kepada Ishak sebab sekian lama ia menantikan anak ini dari Tuhan. Rasa sayang ini kemudian Tuhan uji, yaitu dengan meminta Abraham mempersembahkan Ishak sebagai korban bakaran kepada Tuhan (ayat 2). Bagaimana respons Abraham? Kasihnya yang besar kepada Ishak tentu memunculkan pergulatan batin yang berat. Namun, melihat tindakan iman yang ia lakukan (ayat 8-10) serta tanggapan Tuhan yang berkata: "dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku" (ayat 12, 16) menunjukkan bahwa Abraham lebih sayang kepada Tuhan. Kasihnya kepada Tuhan jauh melebihi kasihnya kepada Ishak. Kasihnya mengutamakan Dia yang berkuasa memberi dan mengambil (lihat Ayub 1:21).
Saat-saat ini, adakah hal-hal dalam kehidupan kita yang dapat mengalihkan kasih kita dari Tuhan? Pekerjaan, keluarga, harta, hobi, atau hal lain yang lekat di hati. Tuhan berkuasa memberi dan mengambil semua itu. Yang Dia minta, kita menjadikan-Nya yang terutama mulailah hari ini. --YKP
UTAMAKAN TUHAN LEBIH DARI SEGALANYA SEBAB DIA LAYAK MENDAPAT KESELURUHAN HIDUP KITA.
Sumber : Renungan Harian