Bukan Mencari Ketenaran (Markus 1:40-45)
Oleh : Deny S Pamudji
Berbeda dengan kecenderungan orang zaman sekarang, yang selalu ingin mencari popularitas atau ketenaran atau pencitraan, Yesus justeru merupakan tokoh yang bersahaja (low profile) bahkan boleh dikatakan tidak mau terlalu banyak orang tahu akan hal-hal yang ajaib (supra natural) yang dimiliki-Nya.
Mengapa Yesus tidak mau orang mengetahui kemampuan diri-Nya? Karena semakin banyak orang mengetahui kemampuan-Nya, maka semakin akan banyak orang yang datang kepada-Nya bukan karena ingin mendengar atau menikmati ajaran-Nya, melainkan mereka datang semata-mata untuk mendapat mukjizat.
Tidak salah juga jika orang berharap akan mukjizat, terutama bagi orang yang sudah sakit bertahun-tahun, kehilangan salah satu anaknya (ditinggal mati), dirasuk roh-roh jahat, buta, tuli, lumpuh. Apalagi jika mengidap suatu penyakit yang disebut kusta. Di mana setiap orang yang bertemu dengannya akan menghindar. Di mana setiap kali dia berjalan, di dalam kesakitannya, dia masih harus meneriakkan kata ‘najis, najis, najis’ agar setiap orang yang akan berhadapan/bertemu dengannya bisa tahu akan ada seorang kusta yang akan melintas.
Ada seorang penderita kusta yang rupanya telah mendengar tentang Yesus dan mukjizat yang dapat dilakukan-Nya. Maka dengan segala upayanya, dia tidak ragu untuk menemui Yesus dan ketika dia bisa menghampiri Yesus, dia segera berlutut padanya dan menyatakan imannya “Kalau Engkau (Yesus) mau. Engkau dapat mentahirkan aku.”
Iman yang sungguh dan direspon oleh Yesus “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu pula, kustanya hilang total dan dia menjadi orang yang sehat sempurna. Yesus kemudian menasihatkan dia untuk melakukan aturan Taurat agar dia segera menemui para imam sehingga bisa dinyatakan sebagai tahir dan juga mempersembahkan persembahan syukur serta yang terpenting tidak memberitahukan orang lain tentang kesembuhan yang Yesus perbuat.
Namun sukacita orang itu tidak dapat dibendung. Di mana-mana dan ke mana-mana dia berada, dia bersaksi tentang kesembuhan yang Yesus lakukan dan akibatnya Yesus menjadi tenar sehingga sulit bagi-Nya untuk melakukan perjalanan misi dalam menyebarkan ajaran tentang Kerajaan Allah.
Popularitas bukanlah hal yang Yesus cari. Apakah kita justeru sebaliknya ingin membuat diri kita menjadi populer atau lebih populer daripada Yesus? Jangan lupa kita mengemban amanat untuk mengabarkan berita suka cita pada setiap orang. Jangan sampai kita lebih mencari kepopularitasan lebih daripada tugas yang harus kita lakukan. Tuhan Yesus memberkati selalu.