Dalam Cobaan (Matius 14:22-33)
Oleh : Deny S Pamudji
… “Imanmu sangat kecil. Mengapa engkau ragu-ragu?”
Dulu saya pernah mengandai-andai menjadi murid Yesus secara langsung. Terbayang betapa nikmatnya berada dengan-Nya dan karena kedekatan dengan-Nya pasti tidak akan merasa ragu ataupun bimbang. Bukankah semua mukjizat bisa dilakukan Yesus? Penyakit kusta, pendarahan 12 tahun, bisa sembuh, orang lumpuh berjalan, orang buta melihat, bahkan orang mati dibangkitkan. Setan dan roh-roh jahat bisa diusirnya. Makanan dapat digandakannya dan air bisa diubah menjadi anggur. Jadi apa yang perlu dikuatirkan?
Namun kenyataannya, murid-murid Yesus justeru rentan terhadap kebimbangan, keraguan, dan ketidakpercayaan. Murid-murid Yesus kurang mengenal gurunya dengan baik. Walau banyak perbuatan ajaib dilakukan dihadapan mereka oleh Yesus dan bahkan mereka juga turut dalam melakukan perbuatan ajaib tersebut, mereka tetaplah sama seperti kita yang mudah sekali melupakan perbuatan ajaib Tuhan yang telah terjadi pada kita.
Boleh dikatakan kita selalu menuntut Tuhan melakukan perkara ajaib setiap detik dalam hidup kita alias kalau bisa, kita hidup bebas dari ketidaknyamanan, entah itu berupa sakit, cobaan, atau apa pun. Ya, maunya hidup enjoy dan happy terus.
Dalam bacaan di atas, Tuhan mengajarkan jika kita ingin hidup kita berada di atas angin ribut dan ombak, maka yang perlu kita lakukan ialah tetap menatap-Nya dan percaya pada-Nya setulus hati kita.
Petrus bisa berjalan di atas air ketika dia dengan antusias/semangat datang kepada-Nya dan Petrus mulai tenggelam ketika dia mulai atau memperhatikan angin ribut dan ombak yang ada disekitarnya.
Ini sering terjadi dalam hidup kita. Ada kalanya kita mulai larut dalam penderitaan atau persoalan yang kita alami. Kita tenggelam dan semakin tenggelam sehingga kita tidak lagi melihat jalan keluar untuk itu.
Jika kita sekarang berada dalam posisi ini dan kita tidak lagi dapat melihat selain hanya persoalan kita, maka yang harus kita lakukan ialah minta pertolongan Tuhan, seperti kata Petrus pada Yesus, “Tuhan, tolonglah aku!” (ayat 30) dan jika kita mau ditolong Yesus, maka yang perlu kita lakukan ialah menaruh iman kita pada-Nya, artinya kita mempercayai sepenuh-penuhnya pada-Nya.
Pada saat kita mulai beriman pada-Nya, maka pada saat itulah tangan-Nya yang penuh kuasa akan mengangkat kita dari ketenggelaman kita dan penyebab permasalahan kita (angin ribut) akan berhenti dengan sendirinya sehingga ombak pun tidak terjadi.
Jadi apa rahasia untuk kita bisa tetap berjalan di atas air mengatasi angin ribut dan ombak? Hanya beriman sepenuhnya pada Dia yang mempunyai kuasa atas segala kekuatan yang berada di bumi maupun di sorga, yakni Yesus. Pertanyaannya sekarang ialah sudahkah engkau menerima Dia dalam hidupmu. Tuhan memberkati selalu.