Tuesday, December 21, 2010

Sudut Pandang

As a man thinks in his heart, so is (Proverbs 23:7)

Seorang pemuda negro dengan wajah sedih mendatangi Pdt. Robert H. Schuller. "Pak pendeta, semuanya kacau. Aku ini orang yang malang," katanya penuh keputusasaan. Dengan rasa penasaran pendiri gereja The Crystal Cathedral di California itu balik bertanya, "Lho, memangnya ada apa?" Spontan si negro menyahut, "Aku ini orang yang celaka. Aku terlahir sebagai negro. Tidak mungkin aku bisa sukses dalam hidup ini."
Sejenak Robert terdiam, lalu berkata, "Saudaraku, saudara berasal dari keturunan mana?" Kembali si negro menjawab dengan nada putus asa. "Nenek moyangku dari Afrika. Kami keturunan budak yang diangkut dengan kapal dari Afrika ke Amerika. Itulah sebabnya aku tidak mungkin sukses dalam hidupku," ujarnya.
"Saudaraku, coba renungkan kembali. Puluhan tahun lalu saat nenek moyang Saudara datang ke sini tentu mereka menaiki kapal. Saat itu kapal-kapal yang ada belum secanggih sekarang. Teknologi pelayaran pun masih kuno. Tentu mereka menempuh perjalanan berbulan-bulan. Jika tidak kuat, mereka akan mati di atas kapal. Nenek moyang Saudara tentu sangat kuat hingga dapat bertahan hidup sampai ke Amerika ini. Saudara adalah keturunan orang kuat!" jelas Robert yang juga pakar possibility thinking itu.

Pemuda negro itu terdiam sembari merenungkan pernyataan Robert. "Benar juga. Aku ini keturunan orang kuat. Kalau nenek moyangku lemah tentu aku tidak akan ada sekarang ini," katanya membenarkan penjelasan Robert.
"Saudara juga harus tahu, kalau nenek moyang Saudara adalah para pekerja keras. Jika tidak, tentu mereka sudah mati sejak tiba di Amerika. Entah karena penindasan atau penyakit," lanjut Robert.
Si negro kembali mengamini ucapan Robert. Perlahan namun pasti kepercayaan dirinya mulai tumbuh, "Aku ini keturunan orang yang kuat dan pekerja keras."

Tahun-tahun pun berlalu. Suatu hari Robert kedatangan tamu seorang pemuda negro yang gagah dan berpakaian rapi. "Saudara, rasanya saya pernah bertemu Saudara.
Namun maaf, saya lupa," kata Robert.
"Pak Pendeta, sayalah pemuda negro yang putus asa saat datang menemui Bapak beberapa tahun silam. Berkat motivasi Bapak, sekarang saya bisa menjadi orang sukses. Saya kini seorang dokter. Terima kasih Pak Pendeta," kata si negro.

Robert Schuller sangat terharu. Ia tidak menyangka kalau ucapannya beberapa tahun silam telah berhasil mengubah hidup seorang anak manusia.

Sumber : Bahana – Mitos Sukses

Popular Posts