Wednesday, January 23, 2013

Mimpi

DASAR BERTINDAK (Galatia 1:11-23)
Dikirim oleh : Evi Sjiane Djiun

Karena aku tidak menerimanya dari manusia dan bukan manusia yang mengajarkannya kepadaku, tetapi aku menerimanya melalui penyataan Yesus Kristus. (Galatia 1:12)

Pada tahun 1973, Loren Cunningham memimpin tim Youth With A  Mission (YWAM) untuk membeli sebuah kapal besar bagi penginjilan dunia dan menjadi sorotan publik. Segala kelancaran membuat fokus mereka beralih dari Tuhan kepada kapal. Tuhan menegur melalui  firman-Nya dan menyatakan bahwa mimpi tentang kapal itu harus "mati". Sedih, hancur, malu, mungkin menggambarkan suasana hati  Loren dan tim ketika harus membatalkan pembelian dan kehilangan uang muka. Namun, ia menulis: Tuhan memberi kami kesempatan untuk memberi  penghormatan yang lebih besar bagi-Nya dengan membiarkan mimpi kami mati, sehingga Dia dapat membangkitkan-Nya kembali. Sembilan tahun kemudian, kapal penginjilan YWAM yang pertama dinamakan Anastasis yang artinya "kebangkitan"

Kesaksian ini mengingatkan saya pada awal pelayanan rasul Paulus.  Bayangkanlah perasaannya saat menjadi "sorotan publik": ini dia si  penganiaya jahat, syukurlah sekarang ia bertobat. Ia harus kehilangan karir dan reputasinya di antara para pemuka agama Yahudi,   meninggalkan Yerusalem untuk pergi ke Arab, bersaksi di tengah bangsa non Yahudi. Rasul terpelajar ini juga harus belajar bekerjasama dengan para rasul lain dari latar belakang nelayan dan tukang kayu (ayat 18-19). Namun yang menjadi dasar Paulus melangkah adalah pernyataan Tuhan, bukan manusia, jadi ia tidak mundur (ayat11-12). Hasilnya? Tuhan dimuliakan (ayat 23)!

Apa yang akan Anda lakukan jika Tuhan berkata bahwa mimpi-mimpi Anda  harus mati agar Dia mendapat penghormatan yang lebih besar? Apa yang akan Anda jadikan dasar untuk bertindak? Pendapat manusia, atau  kebenaran firman Tuhan? --ELS

TUHAN, TOLONG AKU PEKA DAN TAAT ARAHAN-MU KARENA RENCANA-MU JAUH LEBIH BAIK DARI RENCANAKU

Sumber : Renungan Harian

Popular Posts