Mengikuti Teladan Kristus (1 Petrus 2:18-25)
Oleh : Deny S Pamudji
… tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia dari Allah. (1 Petrus 2:20)
Penderitaan manusia banyak rupanya dan sulit untuk dijabarkan satu persatu. Dan penderitaan manusia tidak bertautan erat dengan harta, kedudukan, tingkat sosial, dan lain sebagainya. Semua orang bisa menderita, baik dari yang miskin, hingga seorang konglomerat yang berlimpah harta. Cuman yang berbeda ialah jenis penderitaannya.
Firman Tuhan hari ini mengatakan penderitaan itu wajar kita terima jika kita melakukan hal yang salah. Mencuri atau korupsi kemudian masuk penjara, itu wajar. Mengfitnah atau menebar kabar palsu kemudian dituntut orang, itu pun wajar. Penderitaan yang seharusnya jika kita melakukan suatu kesalahan.
Penderitaan apakah yang baik menurut Firman Tuhan? Penderitaan yang kita alami ketika kita melakukan hal yang baik. Ketika kita menolong orang lain, dan kita dicemooh, itu merupakah penderitaan yang baik. Ketika kita menginjil, dan kita dicaci, itu merupakan penderitaan yang baik. Ketika kita ingin beribadah, dan kita dilempari batu dan kotoran, itu merupakan penderitaan yang baik. Secara singkat, penderitaan yang baik ialah penderitaan yang kita dapatkan ketika kita melakukan suatu kebenaran, suatu hal yang tidak melanggar hukum, suatu hal yang tidak melanggar etika apa pun.
Penderitaan yang baik juga mencakup kemampuan untuk bertahan, tidak membalas walaupun kita mempunyai kekuatan untuk itu. Ketika Yesus ditampar dalam keadaan mata ditutup, apakah Dia tidak mengetahui siapa yang menampar-Nya sedang Dia mengetahui jauh apa yang dilakukan seorang perempuan Samaria? (Yohanes 4) Ketika Yesus ditangkap, apakah Dia tidak mampu membebaskan diri Dia, sedang Dia sanggup merebahkan beberapa tentara hanya karena perkataan-Nya? (Yohanes 18:1-6)
Suatu karunia demikian Firman Tuhan menegaskan kepada kita tentang penderitaan karena melakukan sesuatu yang benar. Jadi apabila saat ini kita menderita, pertama periksalah dahulu apakah penderitaan itu wajar untuk kita terima. Jika setelah kita mempelajari ternyata kita tidak melakukan sedikit kesalahan pun, maka saat itulah kita harus bersyukur atas penderitaan yang kita alami.
Kita bersyukur bukan karena penderitaan itu, tetapi dikarenakan kita diberikan suatu kesempatan untuk menikmati bagaimana Kristus mengalami penderitaan yang sama. Dihina, dicaci, dipukul, dituntut, dilempari, diludahi, dan terakhir disalib.
Tetaplah tekun melakukan hal yang benar walau harus menderita. Dalam penderitaan itu iman kita diuji dan kita dapat memberikan penguatan pada orang lain setelah kita melewati segala rintangan menuju iman yang sejati. Tuhan Yesus memberkati selalu.